Pedoman Klinis Intubasi
Pedoman klinis intubasi endotrakeal terbaru tahun 2015 dari Difficult Airway Society (DAS) terutama adalah untuk mempertahankan oksigenasi sebagai prioritas utama dengan melakukan preoksigenasi dan tetap memberikan oksigen saat melakukan intubasi (apneic oxygenation). Rekomendasi DAS lainnya untuk meningkatkan keberhasilan intubasi endotrakeal antara lain adalah:
- Intubasi akan lebih mudah dilakukan apabila dilakukan dalam posisi sniffing dengan elevasi kepala menggunakan ganjalan (ramping)
- Pencegahan aspirasi terbaik adalah dengan meletakkan tuba yang terinflasi dengan baik dalam trakea. Namun, rekomendasi DAS masih membenarkan penekanan krikoid atau Manuver Sellick untuk dilakukan. Di sisi lain, beberapa literatur lain menyatakan bahwa prosedur ini sudah tidak dianjurkan
- Jika penekanan krikoid dilakukan, apabila dalam percobaan pertama laringoskopi sulit dilakukan maka penekanan krikoid harus dilepas dan tidak boleh dilakukan lagi
- Apabila terdapat manajemen jalan napas sulit, dapat dilakukan manuver chin lift atau jaw thrust untuk memperbaiki posisi jalan napas
- Penggunaan alat bantuan untuk mengamankan jalan napas, seperti oropharyingeal tube harus selalu dipertimbangkan dan disiapkan
- Menggunakan obat-obatan anestesi memiliki manfaat dan keuntungan tersendiri saat intubasi
- Intubasi idealnya hanya dicoba 1 kali dan jika gagal, dapat dilakukan ulang oleh spesialis atau lanjutkan ke percobaan krikotiroidektomi. Intubasi hanya dapat dilakukan sebanyak 3x pada pasien dengan saturasi terjaga dengan baik, atau pada pasien dengan patensi jalan napas yang terganggu serta pasien syok atau multitrauma[5]