Teknik Pemeriksaan Fisik Tiroid
Teknik pemeriksaan fisik tiroid dilakukan dengan melihat tanda dan gejala pada pasien. Dilakukan pemeriksaan generalis dan lokalis pada tiroid. Pada pemeriksaan fisik generalis pasien sebaiknya berbaring. Pada pemeriksaan lokalis, pasien sebaiknya pada posisi duduk atau berdiri dan kepala pasien sedikit hiperekstensi dengan prosedur inspeksi, palpasi, dan penentuan status tiroid. [4]
Persiapan Pasien
Sebelum menjalani pemeriksaan fisik tiroid, dokter akan melakukan anamnesis seputar keluhan penyakit pasien. Apakah terdapat gejala hipotiroid ataupun hipertiroid dan faktor risiko terkait.
Anamnesis terkait Hipotiroid
Gejala hipotiroid dan faktor risiko yang perlu ditanyakan adalah sebagai berikut :
- Riwayat keluarga
- Penggunaan obat tiroid
- Riwayat penyakit autoimun lainnya, misalnya lupus
- Keluhan lelah, penambahan berat badan, intoleransi suhu dingin, infertilitas, kelemahan, kram otot, konstipasi, hipersomnolen
Anamnesis terkait Hipertiroid
Gejala hipertiroid dan faktor risiko yang perlu ditanyakan adalah sebagai berikut :
- Riwayat keluarga
- Riwayat penggunaan obat tiroid
- Riwayat penyakit autoimun lainnya
- Pajanan terhadap iodine
- Keluhan adanya penurunan berat badan tanpa pengurangan nafsu makan, intoleransi terhadap suhu hangat, depresi, iritabel, ansietas, oligomenorrhea, kelemahan, tremor, hiperdefekasi, dan insomnia [4]
Setelah menanyakan anamnesis seputar keluhan tiroid, dokter memberitahukan kepada pasien pemeriksaan fisik yang akan dilakukan dan tujuannya, yaitu untuk membantu menegakkan diagnosis ke arah gangguan tiroid dan/atau memantau terapi yang sedang dilakukan. Sebelum dilakukan pemeriksaan fisik, dokter perlu membersihkan tangannya terlebih dahulu. [4]
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan fisik tiroid hanyalah segelas air yang akan diperlukan untuk menilai gerakan pasien menelan saat minum. [1]
Posisi Pasien
Pada pemeriksaan fisik generalis pasien sebaiknya pada posisi berbaring dan pemeriksaan fisik lokalis pasien berada dalam posisi duduk atau berdiri. Kepala pasien diposisikan sedikit hiperekstensi. Sebaiknya lampu sorot berada di leher anterior. Pada saat pemeriksaan, pasien diminta untuk menelan. [1,2]
Prosedural
Prosedural pemeriksaan fisik tiroid mencakup prosedural pemeriksaan generalis dan lokalis.
Pemeriksaan Generalis
Pemeriksaan generalis dilakukan dari kesadaran umum, gait, penampilan keseluruhan, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan dari kepala hingga kaki secara sistematik. Temuan pada pemeriksaan generalis yang mengarah pada keluhan hipotiroid maupun hipertiroid dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tanda yang Mengarah pada Hipotiroid dan Hipertiroid
Temuan | Hipotiroid | Hipertiroid |
Tampilan Umum | Mengantuk | Cemas, tremor |
Tanda-tanda vital | Bradikardia, penurunan tekanan darah sistolik dan peningkatan tekanan darah diastolik sehingga tekanan nadi sempit (jarak sempit antara tekanan sistolik dan diastolik, misalnya 110/100) | Takikardi dan hipertensi sistolik dengan tekanan nadi yang lebar (jarak yang lebar antara tekanan sistolik dan diastolik, misalnya 160/40) |
Kepala | Rambut rontok, ikterus, konjungtiva pucat | Proptosis edema periorbital |
Leher | Benjolan pada leher | Benjolan pada leher |
Dada | Efusi perikardial | Aritmia |
Abdomen | Distensi abdomen | - |
Ekstremitas | Pucat, edema pitting pada ekstremitas bawah | Tremor pada tangan |
Kulit | Kulit kering | Kulit hangat dan lembab |
Berat badan | Gemuk | Kurus |
Sumber: dr. Gisheila, 2019. [5,6]
Pemeriksaan Lokalis
Pemeriksaan lokalis tiroid terdiri dari tiga tahapan, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan sintesis data.
