Peran Colchicine dalam Terapi Penyakit Kardiovaskular

Oleh :
dr. Hendra Gunawan SpPD

Colchicine atau kolkisin diduga bermanfaat untuk terapi penyakit kardiovaskular seperti infark miokard akut dan atrial fibrilasi. Sebelumnya, colchicine hanya umum digunakan untuk terapi gout. Namun, studi-studi terbaru menunjukkan bahwa sifat antiinflamasi colchicine mungkin bermanfaat untuk terapi penyakit yang patofisiologinya melibatkan inflamasi kronis, misalnya penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.[1-3]

Colchicine merupakan suatu zat alamiah yang didapatkan dari Colchicum autumnale. Awalnya, colchicine digunakan untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada penderita gout. Namun, dalam perkembangannya, colchicine dilaporkan memiliki banyak properti antiinflamasi, sehingga mulai digunakan untuk terapi berbagai penyakit inflamasi seperti penyakit Behcet dan perikarditis.[2,3]

tabletputih

Penyakit kardiovaskular, dalam hal ini penyakit jantung koroner, telah lama dilaporkan berhubungan dengan inflamasi kronis. Aterosklerosis yang merupakan proses dasar penyakit jantung koroner diketahui melibatkan aktivasi sitokin proinflamasi seperti IL-1β dan TNF-α. Hal ini akan meningkatkan migrasi monosit menuju celah subintimal dan meningkatkan diferensiasi monosit menjadi sel foam, yaitu makrofag yang mengandung lipoprotein kaya kolesterol teroksidasi.[4,5]

Mekanisme Kerja Colchicine sebagai Obat Antiinflamasi

Colchicine mempunyai efek antiinflamasi karena obat ini dapat mencegah formasi mikrotubulus dengan cara mengikat α-tubulin dan β-tubulin menjadi suatu kompleks tubulin-colchicine. Hambatan polimerisasi tubulus ini akan mengganggu pembentukan sitoskeleton, mitosis, dan proses transportasi intraseluler, terutama pada neutrofil.[6]

Colchicine bekerja secara dominan pada neutrofil karena neutrofil tidak memiliki pompa P-glikoprotein. Colchicine menghambat aktivitas neutrofil, migrasi neutrofil, dan adhesi neutrofil dengan endotel, sehingga mengurangi inflamasi.[6]

Selain itu, colchicine juga menghambat adhesi leukosit lain dengan endotel melalui penurunan ekspresi molekul adhesi E-selectin di endotel. Colchicine juga mengurangi ekspresi reseptor TNF-α pada makrofag dan endotel serta menurunkan sekresi TNF-α oleh monosit atau makrofag.[7]

Bukti tentang Efektivitas Colchicine dalam Terapi Penyakit Jantung Koroner

Uji klinis oleh Nidorf, et al. mempelajari 532 pasien penyakit jantung koroner stabil yang menerima aspirin dan/atau clopidogrel serta statin. Pasien dibagi ke dalam dua grup, yaitu grup yang mendapatkan colchicine 0,5 mg/hari dan grup yang tidak mendapatkan colchicine. Follow-up lalu dilakukan 3 tahun kemudian.[8]

Luaran primer yang dinilai dalam uji klinis tersebut adalah insiden komposit sindrom koroner akut, cardiac arrest di luar rumah sakit, dan stroke iskemik nonkardioembolik. Hasil analisis menunjukkan bahwa insiden komposit tersebut lebih rendah pada grup yang mendapatkan colchicine daripada grup yang tidak mendapatkan colchicine (5,3% vs. 16%). Uji klinis ini menyimpulkan bahwa colchicine yang diberikan bersama terapi standar efektif mengurangi risiko kejadian kardiovaskular.[8]

Uji klinis lain yang berskala lebih besar (melibatkan 5.522 pasien penyakit jantung koroner stabil) juga menunjukkan hasil yang sejalan. Insiden komposit dari kematian kardiovaskular, infark miokard, stroke iskemik, dan revaskularisasi koroner tampak lebih rendah pada grup pasien yang mendapatkan colchicine 0,5 mg/hari daripada grup yang mendapatkan plasebo (6,8% vs. 9,6%, dengan perbedaan insiden 2,5 vs. 3,6 kejadian per 100 person-years).[9]

