Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pedoman Klinis Peak Flow Meter annisa-meidina 2023-10-30T10:51:38+07:00 2023-10-30T10:51:38+07:00
Peak Flow Meter
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Peak Flow Meter

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Pedoman klinis yang perlu diingat tentang peak flow meter adalah pentingnya pasien melakukan inspirasi penuh sebelum melakukan ekspirasi paksa pada mouthpiece alat untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pemeriksaan juga perlu diulang dua kali untuk mendapatkan hasil yang lebih reliable. Hasil yang dipakai adalah hasil tertinggi, bukan hasil yang dirata-rata.[2,7]

Secara lebih detail, berikut adalah poin-poin pedoman klinis yang perlu diingat:

  • Alat peak flow meter dapat digunakan untuk menilai fungsi paru pasien asma atau pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dengan cara mengukur peak expiratory flow rate (PEFR)
  • Pasien diposisikan berdiri atau duduk tegak, lalu indikator alat dipastikan berada di titik nol sebelum pemeriksaan dimulai
  • Setelah pasien melakukan inspirasi penuh dan ekspirasi paksa ke mouthpiece alat, hasil pada alat dicatat dan pemeriksaan diulang dua kali
  • Hasil yang dipakai adalah hasil tertinggi yang kemudian dibandingkan dengan riwayat “personal best” pasien, yaitu PEFR terbaik yang pernah didapatkan dari pemeriksaan saat tidak ada gejala respirasi
  • Hasil dibedakan menjadi zona hijau (80–100% dari “personal best” pasien), zona kuning (50–80% dari “personal best” pasien), atau zona merah (<50% “personal best” pasien)
  • Pasien zona hijau tidak memerlukan perubahan terapi, sedangkan pasien zona kuning mungkin memerlukan peningkatan terapi dan pasien zona merah perlu segera mencari pertolongan medis
  • Beberapa contoh kontraindikasi pemeriksaan ini adalah gagal napas, keadaan kardiovaskular tidak stabil, aneurisma, riwayat baru saja operasi abdomen atau thoraks, dan hemoptisis tanpa sebab yang diketahui[1-3,7,8]

Referensi

1. DeVrieze BW, Modi P, Giwa AO. Peak Flow Rate Measurement. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459325/
2. Neuspiel DR. Peak Expiratory Flow Rate Measurement: Background, Indications, Contraindications. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1413347-overview
3. Adeniyi BO, Erhabor GE. The peak flow meter and its use in clinical practice. African J Respir Med. 2011;5–8.
7. University of Rochester Medical Center. Peak Flow Measurement. 2023. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=92&contentid=p07755
8. Cooper BG. An update on contraindications for lung function testing. Thorax. 2011;66(8):714–23. https://thorax.bmj.com/content/66/8/714

Edukasi Pasien Peak Flow Meter

Artikel Terkait

  • Ciri Pasien PPOK yang Membutuhkan Bulektomi
    Ciri Pasien PPOK yang Membutuhkan Bulektomi
  • Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
    Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
  • Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
    Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
    Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Rizky Setiawan Bakry S.Ked, Sp.JP-FIHA, AIFO-K
Dibalas 17 Juli 2025, 23:22
Variasi beta bloker
Oleh: dr.Rizky Setiawan Bakry S.Ked, Sp.JP-FIHA, AIFO-K
2 Balasan
Di dalam tubuh terdapat dua jenis reseptor beta, beta 1 dan beta 2 berikut adalah varian obat beta bloker yang selektif (hanya menghambat beta1) dan non...
dr.Dwi Putri Nurulliza
Dibalas 04 Juli 2025, 20:58
Tatalaksana PPOK Mengancam Nyawa - ALOPALOOZA Paru-paru
Oleh: dr.Dwi Putri Nurulliza
2 Balasan
Pasien laki-laki 49 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan sesak nafas meningkat sejak 1 hari SMRS. Sesak menciut, sesak meningkat dengan aktivitas, sesak tidak...
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 21 Maret 2025, 11:55
PALPITASI SETELAH KONSUMSI SALBUTAMOL 4 MG
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
9 Balasan
Alo Dokter. Selamat malam dok, pasien perempuan usia 16 tahun dengan keluhan batuk 2 hari, disertai nafas bunyi ngik, demam (-). Pasien beli obat sendiri ke...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.