Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Teknik Dilatasi dan Kuretase general_alomedika 2020-07-01T15:56:40+07:00 2020-07-01T15:56:40+07:00
Dilatasi dan Kuretase
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Dilatasi dan Kuretase

Oleh :
dr. Rendy Singgih
Share To Social Media:

Teknik dilatasi dan kuretase dapat dilakukan dengan mendilatasi serviks agar instrumen bisa dimasukkan ke dalam kavum endometrium. Kuret yang digunakan bisa bersifat tajam atau kuret hisap (suction).

Setelah dilakukan pemeriksaan bimanual untuk menentukan ukuran uterus dan orientasinya, spekulum dipasang dan dilakukan tindakan aseptik-antiseptik pada serviks. Portio serviks anterior difiksasi dengan tenakulum. Kemudian, lakukan tindakan dilatasi dan kuretase sesuai prosedur.[2]

Persiapan

Jelaskan prosedur secara detail dan berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya apa saja terkait prosedur yang akan dilakukan. Sampaikan kenapa prosedur penting dilakukan dan apa risiko yang mungkin timbul. Apabila pasien setuju, minta pasien menandatangani informed consent untuk melakukan prosedur dilatasi dan kuretase.

  1. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik ulang secara lengkap untuk memastikan indikasi dan kontraindikasi tindakan sudah sesuai prosedur. Tinjau ulang hasil pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, dan tes kehamilan
  2. Tanyakan riwayat alergi pasien terhadap jenis obat tertentu, iodine, lateks, dan obat anestesi yang akan digunakan
  3. Pastikan apakah pasien memiliki riwayat gangguan pembekuan darah, apakah sedang mengonsumsi obat antikoagulan, antiplatelet atau obat lain yang mempengaruhi pembekuan darah
  4. Apabila prosedur memerlukan anestesi umum, spinal, atau epidural, pasien perlu dipuasakan selama + 8 jam sebelum prosedur dilakukan
  5. Jika pasien mengalami ansietas, dapat diberikan sedatif
  6. Minta pasien berkemih sebelum dilakukan tindakan
  7. Rambut pubis pasien harus dicukur bersih
  8. Dapat diberikan antibiotik profilaksis jika ada indikasi
  9. Berikan premedikasi berupa injeksi atropin 0,6 mg secara intravena 30 menit sebelum anestesi[2,9]

Peralatan

Alat yang digunakan pada tindakan dilatasi dan kuretase adalah:

  • 1 set kuret dengan ujung tumpul
  • 1 forsep DeBakey
  • 2 retraktor vagina
  • 8 dilator uterus Hegar (4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 mm)
  • 1 Tenakulum
  • 1 spekulum vagina Collin
  • 1 sonde uterus
  • 1 forcep Cheron
  • 1 set instrumen steel steril
  • Cairan povidone iodine, cetrimide, atau chloroxylenol
  • Sarung tangan lateks[2,9]

 Posisi Pasien

Pasien diposisikan litotomi dengan bokong pasien terjulur + 10 cm di sisi luar tepi meja operasi bila dibutuhkan. Saat memposisikan pasien litotomi, kedua ekstremitas bawah harus difiksasi.[9]

Prosedural

Prosedur tindakan dilatasi dan kuretase adalah:

  1. Perineum, vulva, dan vagina harus dibersihkan dengan povidone iodine, cetrimide, atau chloroxylenol
  2. Kain duk dipasang dan hanya membiarkan regio vulvavagina yang terekspos
  3. Pemeriksaan per vaginam harus dilakukan untuk memastikan temuan preoperatif dan untuk menilai ukuran dan posisi uterus
  4. Pasang spekulum pada vagina
  5. Bersihkan lagi bagian serviks dan vagina secara aseptik dan antiseptik
  6. Apabila tindakan dilakukan di bawah anestesi lokal, injeksikan 0,5 ml xylocaine 0,5 atau 1% secara submukosa pada portio serviks bagian anterior, kemudian tunggu 2-3 menit
  7. Fiksasi portio serviks bagian anterior dengan tenakulum
  8. Tarik sedikit instrumen yang menjepit serviks dengan lembut untuk meluruskan kanal uteroservikal sebaik mungkin
  9. Lakukan pengukuran dan tentukan posisi uterus dengan sonde
  10. Serviks didilatasikan dengan dilator secara bertahap. Dilator dimasukkan ke dalam orifisium serviks hingga sedikit melewati orifisium internal. Dilator tidak boleh mengenai fundus uteri karena akan menyebabkan trauma pada endometrium yang akan memperparah perdarahan dan menyebabkan gangguan visualisasi. Jika digunakan histeroskop, pemasukan hingga fundus meningkatkan risiko perforasi uterus. Dilatasi dilanjutkan hingga diameter yang adekuat untuk memasukkan instrumen tercapai. Obat seperti misoprostol bisa mempermudah tindakan ini
  11. Ketika dilasi serviks telah adekuat, prosedur kuret pada kavitas uterus dapat dilakukan. Secara umum, kuret tumpul (blunt) digunakan untuk uterus yang hamil, sementara kuret tajam digunakan untuk uterus yang tidak hamil. Kuret hisap juga dapat digunakan[2,9]

