Tes Saliva untuk Menegakkan Diagnosis COVID-19

Oleh :
Sunita

Pemeriksaan reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) menggunakan spesimen saliva atau tes saliva mulai dipertimbangkan untuk menegakkan coronavirus disease 2019 atau COVID-19 sebagai alternatif dari spesimen swab nasofaring. Swab nasofaring memiliki keterbatasan, yaitu rasa tidak nyaman bagi pasien, merangsang batuk dan bersin, dan berpotensi memproduksi aerosol, sehingga menyebabkan tes saliva semakin banyak dipelajari sebagai pilihan pengambilan sampel yang lebih disukai oleh pasien dan tenaga kesehatan.

Namun, evaluasi bukti ilmiah yang membandingkan efektivitas spesimen saliva dan swab nasofaring perlu dilakukan untuk menegaskan peran metode pengumpulan saliva dalam penegakan diagnosis COVID-19. Pada artikel ini, akan dibahas sejumlah bukti ilmiah yang berkembang tentang efektivitas, keterbatasan teknis, serta potensi penerapan tes saliva untuk menegakan COVID-19 di Indonesia.[1,2]

Bukti Ilmiah Uji Saliva untuk Penegakan Diagnosis COVID-19

Referensi