Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pedoman Klinis EEG general_alomedika 2020-05-12T16:54:01+07:00 2020-05-12T16:54:01+07:00
EEG
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis EEG

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Pemeriksaan electroencephalography/EEG merupakan pemeriksaan non invasif untuk penegakan diagnosis kelainan otak yang terkait dengan aktivitas otak, seperti penyakit epilepsi, gangguan tidur, alzheimer, dan cedera otak. Pedoman klinis yang perlu dipahami pada pemeriksaan EEG adalah:

  • Persiapan pasien yang dilakukan sebelum menjalani prosedur EEG meliputi mencuci rambut serta tidak menggunakan gel dan lainnya pada malam hari sebelum dilakukannya EEG, menghindari kafein 24 jam sebelum pemeriksaan, dan menghindari mengonsumsi obat yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan EEG seperti
  • Langkah persiapan alat adalah penyesuaian ukuran kepala mulai anak-anak hingga dewasa, perhatikan kebersihan alat, seting posisi elektroda yang mengacu sistem 10 -20 EEG placement, dan persiapan pendek mulai dari pengecekan alat sekitar 5 menit
  • Diperlukan kerjasama pasien pada proses pemeriksaan EEG, serta pengaturan posisi pasien secara tepat agar mendapatkan hasil perekaman yang maksimal
  • Pemeriksaan EEG pada pasien anak-anak memerlukan suatu ketenangan, kesabaran dan strategi khusus
  • Pemeriksaan EEG adalah pemeriksaan penunjang noninvasif yang relatif aman, tanpa komplikasi, dan dapat diulang kapanpun saat dibutuhkan
  • Edukasi pasien yang diberikan merupakan bagian di dalam informed consent sebelum pelaksanaan prosedur, dengan edukasi yang baik diharapkan hasil pemeriksaan yang tepat dalam waktu tidak terlalu lama[1-8,19-26]

Referensi

1. Niedermeyer E. Da Silva F.L. Electroencephalography: Basic Principles, Clinical Applications and Related Fields. 2004. Lippincott Williams and Wilkins. ISBN 0-7817-5126-8.
2. Bird JJ, Manso LJ, Ekart A, et al. A Study on Mental State Classification using EEG-based Brain-Machine Interface. 2018. Madeira Island, Portugal: 9th international Conference on Intelligent Systems 2018.
3. Bird JJ, Ekart A, Buckingham CD, et al. Mental Emotional Sentiment Classification with an EEG-based Brain-Machine Interface. 2019. St Hugh's College, University of Oxford, United Kingdom: The International Conference on Digital Image and Signal Processing (DISP'19).
4. Yang H. Ang K.K. Wang C. et al. Neural and cortical analysis of swallowing and detection of motor imagery of swallow for dysphagia rehabilitation—A review. 2016. Progress in Brain Research, 228: 185–219
5. Jestrović I. Coyle J.L. Sejdić E. Decoding human swallowing via electroencephalography: a state-of-the-art review. 2015. Journal of Neural Engineering. 12 (5): 051001.
6. Cuellar M. Harkrider A.W. Jenson D.et al. Time–frequency analysis of the EEG mu rhythm as a measure of sensorimotor integration in the later stages of swallowing. 2016. Clinical Neurophysiology. 127 (7): 2625–2635.
7. Electroencephalography. 2006. Case Western Reserve university School of Medicine. Available at: http://casemed.case.edu/clerkships/neurology/NeurLrngObjectives/EEG.htm
8. Herculano-Houzel S. The Human Brain in Numbers. 2009. Frontiers in Human Neuroscience. 3: 31.
19. A simple and practical sensorimotor EEG device for recording in Patients with special needs. Available at: https://www.researchgate.net/publication/320842961_A_Simple_and_Practical_Sensorimotor_EEG_Device_for_Recording_in_Patients_with_Special_Needs
20. Chuckravanen D. 2014. Approximate Entropy as a Measure of Cognitive Fatigue: An EEG Pilot Study. International Journal of Emerging Trends in Science and Technology 2348-9480. 01. 1036-1042.
21. Engin M. Dalbasti T, Güldüren M. et al. A prototype portable system for EEG measurements. 2007. Measurement, vol. 40, no. 9-10, pp. 936–942.
22. EEG triphasic waves. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1139819-overview#a6
23. Paasch V. Hoosier T. M., Accardo J. et al. Technical tips: performing EEGs and polysomnograms on children with neurodevelopmental disabilities. 2012. The Neurodiagnostic Journal, 52(4), 333–348.
24. Gandelman-Marton R. Theitler J. When should a sleep deprived EEG be performed following a presumed first seizure in adults? 2011. Acta Neurol Scand 124:202– 205.
25. Guaranha MS, Garzon E, Buchpiguel CA, et al. Hyperventilation revisited: physiological effects and efficacy on focal seizure activation in the era of video-EEG monitoring. 2005. Epilepsia; 46:69-75.
26. Ahdab R, Riachi N. Reexamining the added value of intermittent photic stimulation and hyperventilation in routine EEG practice. 2014. Eur Neurol; 71:93-98.

Edukasi Pasien EEG

Artikel Terkait

  • Levetiracetam Tidak Superior terhadap Phenytoin dalam Pengobatan Status Epileptikus pada Anak – Telaah Jurnal
    Levetiracetam Tidak Superior terhadap Phenytoin dalam Pengobatan Status Epileptikus pada Anak – Telaah Jurnal
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
    Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
16 hari yang lalu
Efektivitas Terapi Hormonal dan Nonhormonal untuk Epilepsi Katamenial - Artikel CME SKP Alomedika
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Epilepsi katamenial adalah fluktuasi atau peningkatan frekuensi kejang yang beriringan dengan siklus menstruasi pasien.Terapi untuk epilepsi...
dr. Livia Kurniati Saputra
13 April 2022
Terapi Antidepresan untuk Pasien dengan Epilepsi - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
ALO Dokter,Depresi merupakan salah satu gangguan psikiatri tersering pada pasien epilepsi. Tata laksana depresi pada epilepsi harus dilakukan dengan...
Anonymous
17 Maret 2022
Epilepsi yang tidak respon dengan obat anti epilepsi - Saraf Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Anyeliria, SpSPada pasien epilepsi yang sudah diberikan 2 obat anti epilepsi yang sesuai dan menurut pasien dan keluarga selama ini teratur minum...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.