Pendahuluan Operasi Ablatio retina
Operasi ablatio retina adalah tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki lepasnya retina neurosensorik dari epitel pigmen retina, disebut sebagai ablatio. Ablatio retina adalah suatu kondisi kegawatdaruratan mata. Terpisahnya lapisan neurosensorik dari epitel pigmen retina akan menyebabkan gangguan suplai nutrisi dari lapisan koroid, sehingga metabolisme sel fotoreseptor akan terganggu dan merusak struktur lapisan sensorik retina. Hal ini akan menyebabkan penurunan tajam penglihatan signifikan.[1,2]
Ablatio retina memerlukan deteksi dini dan tata laksana segera untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa gangguan penglihatan atau kebutaan permanen. Ciri-ciri ablatio retina adalah penurunan tajam penglihatan mendadak, dengan gambaran sebagian tertutup tirai. Pada pemeriksaan oftalmoskop akan terlihat refleks fundus yang menurun dan terdapat bagian retina yang tampak bergelombang atau berwarna keabuan. [1-3]
Prinsip operasi ablatio retina adalah:
- Mengidentifikasi setiap robekan
- Mengkondisikan retina dan koroid agar saling bersinggungan untuk memfasilitasi adhesi korioretina sehingga terjadi reposisi[2,3]
Jenis tindakan yang umum dilakukan pada operasi ablatio retina berupa pneumatik retinopeksi, scleral buckle, dan vitrektomi. Pada beberapa kondisi, pembedahan dapat dikombinasikan dengan laser, krioterapi, atau endotamponade.[1,3]
Prosedur operasi ablatio retina dilakukan oleh dokter spesialis mata konsultan di pelayanan kesehatan sekunder atau tersier. Setelah menjalani operasi ablatio retina, pasien perlu dipantau secara rutin untuk meminimalisir risiko komplikasi dari tindakan, seperti infeksi, perdarahan, atau perforasi.[1-3]