Pedoman Klinis Kolonoskopi
Pedoman klinis kolonoskopi utamanya dengan memastikan adanya indikasi klinis jelas sebelum melakukan atau menganjurkan prosedur ini, seperti evaluasi perdarahan gastrointestinal atau diagnosis inflammatory bowel disease. Dokter juga harus menilai faktor risiko individual pasien, termasuk usia, riwayat keluarga, serta komorbiditas yang dapat memengaruhi keamanan prosedur.[1,9,10]
Seleksi Pasien
Kolonoskopi relatif aman dan jarang menimbulkan komplikasi. Meski demikian, pada pasien berisiko, misalnya mereka yang memiliki riwayat tindakan bedah abdomen, dapat terjadi perforasi kolon ataupun perdarahan hebat. Oleh sebab itu, seleksi pasien sebelum tindakan dan pelaksanaan prosedur yang sesuai akan menurunkan risiko munculnya komplikasi.
Kontraindikasi kolonoskopi mencakup kondisi seperti perforasi usus, kolitis fulminan, peritonitis, atau instabilitas hemodinamik. Kontraindikas relatif mencakup adanya infeksi akut, persiapan usus yang tidak adekuat, atau gangguan kardiopulmoner berat yang membuat pasien sulit mentoleransi sedasi.[1,9,10]
Persiapan Pratindakan
Sebelum melakukan kolonoskopi, pasien diedukasi mengenai restriksi diet. Selain itu, perlu dilakukan bowel preparation dengan polyethylene glycol (PEG). Persiapan pasien yang adekuat ini akan meningkatkan kualitas tindakan kolonoskopi dan memastikan visualisasi adekuat selama tindakan.[1,9,10]
Pelaksanaan Tindakan dan Pemantauan
Saat melakukan kolonoskopi, dokter perlu mengevaluasi adanya abnormalitas pada lumen dan mukosa kolon. Jika diperlukan, biopsi dan tindakan terapeutik dapat langsung dilakukan. Contoh tindakan terapeutik ini adalah polipektomi, hemostasis endoskopik, dilasi striktur, pemasangan stent, ataupun pengambilan benda asing.
Setelah tindakan selesai, dokumentasi dilakukan, baik dalam bentuk tulisan ataupun disertai dengan foto. Tuliskan kualitas preparat, temuan, dan rekomendasi tindak lanjut.[1,9,10]
Penggunaan Rutin Untuk Skrining Kanker Kolorektal Tidak Dianjurkan
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa penggunaan rutin kolonoskopi untuk skrining kanker kolorektal tidak mempengaruhi luaran mortalitas. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kolonoskopi untuk tujuan skrining kanker kolorektal, lakukan stratifikasi risiko terlebih dulu. Perlu diingat bahwa tujuan skrining seharusnya tidak semata-mata untuk mendiagnosis penyakit, tetapi harus bertujuan untuk menurunkan laju mortalitas.[16]