Alo Dokter, ijin ikut berdiskusi ya, saat membahas suhu >39, kita perlu mengingat 3 terminologi terkait yaitu demam, heat stroke, dan malignant hyperthermia. 

Pada demam, terjadi kenaikkan suhu akibat stimulus internal, paling sering respon tubuh terhadap infeksi. Jadi demam itu sendiri sebenarnya mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen -- dan dalam hal ini, kenaikkan suhu pada demam adalah sesuatu yang bermanfaat. 

Pada heat stroke, terjadi kenaikkan suhu akibat eksposur terhadap cuaca yang panas (eksternal), contohnya, terjemur seharian  atau melakukan olah raga yang berlebih di cuaca panas. Jika terjadi heat stroke, maka dapat mengakibatkan rhabdomyolisis, kegagalan organ, bahkan mortalitas bila tidak segera ditangani. 

Sedangkan pada malignant hyperthermia/hyperpyrexia, kenaikan suhu sebagai bentuk reaksi berat terhadap obat anestesi umum yang menyebabkan kontraksi otot jadi rhabdomyolysis. Malignant hyperthermia/hyperpyrexia ini merupakan kelainan genetik. 

Jadi, menjawab pertanyaan Dokter, jika kenaikan suhu pada heat stroke harus dirawat karena suatu emergensi, sedangkan pada anak mengalami malignant hyperthermia juga harus diterapi dan obat pemicu segera dihentikan (tetapi pada kasus ini biasanya anak sudah ada di rumah sakit).

Lalu untuk demam sendiri, sebenarnya tidak selalu harus dirawat inap kecuali terdapat tanda-tanda bahaya.

Semoga membantu, ya Dok.

Berikut artikel lain yang mungkin bisa membantu Dokter:

https://www.alomedika.com/5-alasan-tidak-perlu-mengobati-demam

https://www.alomedika.com/demam-tunda-atau-turunkan-dengan-cepat

https://www.alomedika.com/demam-vs-heat-stroke-bagaimana-cara-membedakannya

 

 

Izin ikut berdiskusi, Hiperpireksia adalah kondisi Demam Mencapai suhu 41 C, Salah satu Tanda Klinis Kegawatan adalah bila anak mengalami Hiperpireksia dan tampak Toksik sehingga perlu di Rawat Inap  untuk di cari etiologi yg di duga sbagai penyebab spt Sepsis, Bakterimia, ISK, Penyakit Kawasaki, Sindrom Virus dan lain2, Observasi Monitor tanda vital anak dll dan terapi antimicrobicial secara empirik sesuai Kultur Darah, Urin dan dapat diberi anti konvulsan bila anak mengalami Kejang. Hiperpireksia Maligna pada anak sangat berbahaya karna dpt menyebabkan perubahan metabolisme, fisiologi dan kerusakan susunan Saraf pusat seperti Kejang Demam sehingga perlu di Rawat Inap. Berikut Link Jurnal Sari Pediatri Demam Pada Anak  dan Referat Unpad Terapi Demam pada Anak terlampir. CMIIW