Uji klinis pada populasi yang berbeda, yaitu populasi yang baru saja mengalami infark miokard dalam 30 hari terakhir, juga menunjukkan manfaat colchicine. Colchicine 0,5 mg/hari terbukti menurunkan risiko kejadian kardiovaskular iskemik secara signifikan bila dibandingkan dengan plasebo.[10]

Pada populasi yang menjalani percutaneous coronary intervention (PCI), pemberian colchicine sebelum tindakan bisa mengurangi kenaikan sitokin proinflamasi dalam 24 jam setelah tindakan. Namun, hal ini tidak terbukti menurunkan risiko cedera miokard setelah tindakan bila dibandingkan plasebo (2,9% vs 4,7%, p=0,49).[11]

Suatu meta analisis terhadap 13 uji klinis (total 13.125 pasien) juga menunjukkan bahwa colchicine dapat menurunkan risiko infark miokard (OR 0,64; 95%IC 0,46–0,90; p=0,01) dan risiko stroke bila dibandingkan dengan plasebo. Namun, colchicine tidak bisa mengurangi mortalitas kardiovaskular (OR 0,82; 95%IC 0,55–1,22, p=0,45) dan tidak bisa mengurangi mortalitas all-cause (OR 0,96; 95%IC 0,65–1,41; p=0,83).[12]

Bukti tentang Efektivitas Colchicine dalam Pencegahan Atrial Fibrilasi

Atrial fibrilasi telah dilaporkan melibatkan proses inflamasi karena adanya aktivasi dari inflammasome NLRP3 yang merangsang sekresi sitokin proinflamasi. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya fokus ektopik pada atrium, fibrosis, dan remodeling struktur atria yang dapat memperparah atrial fibrilasi.[6,13]

Suatu meta analisis dilakukan oleh Lee, et al. terhadap 3 uji klinis dengan total 912 pasien yang menjalani bedah kardiak. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian colchicine perioperatif dapat menurunkan insiden atrial fibrilasi pascaoperasi sebesar 35% (95%IC: 0,46–0,91; p<0,01) selama periode pengamatan 1–6 bulan.[14]

Namun, studi lain masih menunjukkan hasil yang bertentangan dengan meta analisis tersebut. Menurut studi Zarpelon, et al. terhadap 140 pasien yang menjalani tindakan bedah revaskularisasi miokard, pemberian colchicine tidak mengurangi insiden atrial fibrilasi setelah tindakan. Uji klinis yang berskala lebih besar masih diperlukan untuk mengonfirmasi bukti-bukti yang masih inkonsisten saat ini.[15]

Efek Samping Colchicine dalam Terapi Penyakit Kardiovaskular

Mayoritas studi yang mempelajari peran colchicine dalam terapi penyakit kardiovaskular melaporkan bahwa pemberian colchicine bisa menyebabkan intoleransi gastrointestinal. Beberapa contoh manifestasi intoleransi gastrointestinal yang dilaporkan adalah mual, muntah, dan diare. Selain itu, efek-efek samping lain yang dilaporkan adalah myalgia, myositis, dan trombus pada ventrikel kiri. Adanya efek-efek samping tersebut menjadi alasan beberapa pasien berhenti mengonsumsi colchicine dalam studi.[6,12,14]

Kesimpulan

Colchicine mempunyai efek antiinflamasi yang diyakini dapat bermanfaat sebagai terapi penyakit kardiovaskular, terutama yang patofisiologinya berhubungan dengan inflamasi kronis seperti penyakit jantung koroner.

Bukti klinis saat ini menunjukkan bahwa colchicine memang efektif untuk mengurangi risiko infark miokard, revaskularisasi koroner, dan stroke iskemik. Namun, colchicine belum terbukti bisa mengurangi mortalitas kardiovaskular maupun mortalitas all-cause.

Colchicine juga dilaporkan dapat mengurangi risiko atrial fibrilasi setelah bedah kardiak. Namun, hal ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut dengan studi yang berskala lebih besar karena bukti yang ada masih inkonsisten.

Penggunaan colchicine umumnya mempunyai profil keamanan yang cukup baik. Efek samping yang paling banyak dilaporkan adalah intoleransi gastrointestinal, misalnya mual, muntah, dan diare. Efek samping lain yang lebih jarang adalah myalgia, myositis, dan trombus pada ventrikel kiri.

Referensi