Efikasi penggunaan citicoline untuk memperbaiki defisit neurologis pada stroke dan cedera kepala masih menjadi kontroversi. Hasil berbagai studi masih saling bertentangan, dengan Sebagian menunjukkan manfaat dan sebagian lainnya tidak.[1-3]
Hipotesis Mengenai Peran Citicoline pada Stroke dan Cedera Kepala
Pada tingkat sistem saraf pusat, struktur fosfolipid dalam membran sel penting untuk maturitas otak. Fosfatidilkolin merupakan salah satu fosfolipid yang penting untuk perkembangan dan regenerasi sel saraf. Gangguan pada membran sel dan metabolisme fosfolipid memiliki keterlibatan dalam proses patofisiologi terjadinya edema otak, cedera otak traumatik, serta iskemia serebri.
Selain itu perubahan tertentu pada membran sel saraf dan metabolisme fosfolipid berhubungan dengan beberapa kondisi degeneratif seperti penuaan otak, gangguan kognitif, demensia vaskular, demensia senilis pada Alzheimer, serta dapat mengganggu proses neuroplastisitas dan neurotransmisi. Karena alasan tersebut, dibutuhkan obat yang dapat mempercepat atau meningkatkan sintesis fosfolipid pada struktur membran sel sehingga obat tersebut memiliki efek proteksi dan restorasi pada sistem saraf.[2]
Peran Citicoline
Citicoline adalah nama generik dari cytidine-5-diphoshocholine (CDP-choline), yang merupakan prekursor dari fosfatidilkolin. CDP-choline merupakan perantara penting dalam proses sintesis fosfolipid dalam membran sel.
Citicoline merupakan kombinasi dari dua molekul, yakni cytidine dan choline. Kedua molekul ini memasuki sawar darah otak secara terpisah, kemudian menyatu untuk membentuk CDP-choline setelah berada dalam sel otak. Selama terjadi cedera otak, fosfatidilkolin akan dipecah menjadi asam lemak bebas dan radikal bebas yang akan meningkatkan cedera iskemik.[3]
Citicoline adalah free radical scavenger yang akan mengurangi radikal bebas selama episode iskemik akut sehingga akan memperlambat kerusakan sel otak. Citicoline dapat memperbaiki sel saraf melalui aktivasi neurogenesis, sinaptogenesis, dan angiogenesis serta meningkatkan metabolisme neurotrasmitter. Dalam penelitian dengan hewan uji, pemberian citicoline menghasilkan up-regulation dari synaptophysin pada area penumbra.[4,5]
Beberapa penelitian terhadap hewan uji juga menunjukkan bahwa citicoline mampu mengurangi edema serebri dan memperbaiki integritas sawar darah otak. Hewan uji yang diberikan citicoline juga menunjukkan resistensi lebih baik terhadap efek mekanik kompresi otak dibandingkan dengan kelompok kontrol. Meski begitu, studi pada manusia belum menunjukkan hasil yang konsisten.[1-3]
Efikasi Citicoline pada Stroke
Tinjauan sistematik dan meta analisis oleh tim peneliti Cochrane (2020) mengevaluasi efikasi citicoline untuk stroke iskemik. Tinjauan ini menganalisis 10 uji klinis dengan total 4281 partisipan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian citicoline tidak menghasilkan perbedaan bermakna dalam hal mortalitas segala sebab, tingkat disabilitas, tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari, perbaikan fungsional, fungsi neurologis, maupun efek merugikan bila dibandingkan kontrol. Peneliti menggarisbawahi bahwa kualitas bukti yang tersedia masih rendah.[3]
Hasil serupa dilaporkan dalam studi lain yang mengevaluasi efikasi pemberian citicoline setelah terapi rekanalisasi pada stroke iskemik akut (AIS). Studi ini merupakan uji klinis acak, tersamar ganda, dengan kelompok paralel. Hasil studi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok citicoline dan plasebo dalam hal volume stroke dan tingkat kematian.[6]
Efikasi Citicoline pada Cedera Otak Traumatik
Sebuah uji klinis skala kecil mengevaluasi efikasi citicoline pada 69 pasien cedera otak traumatik derajat sedang hingga berat, di mana 35 mendapat citicoline dan 34 kontrol. Hasil studi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam hal perubahan Glasgow Coma Scale, perubahan skor kekuatan otot quadriceps, perubahan skor Indeks Barthel, waktu mencapai status tanpa intubasi, dan pernapasan spontan.[7]
Dalam sebuah tinjauan sistematik, dilakukan evaluasi terhadap 11 uji klinis dengan total 2771 pasien. Temuan mengindikasikan bahwa pemberian citicoline meningkatkan tingkat kemandirian pasien. Meskipun demikian, dosis atau cara pemberian citicoline tidak memengaruhi hasil. Selain itu, tidak ditemukan efek signifikan terhadap mortalitas dan tidak ada efek samping signifikan yang dilaporkan. Perlu pula dicatat bahwa studi yang dievaluasi memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi.[8]
Kesimpulan
Banyak hipotesis menyatakan bahwa citicoline memiliki efek positif pada pemulihan neuron untuk pasien stroke dan cedera kepala. Meski demikian, beberapa bukti klinis tidak menemukan manfaat pemberian citicoline pada pasien stroke dan cedera kepala, termasuk dalam hal mortalitas maupun disabilitas signifikan. Di sisi lain, dalam hal keamanan, citicoline nampaknya tidak menghasilkan peningkatan kejadian efek samping yang bermakna bila dibandingkan plasebo. Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan efikasi dan keamanan penggunaan citicoline pada pasien stroke dan cedera kepala.