- Inspeksi :
Inspeksi dilakukan dari dua sudut pandang, yaitu anterior dan lateral. Pada pemeriksaan inspeksi anterior, kepala pasien diposisikan sedikit hiperekstensi. Ekstensi kepala dapat meregangkan jaringan di atasnya. Pasien diminta untuk menelan air agar pemeriksa dapat melihat adanya pergerakan kelenjar tiroid ke bagian atas. Penggunaan lampu sorot juga dapat mempermudah deteksi adanya massa. [1,2] Setelah itu, inspeksi dilakukan dari bagian lateral untuk observasi leher dari bagian kanan dan kiri. Dokter akan memeriksa kontur kartilago krikoid sampai dengan lengkungan suprasternal. Dokter juga melakukan inspeksi apakah terdapat penonjolan pada leher [1,2]
- Palpasi :
Pasien diposisikan duduk. Dokter memeriksa lokasi isthmus tiroid dengan palpasi antar kartilago krikoid dan lengkung suprasternal. Sebaiknya, ketika satu tangan melakukan palpasi tiroid, tangan yang lain meretraksi otot sternocleidomastoideus. Minta pasien untuk menelan dan palpasi apakah terdapat kelenjar tiroid yang ikut bergerak ke atas. Pada pemeriksaan palpasi, dokter dapat memeriksa dari anterior ataupun posterior. [1-3]
- Auskultasi :
Pemeriksaan auskultasi tiroid bertujuan untuk melihat ada tidaknya bruit. Bruit menandakan adanya peningkatan vaskularitas yang merupakan salah satu tanda Grave’s disease. Walau demikian, dokter perlu membedakan apakah bruit terdengar secara kontinu atau hanya bruit sistolik. Bruit sistolik umumnya disebabkan oleh bruit karotis atau penjalaran murmur jantung. [1,7]
- Sintesis Data :
Berdasarkan data dari inspeksi dan palpasi, kategorikan kelenjar tiroid dalam salah satu kategori berikut:
1. Goiter ruled out, yaitu kelenjar normal atau kecil (1-2x dari ukuran normal) dengan penonjolan lateral <2 mm
2. Goiter ruled in, yaitu kelenjar besar (>2x dari ukuran normal) atau penonjolan lateral >2 mm
3. Inkonklusif [1]
- Tahapan Pemeriksaan Tiroid
Tahapan pemeriksaan tiroid yang dapat dilakukan adalah :
1. Dokter berada di depan/di belakang pasien
2. Inspeksi terlebih dahulu apakah terdapat benjolan dengan meminta pasien sedikit hiperekstensi dan posisi gaya menelan. Lihat apakah terdapat adanya massa pada leher. Inspeksi dari arah anterior dan lateral
3. Palpasi dengan mencari lokasi kartilago krikoid. Di bawah cincin krikoid merupakan dua cincin trakea yang merupakan tempat isthmus tiroid berada
4. Pasien kembali diminta untuk sedikit ekstensi dan rileks. Lakukan palpasi dengan menggunakan ruas jari, bukan dengan ujung jari dan identifikasi isthmus tiroid. Palpasi mulai dari bagian tengah (midline) ke lateral
5. Setelah itu, minta pasien untuk menelan (berikan segelas air) dan pastikan apakah benjolan itu ikut bergerak ke atas atau tidak. Apabila ikut bergerak, dapat dipastikan benjolan leher merupakan kelenjar tiroid. Identifikasi juga apakah terdapat kenaikan asimetris dari lobus tiroid
6. Periksa apakah ada pembesaran kelenjar, apakah tumor bersifat difus atau multinodul. Bagaimana konsistensi tumor tersebut, apakah kenyal atau keras dan apakah terdapat nyeri tekan dan hangat pada pemeriksaan
7. Setelah dilakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi, lakukan auskultasi untuk melihat apakah terdapat bruit sistolik atau kontinu [1,7]
Pelaporan Hasil Pemeriksaan
Hal-hal yang perlu dilaporkan pada hasil pemeriksaan fisik tiroid adalah sebagai berikut :
- Lokasi kelenjar tiroid berdasarkan hasil inspeksi
- Penggunaan pendekatan anterior atau posterior pada saat palpasi tiroid untuk mengidentifikasi nodul tiroid
- Ukuran dan jumlah nodul
- Konsistensi nodul
- Palpasi konsistensi dan mobilitas nodul limfa regional.
- Terdapat bruit atau tidak [1]
Follow Up
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, dokter akan memberikan kemungkinan beberapa diagnosis dan diperlukan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis. Pemeriksaan lain yang mungkin akan dilakukan adalah pemeriksaan fungsi tiroid, yaitu level hormon thyroid-stimulating (TSH), hormon tiroid (T3 dan T4), pemeriksaan autoantibodi, skintigrafi, atau pemeriksaan biopsi apabila diperlukan. Pemeriksaan EKG dapat dilakukan apabila terdapat kelainan pada irama jantung pada hasil temuan pemeriksaan fisik. [5,6]