Teknik USG Kepala dan Leher
Teknik pemeriksaan USG kepala dan leher dimulai dari persiapan pasien. Teknik pemeriksaan ini akan sangat berguna mengurangi paparan radiasi pada pasien atau ketika memeriksa pasien anak yang tidak ingin terkena paparan radiasi. Teknik pemeriksaan USG kepala dan leher terbaik dilakukan dengan menggunakan probe array linear frekuensi tinggi.[2,4,8]
Persiapan Pasien
Pemeriksaan USG kepala dan leher tidak membutuhkan persiapan pasien khusus. Baik pemeriksaan USG kepala dan leher sebagai modalitas diagnostik atau sebagai alat bantu tindakan lain (misalnya FNAB). Setelah informed consent dilakukan maka pemeriksa dapat melakukan pemeriksaan pada pasien. Penting menanyakan pasien tentang riwayat alergi silikon gel USG atau alergi lateks sarung tangan yang digunakan oleh pemeriksa.[4]
Peralatan
Untuk melakukan pemeriksaan USG kepala dan leher tentunya membutuhkan mesin USG yang terdiri dari beberapa komponen seperti:
- Monitor
- Keyboard
- Prosesor
- Penyimpan data atau data storage
Probe atau transducer 7,5 dan 10 MHz[4,6]
Seluruh pemeriksaan USG kepala dan leher, probe atau transducer yang digunakan adalah linear array transducer dengan frekuensi tinggi 7,5 dan 10 MHz. Linear array transducer akan memberikan visualisasi terbaik sebab seluruh objek atau jaringan dan organ yang akan diperiksa cenderung tidak berada jauh di dalam tubuh.[4,6]
Posisi Pasien
Pemeriksaan USG kepala dan leher pada umumnya dilakukan pada pasien dengan posisi telentang. Kepala tempat tidur dapat diatur sedemikian rupa untuk kenyamanan pasien dan pemeriksa. Pemeriksa juga dapat meminta pasien menoleh ke kanan atau ke kiri atau menelan air ludah. Perintah tersebut dapat membantu pemeriksa untuk mengevaluasi beberapa lesi tertentu misalnya lesi tiroid dan memberikan keleluasaan pemeriksa untuk memeriksa jaringan lainnya.[2,4]
Prosedural
Prosedur pemeriksaan USG kepala dan leher dapat dibedakan berdasarkan bagian tubuh atau organ yang memerlukan pemeriksaan lanjutan. Prosedur pemeriksaan ini dapat dilakukan secara menyeluruh atau terfokus pada lesi fokal atau berdasarkan temuan klinis pada pemeriksaan fisik.[2,4]
Pemeriksaan USG Kepala dan Leher pada Bayi
Pemeriksaan USG Kepala dan Leher pada bayi umumnya dilakukan pada bayi dengan fontanela terbuka atau pada bayi yang lahir prematur untuk mendeteksi kelainan atau malformasi intrakranial. Prosedur pemeriksaan USG kepala dan leher pada bayi dilakukan menggunakan transduser linier frekuensi tinggi dengan menempatkan probe di atas masing-masing fontanela terbuka. Pemeriksa harus memvisualisasikan potongan (pandangan) coronal dan transversal otak.[9,10]
Pemeriksaan USG kepala pada bayi dapat menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
- Perdarahan pada matriks germinal
- Pengukuran ventrikel (menentukan kondisi hidrosefalus)
- Variasi normal (misalnya, kista pleksus choroideus, makrokrania jinak)[9,10]
Pemeriksaan USG Tiroid
Prosedur pemeriksaan USG tiroid dimulai dengan pencitraan bidang transversal kelenjar tiroid menggunakan Linear array transducer. Transducer harus diletakkan tepat di bawah prominencia laringeus (adam’s apple) dengan posisi marker ke arah kanan pasien. Pemeriksa harus memindah ke bagian inferior hingga dapat memvisualisasikan bagian isthmus tiroid. Pada pemeriksaan USG, kelenjar tiroid akan tampak seragam (uniformis), dengan struktur granular halus yang sedikit lebih echogenic dibandingkan otot-otot sekitarnya. Isthmus akan terlihat pada anterior trakea yang hiperechoic dengan lobus kiri dan lobus kanan pada kedua sisi.[4,11,12]
Pemeriksa harus memindahkan transducer ke arah lateral pada sisi kanan dan kiri untuk memvisualisasikan lobus kanan dan kiri kelenjar tiroid. Bagian lateral dari setiap lobus berbentung dinding tebal berpasangan disertai visualisasi arteri karotis anechoic dan berdenyut (pulsatil) serta vena jugularis interna berdinding tipis. Visualisasi esofagus terkadang terlihat pada bagian posterior lobus kiri dan berada pada bagian anterior corpus vertebra cervicalis. Pemeriksa kemudian harus merotasikan transducer 90° searah jarum jam dengan penanda transducer ke arah kepala. Posisi transducer ini akan memvisualisasikan kelenjar tiroid dalam bidang sagital. Lakukan pemeriksaan bidang sagital pada masing-masing lobus tiroid.[4,11,12]