Kuretase Tajam

Kuretase tajam dilakukan secara terorganisir, mulai dari fundus ke orifisium serviks interna. Jaringan dikeluarkan melalui orifisium eksterna dan dikumpulkan untuk pemeriksaan patologi.

Kuretase dilakukan secara sirkumferensial sampai didapatkan ‘uterine cry’ atau rasa seperti pasir yang menandakan kavitas endometrium telah bersih. Kuretase perlu dilakukan secara hati-hati pada cornu uteri karena myometrium di sana paling tipis.[8]

Kuretase Hisap

Kuretase hisap atau suction dilakukan dengan memasukkan kanula ke bagian tengah kavitas endometrium. Suction dinyalakan dengan tekanan 50-60 mmHg dan cannula diputar 360 derajat. Evakuasi isi uterus ditandai dengan pengurangan ukuran uterus dan sensasi taktil uterus mencengkram kanula. Apabila sudah tidak ada lagi jaringan yang tampak pada tabung suction, kanula dapat dilepaskan dan kuretase tajam dilakukan jika perlu. Pemberian oxytocin bisa dilakukan untuk mengurangi kehilangan darah, terutama pada keadaan berisiko seperti sisa jaringan yang besar atau gestational trophoblastic neoplasia.[8]

Follow up

Setelah tindakan selesai, lakukan monitoring ketat tanda vital dan observasi adanya perdarahan selama setidaknya 2 jam. Pasien dapat mulai minum air setelah 3 jam apabila tindakan dilakukan di bawah anestesi umum, dan dapat lebih cepat apabila dengan anestesi lokal.[9]

Referensi

2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS. Abortion. William Obstetrics. 24th ed. New York : McGraw-Hill Education. 2014; p366-7.
8. Bacon JL. Diagnostic Dilation and Curettage. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1848239-overview#:~:text=Indications%20for%20a%20diagnostic%20dilation,material%20in%20the%20endometrial%20cavity
9. Parikh MN. Dilatation of cervic and uterine curettage (D&C). J of Obstetrics and Gynaecology of India. Mumbai: Sushrusha Citizen’s cooperative hospital, 1998. https://jogi.co.in/articles/files/filebase/Archives/1998/dec//1998_181_184_Dec.pdf

Kontraindikasi Dilatasi dan Kure...
Komplikasi Dilatasi dan Kuretase

Artikel Terkait

  • Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
    Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
  • Progesteron Tidak Bermanfaat pada Perdarahan Trimester Pertama – Telaah Jurnal
    Progesteron Tidak Bermanfaat pada Perdarahan Trimester Pertama – Telaah Jurnal
  • Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
    Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
  • Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
    Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
Diskusi Terkait
dr. Anggie Cahyadi
08 April 2022
Pasien Post Kuretase Mola Hidatidosa
Oleh: dr. Anggie Cahyadi
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya Pasien perempuan usia 24 tahun Post Kuretase karena Mola Hidatidosa pada kehamilan pertama,, Pasien menanyakan kapan bisa memulai...
Anonymous
01 Maret 2022
Pasien dengan abortus insipien
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi TSIzin bertanya, pada kasus abortus insipien komplitBerapa lama pemberian obat methylergometrin?Kapan pasien diperbolehkan untuk melakukan HB...
dr.Ananda Rizky Gita Chandra P.
12 Februari 2022
Pasien wanita usia 27 tahun dengan perdarahan vagina pasca PPROM
Oleh: dr.Ananda Rizky Gita Chandra P.
1 Balasan
Alo dokter,izin konsultasi,pasien wanita 28 tahun, riwayat melahirkan di UK 22 minggu dengan PPROM + tindakan kuretase ec tali pusar terputus,riwayat nifas 2...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.