Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi Terapi CPAP general_alomedika 2022-03-22T09:01:11+07:00 2022-03-22T09:01:11+07:00
Terapi CPAP
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Kontraindikasi Terapi CPAP

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Secara garis besar, kontraindikasi terapi CPAP (continuous positive airway pressure) adalah abnormalitas anatomi pada wajah, saluran napas, atau saluran cerna bagian atas, yang dapat menyulitkan pemasangan CPAP. Selain itu, terapi CPAP tidak dianjurkan untuk pasien dengan gagal napas tipe II, kondisi preload yang sedang turun, atau penurunan kesadaran.[1,4]

Abnormalitas Anatomi

Pemasangan CPAP dikontraindikasikan bila terdapat abnormalitas struktur wajah, saluran napas, atau saluran cerna bagian atas,  misalnya:

  • Luka bakar derajat 2-4 yang melibatkan wajah

  • Epistaksis

  • Riwayat operasi di daerah wajah, esofagus, atau gaster
  • Terdapat sekret respirasi yang sangat banyak
  • Sumbatan benda asing pada jalan napas atau foreign body airway obstruction (FBAO)
  • Perdarahan gastrointestinal atas dengan frekuensi muntah yang tidak terkontrol
  • Massa di luar saluran napas yang berpotensi menekan dinding saluran napas dari bagian luar
  • Baru menjalani prosedur drainase efusi pleura <24 jam[1,4]

Gagal Napas Tipe II

Gagal napas tipe II merupakan gagal napas yang ditandai hipoksemia disertai hiperkarbia. Pasien dengan ancaman gagal napas tipe II misalnya penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, atau pneumotoraks.[4,23]

CPAP merupakan metode non invasive positive pressure ventilation yang menggunakan tekanan yang sama, baik pada inspirasi maupun ekspirasi. Sedangkan Bilevel Positive Airway Pressure (BiPAP) menggunakan dua jenis tekanan yang berbeda, yakni tekanan saat inspirasi dan ekspirasi, sehingga lebih bermanfaat untuk pasien gagal napas tipe II. BiPAP memudahkan pasien untuk dapat ekspirasi sehingga tidak berisiko memperburuk derajat hiperkarbia.[4,23]

Kondisi Penurunan Preload Jantung

Tekanan positif yang diberikan CPAP ikut meningkatkan tekanan intratoraks sehingga menurunkan venous return pada jantung. Oleh karena itu, penggunaan CPAP dikhawatirkan akan lebih jauh menurunkan preload jantung.[2,24,25]

Penurunan preload jantung dapat terjadi pada kondisi hipotensi, aritmia tak terkontrol, anafilaksis, atau hipovolemia. Menurunnya kondisi preload di bawah normal akan ikut menurunkan cardiac output sehingga dapat berpotensi mengganggu perfusi organ sistemik lebih lanjut.[2,24,25]

Kondisi Penurunan Kesadaran

Terapi CPAP dikontraindikasikan pada pasien henti napas atau jantung secara spontan, gelisah, delirium, gangguan status mental, atau status epileptikus. Hal ini karena dikhawatirkan tidak dapat memastikan patensi jalan napas.[4]

Referensi

1. Pinto VL, Sharma S. Continuous Positive Airway Pressure. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482178/
2. Schwerin DL, Goldstein S. EMS Prehospital CPAP Devices. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470429/
4. Kryger M. Maholtra A. Management of obstructive sleep apnea in adults. UpToDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/management-of-obstructive-sleep-apnea-in-adults
23. Wang Z. Wilson M. Dobler CC. et al. Noninvasive Positive Pressure Ventilation in the Home. Rockville (MD): Agency for Healthcare Research and Quality (US); 2019 Mar 14. Evidence Summary. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554177/
24. Naughton MT. Rahman MA. Hara K, et al Effect of continuous positive airway pressure on intrathoracic and left ventricular transmural pressures in patients with congestive heart failure. Circulation, 91(6), 1725–1731.1995. https://doi.org/10.1161/01.cir.91.6.1725
25. Pengo MF. Bonafini S. Fava C. Steier J. Cardiorespiratory interaction with continuous positive airway pressure. Journal of thoracic disease, 10(Suppl 1), S57–S70. 2018. https://doi.org/10.21037/jtd.2018.01.39

Indikasi Terapi CPAP
Teknik Terapi CPAP

Artikel Terkait

  • Overdiagnosis Noisy Breathing pada Bayi
    Overdiagnosis Noisy Breathing pada Bayi
  • Perawatan Alat CPAP di Rumah
    Perawatan Alat CPAP di Rumah
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
25 Oktober 2022
Penggunaan CPAP di rumah vs olahraga pernapasan - Rehabilitasi Ask the Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. Ananda, Sp.KFR. Apakah ada ketentuan olahraga pernapasan untuk pasien OSA, sehingga dapat mengurangi penggunaan CPAP?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.