Pemeriksa juga dapat melakukan pemeriksaan USG Doppler untuk masing-masing area tiroid. Pemeriksaan ini dapat memungkinkan evaluasi vaskularisasi tiroid. Beberapa temuan abnormal tersering pemeriksaan USG Tiroid ditunjukkan pada tabel 2 di bawah ini.[4,11,12]
Tabel 2 Karakteristik Temuan USG Tiroid Abnormal
Nodul tiroid | Kista Tiroid | Tiroiditis |
|
|
|
Sumber: dr. Rifan Eka Putra Nasution, 2021 [4,11,12]
Pemeriksaan USG Trakea
Prosedur pemeriksaan USG trakea dilakukan dengan menempatkan transducer pada midline leher anterior dengan posisi transversa. Trakea akan tampak sebagai lengkungan echogenic berbentuk garis dengan bayangan akustik posterior. Pemeriksa harus memvisualisasikan bagian kranial dan kaudal untuk mengevaluasi trakea secara keseluruhan. Pemeriksa juga harus memvisualisasikan esofagus yang terletak pada sebelah kiri. Visualisasi ini juga dapat dilakukan dengan meminta pasien untuk menelan ludah. Esofagus biasanya tampak pada bagian posterior lobus kiri kelenjar tiroid. Pemeriksaan USG trakea juga berguna untuk memastikan penempatan tabung endotrakeal setelah tindakan intubasi.[2,13]
Pemeriksaan USG Arteri Carotis
Pemeriksa memposisikan transducer pada bidang tranversa, tepat di atas klavikula untuk memvisualisasikan arteri karotis (short axis). Pemeriksa harus memindai ke arah kranial untuk mengevaluasi seluruh arteri karotis. Pemeriksa dapat memvisualisasikan arteri karotis menjadi long axis dengan memutar penanda transducer ke arah kepala pasien dan kembali memindai ke arah kranial untuk mengevaluasi bulbus karotis. Temuan tersering pemeriksaan arteri karotis adalah diseksi arteri karotis yang tampak sebagai garis linier hiperechoic dalam lumen arteri karotis.[14,15]
Pemeriksaan USG Kelenjar Air Ludah
Pemeriksaan USG kelenjar air ludah dapat dimulai dengan pemeriksaan kelenjar parotis dalam bidang sagital dengan penanda transducer mengarah ke superior. Kelenjar parotis memiliki echotexture yang homogen dan bergranul halus. Pemeriksa harus memvisualisasikan keseluruhan kelenjar untuk menilai kelainan apa pun yang menyebabkan perubahan echotexture.
Pemeriksa dapat memutar transducer berlawanan arah jarum jam sehingga penanda transducer mengarah ke kanan pasien untuk menggambarkan saluran parotis dalam bidang transversa. Luruskan posisi transducer dengan cuping telinga dekat bagian tengah pipi untuk mengidentifikasi saluran sebagai duga garis hiperechoic tipis yang saling berdekatan dan paralel. [16,17]
Pemeriksa kemudian melakukan pemeriksaan kelenjar submandibula. Letakkan transducer antara ruang submandibular anterior dan angulus mandibularis. Identifikasi kelenjar tepat di bawah jaringan subkutan sebagai struktur homogen dengan echogenitas intermedia, mirip kelenjar parotis. Arteri dan vena fasialis akan tampak dekat kelenjar. Beberapa temuan patologi pemeriksaan kelenjar air ludah ditunjukkan pada tabel di bawah ini.[16,17]
Tabel 3 Karakteristik Temuan Patologi USG Kelenjar Air Ludah
Siladenitis | Massa kelenjar air ludah | Sialolithiasis |
|
|
|
Sumber: dr. Rifan Eka Putra Nasution, 2021[16,17]
Follow up
Follow up yang dilakukan setelah pemeriksaan USG kepala dan leher adalah tindakan menganalisis atau meninjau ulang gambar hasil pemeriksaan untuk menemukan kelainan apa pun. Dokter juga perlu mendiskusikan hasil temuan dan menjadwalkan pertemuan follow up berikutnya. Temuan abnormal pada pemeriksaan USG kepala dan leher mungkin membutuhkan pemeriksaan diagnostik lainnya seperti CT-Scan, MRI atau biopsi. Dokter juga perlu menyampaikan rencana perawatan dan pengobatan pasien berdasarkan hasil temuan abnormal tersebut.[2,4]