Farmakoterapi Gangguan Mood dan Emosional Pasca Stroke

Oleh :
dr.Soeklola Muliady SpKJ

Farmakoterapi untuk gangguan mood dan emosional pasca stroke penting dipahami oleh dokter karena sekitar 6-35% pasien pasca stroke mengalami gangguan mood dan emosional. Gangguan dapat berupa depresi pasca stroke, inkontinensia emosi pasca stroke, dan kemarahan pasca stroke.[1,2]

Prevalensi depresi pasca stroke (post-stroke depression atau PSD) mencapai sepertiga dari total kasus selama 5 tahun pertama setelah stroke. Sementara itu, prevalensi inkontinensia emosi pasca stroke (post-stroke emotional incontinence atau PSEI) berkisar antara 6–34% dan prevalensi kemarahan pasca stroke (post-stroke anger atau PSA) berkisar antara 15–35%.[2-5]

Gejala PSEI meliputi ketakutan (terutama takut mengalami serangan stroke berulang dan takut terjatuh), penumpulan emosi, penurunan kemampuan pengenalan emosi, penurunan empati emosi, dan penurunan kontrol ekspresi emosi. Disfungsi serotonik yang berkaitan dengan lesi stroke diduga berhubungan dengan terjadinya PSEI, PSA dan PSD. Selain itu, PSD juga berkaitan dengan faktor genetik dan psikososial.[2,6]

Referensi