Tampilan Klinis dan Manajemen Lichtenberg Figure

Oleh :
dr. Fresa Nathania Rahardjo, M.Biomed, Sp.KK

Lichtenberg figure adalah tampilan klinis kutaneus yang bisa ditemukan pada pasien dengan cedera tersambar petir. Pola ini juga dikenal dengan istilah pola daun fern (ferning pattern) dan bersifat patognomonik untuk sambaran petir.

Pola yang muncul pada Lichtenberg figure bersifat sementara, berbeda dengan luka bakar yang sifatnya menetap. Setelah pola menghilang, umumnya tidak ditemukan kelainan bermakna pada area lesi. Cedera berat atau menetap yang dapat terjadi pada kejadian tersambar petir antara lain luka bakar, abrasi kornea, ruptur membran timpani, hiponatremia, rhabdomyolisis, dan aritmia jantung.

800px-Lightning_injury-min James Heilman, MD, Wikimedia Commons, 2019.

Mekanisme terbentuknya Lichtenberg figure belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berkaitan dengan transmisi elektron dan melibatkan kebocoran plasma dari pembuluh darah. Tata laksana pada kelainan ini sering tidak diperlukan karena tidak terjadi kerusakan jaringan dan lebih difokuskan pada tata laksana kelainan lain yang terjadi akibat tersambar petir.[1-3]

Tampilan Klinis Lichtenberg Figure

Lichtenberg figure adalah pola khas, berbentuk seperti daun fern, yang bercabang-cabang pada permukaan kulit. Tampilan klinis ini bersifat patognomonik untuk cedera sambaran petir.

Pada lesi Lichtenberg figure terdapat eritema kulit yang tidak memudar pada penekanan. Dari pemeriksaan histopatologi, akan ditemukan epidermis dan dermis yang normal dan hanya terdapat ekstravasasi fokal darah dari jaringan subkutaneus atas.

Tidak terdapat luka bakar pada lesi ini, namun terdapat inflamasi. Lesi Lichtenberg figure bersifat asimtomatik atau tidak menimbulkan gejala, muncul segera atau 1 jam setelah cedera sambaran petir, dan dapat bertahan hingga 48 jam setelah kejadian tersambar petir. Lesi ini sendiri tidak berbahaya, tidak ditemukan kelainan apapun pada area kulit yang terkena selain bercak merah yang khas dan inflamasi superfisial pada pemeriksaan klinis.[1,2,4]

Mekanisme Munculnya Lichtenberg Figure

Lichtenberg figure adalah lesi kulit patognomonik yang disebabkan oleh trauma spesifik yaitu tersambar petir. Lesi kulit ini dianggap sebagai alat diagnostik yang berguna untuk cedera yang disebabkan oleh petir, karena pasien sering tidak sadarkan diri atau tidak dapat mengingat riwayat sambaran petir. Patofisiologi terbentuknya Lichtenberg figure tidak diketahui pasti, namun diduga melibatkan kerusakan dan kebocoran dari pembuluh darah kulit karena transmisi arus listrik melalui kulit.

Petir sendiri menyambar secara vertikal dengan jangkauan sekitar 10 km dan secara horizontal jangkauannya bisa beberapa kali lipat. Temperatur petir sangat panas dan dapat mencapai 5000 C. Terdapat beberapa tipe arus petir, yakni kilatan petir ke tanah (flashes to ground), petir seperti pita (ribbon lightning), petir berbutir (beaded lightning), udara bermuatan listrik, kilatan petir antar awan (cloud flashes), serta arus petir seperti bola (ball lightning). Kesemua tipe arus ini dapat menyebabkan Lichtenberg figure.

Saat terjadi sambaran petir, akan timbul pelepasan voltase tinggi pada atau di dalam bahan insulasi. Sambaran petir sendiri akan menghasilkan sekitar 30 juta volt atau 50.000 ampere arus listrik yang akan mengaliri tubuh pasien. Hal ini, ditambah dengan sifat kulit yang merupakan insulator yang baik, akan menyebabkan munculnya berbagai manifestasi, termasuk Lichtenberg figure. Aliran elektron yang intens diperkirakan menyebabkan degradasi dielektrik kulit dan kebocoran sel darah merah ke lapisan kulit superfisial dari kapiler dan menimbulkan tampilan klinis seperti daun fern.[2,3,5]

Manajemen Lichtenberg Figure

Seperti telah disebutkan sebelumnya, Lichtenberg figure sendiri bukanlah lesi kulit yang permanen dan berbahaya. Lesi Lichtenberg figure dapat hilang dengan sendirinya walaupun tidak diberikan penatalaksanaan khusus. Oleh karenanya, manajemen pada pasien dengan Lichtenberg figure lebih difokuskan pada manajemen cedera petir itu sendiri.

Manajemen Cedera Petir Secara Umum

Sesuai dengan prinsip manajemen cedera pada umumnya, pasien yang tersambar petir perlu menjalani pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik umum secara cepat, serta diberikan resusitasi apabila diperlukan. Saat pasien telah stabil, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menilai adanya cedera berat akibat sambaran petir, mencakup pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal, elektrolit, enzim jantung, EKG, dan pemeriksaan radiologi sesuai keperluan.

Pada pasien yang tersambar petir, luka bakar pada otot akan menyebabkan rhabdomyolisis yang dapat berujung pada komplikasi nekrosis tubulus akut. Hal ini dapat diperiksa dengan urinalisis dimana didapatkan myoglobin pada urine. Selain itu, syok elektrik akibat sambaran petir dapat menimbulkan cedera kardiak, menyebabkan aritmia dan cedera pada miokard. Bentuk cedera lain adalah tip toe sign,  perdarahan intramiokard, edema paru, kontusio paru, dan abrasi kornea.[4-6]

Manajemen Lichtenberg Figure

Pada area lesi Lichtenberg figure sendiri tidak terdapat kelainan apapun selain sedikit inflamasi di permukaan kulit sehingga tidak diperlukan penanganan. Kemungkinan komplikasi akibat lesi Lichtenberg figure juga tidak ada. Meski demikian, dokter perlu membedakan Lichtenberg figure dengan luka bakar. Pasien yang mengalami luka bakar berpotensi mengalami infeksi sekunder pada kulit dan munculnya jaringan parut di kemudian hari.[4-6]

Kesimpulan

Lichtenberg figure adalah lesi kutaneus patognomonik pada pasien yang mengalami cedera petir. Lichtenberg figure ditandai dengan kemerahan kulit dan pola seperti daun bercabang-cabang menyerupai daun fern. Keberadaan Lichtenberg figure dapat membantu diagnosis cedera petir pada pasien yang hilang kesadaran atau tidak mengingat mekanisme cedera yang dialami.

Patofisiologi munculnya Lichtenberg figure belum diketahui pasti. Teori yang ada menduga adanya peran transmisi elektron akibat tegangan tinggi dari petir yang menjalar melalui kulit, serta menyebabkan kebocoran pembuluh darah.

Lichtenberg figure tidak bersifat permanen dan tidak menimbulkan komplikasi khusus pada kulit. Oleh karenanya, tidak diperlukan manajemen khusus untuk lesi kulit ini. Manajemen pasien difokuskan pada manajemen cedera petir secara umum.

Referensi