Komplikasi EEG
Hampir tidak ada laporan komplikasi yang disebabkan oleh pemeriksaan electroencephalography/EEG. Pemeriksaan EEG merupakan pemeriksaan penunjang non invasive yang relatif aman untuk pasien.[1,8,23]
Akan tetapi Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Enrique Urrea-Mendoza et al. pada tahun 2018, menyebutkan bahwa prosedur EEG dapat berpotensi terjadinya kerusakan kulit. Insidensi kerusakan kulit sebesar 10-11,4% pada pasien anak-anak, sedangkan pada pasien dewasa lebih rendah. Secara keseluruhan, angka insidensi sekitar 25-35%. Namun, penelitian ini dianggap kontroversial karena kurangnya informasi yang disediakan, baik jumlah subjek penelitian (hanya menyebutkan objek anak dan dewasa namun tidak spesifik jumlahnya), metode penelitian yang belum menggunakan uji klinis terkontrol, kriteria eksklusi dan inklusi, hingga faktor komorbid pasien yang tidak dijelaskan.[14]