Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Komplikasi Pemeriksaan Selaput Dara general_alomedika 2020-11-06T09:56:12+07:00 2020-11-06T09:56:12+07:00
Pemeriksaan Selaput Dara
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Pemeriksaan Selaput Dara

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Pemeriksaan selaput dara tidak menimbulkan komplikasi fisik. Jika pemeriksaan dilakukan atas indikasi medis yang jelas, pemeriksaan ini bisa bermanfaat bagi pasien. Namun, jika pemeriksaan dilakukan tanpa indikasi medis yang jelas atau tanpa mempertimbangkan rasio manfaat dan risiko, misalnya untuk tujuan pemeriksaan keperawanan, pemeriksaan selaput dara berpotensi memberi efek buruk jangka panjang pada pasien.[5,6]

Efek Negatif Pemeriksaan Keperawanan dengan Pemeriksaan Selaput Dara

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, pemeriksaan selaput dara masih menjadi bagian dari pemeriksaan fisik genitalia wanita untuk menentukan keperawanan. Pada tahun 2018, WHO telah memberikan pernyataan yang merekomendasikan untuk tidak lagi melakukan pemeriksaan keperawanan. Beberapa alasan yang mendasari hal ini adalah:

  • Pemeriksaan keperawanan tidak memiliki basis ilmiah yang menunjukan manfaat, akurasi, ataupun reliabilitasnya
  • Pemeriksaan keperawanan melanggar hak asasi wanita dan berpotensi menimbulkan efek fisik, psikologis, dan sosial yang buruk bagi pasien, termasuk nyeri, trauma, dan eksaserbasi rasa tidak berdaya[5]

Selain itu, stigma dan diskriminasi mengenai keperawanan dapat menyebabkan trauma sosial dan psikologis. Trauma psikologis jangka pendek antara lain disfungsi seksual, ansietas, panik, depresi, perasaan bersalah, rendah diri, dan penolakan. Konsekuensi jangka panjang adalah potensi diskriminasi dalam segi pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan, serta dikucilkan dari keluarga atau lingkungan. Pasien dapat melakukan perilaku berisiko lain, termasuk bunuh diri.[5,6]

Referensi

5. World Health Organization. Eliminating Virginity Testing. 2018. https://www.who.int/reproductivehealth/publications/eliminating-virginity-testing-interagency-statement/en/
6. Olson RM, Garcia-Moreno C. Virginity testing: A Systematic Review. Resprod Health. 2017; 14:61. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5437416/#:~:text=Background-,So%2Dcalled%20virginity%20testing%2C%20also%20referred%20to%20as%20hymen%2C,to%20sexual%20intercourse%20%5B1%5D.

Teknik Pemeriksaan Selaput Dara
Edukasi Pasien Pemeriksaan Selap...
Diskusi Terbaru
dr.Tirta Adi Prabawa
Kemarin, 22:42
FG throces untuk radang tenggorokan
Oleh: dr.Tirta Adi Prabawa
8 Balasan
Alo dokter. Saya ingin bertanya apakah FG throces bisa dikombinasikan dengan antibiotik lainnya dalam kondisi tertentu? Kalau bisa evidence based nya sprti...
dr.Nina
Kemarin, 14:33
Pindah Keanggotaan IDI
Oleh: dr.Nina
5 Balasan
Alo dokter. Saya sudah mengajukan pindah keanggotaan IDI ditempat yang baru. Berkas-berkasnya juga sudah saya kirim ke admin ditempat yang baru. Saya lihat...
Anonymous
Kemarin, 14:07
Farmakoterapi untuk nyeri perut/ melilit pada kasus diare pada anak
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodok, izin berdiskusi. Ada kasus anak perempuan berusia 4 tahun dengan BB 24kg mengalami BAB cair sebanyak >5x sejak 1 hari SMRS setelah mengonsumsi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.