Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Tumor Ganas Kavitas Nasal general_alomedika 2021-07-12T08:18:33+07:00 2021-07-12T08:18:33+07:00
Tumor Ganas Kavitas Nasal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Tumor Ganas Kavitas Nasal

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa tumor ganas kavitas nasal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa. Secara umum, tumor ganas kavitas nasal lebih cenderung ditemukan pada rentang usia 50 sampai 60 tahun. Secara global, tumor ganas kavitas nasal relatif jarang terjadi, namun di Indonesia prevalensi diduga lebih tinggi karena paparan zat faktor risiko yang masih tinggi. Hal ini contohnya adalah penggunaan kayu bakar untuk memasak di rumah atau paparan debu kayu dari pekerjaan.[15]

Global

Data epidemiologi secara global menunjukkan prevalensi kasus tumor ganas kavitas nasal sebesar 5% dari keganasan pada kepala dan leher, dan kurang dari 1% dari seluruh keganasan.

Data American Cancer Society tahun 2018 menunjukkan insiden tumor ganas  kavitas nasal dan sinus paranasal sebanyak 2000 penduduk per tahun. Jepang memiliki prevalensi tumor ganas kavitas nasal tertinggi yaitu 2 per 10.000 penduduk per tahun.[11,15]

Tumor ganas kavitas nasal lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Bentuk keganasan yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa.[11]

Indonesia

Data epidemiologi tumor ganas kavitas nasal di Indonesia masih sangat terbatas. Meski demikian, kondisi ini diperkirakan memiliki prevalensi lebih tinggi di Indonesia dibandingkan prevalensi global. Hal ini karena paparan faktor risiko yang masih banyak ditemukan, seperti paparan asap rokok, paparan dari tempat kerja (industri kayu atau tekstil), dan penggunaan kayu bakar untuk memasak di rumah.

Penelitian deskriptif retrospektif yang dilakukan di sebuah rumah sakit di daerah Padang tahun 2016-2018 pada subjek penelitian dengan rentang usia 41-50 tahun menunjukkan hasil sebagian besar pasien adalah pria (60,78%), dengan keluhan terbanyak adalah hidung tersumbat (45,09%), dan tipe histopatologi terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa (58,82%). Penelitian lain di sebuah rumah sakit umum di daerah Medan melaporkan sebanyak 50,9% pasien tumor ganas sinonasal mengalami gejala hidung tersumbat yang timbul kurang dari enam bulan.[11,16]

Mortalitas

Tumor ganas kavitas nasal dapat menyebabkan mortalitas yang beragam, tergantung pada jenis sel tumor dan komplikasi yang terjadi. Faktor-faktor yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas adalah staging dan luas penyebaran sel tumor, penyakit penyerta, serta kondisi infeksi. Secara umum tumor ganas kavitas nasal memiliki angka kesintasan 5 tahun sebesar 35-40%.[11,15]

Referensi

11. Husna M, Rahman S, Rustam E. Gambaran Klinis dan Histolopatologis Pasien Karsinoma Kavum Nasal dan Sinus Paranasal di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016 – 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3): 474-483
15. Yin Z, Wang Y, Wu Y, et al. Age distribution and age-related outcomes of olfactory neuroblastoma: a population-based analysis. Cancer Management and Research. 2018;10: 1359–1364
16. Fadly F, Farhat, Asnir RA. Profile of sinonasal malignant tumor patients in Adam Malik General Hospital Medan-Indonesia. Bali Med J. 2018; 7(1): 137-140 DOI:10.15562/bmj.v7i1.810

Etiologi Tumor Ganas Kavitas Nasal
Diagnosis Tumor Ganas Kavitas Nasal
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
04 Februari 2022
Pengaruh siklus radioterapi terlambat pada pengobatan KNF - Onkologi Radiasi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Steven, Sp.Onk.Rad, izin bertanya dokter.Bagaimana pengaruhnya jika terjadi keterlambatan menjalani siklus radioterapi pada pasien dengan kanker...
dr. Reren Ramanda
16 November 2021
Hubungan infeksi HPV pada kejadian kanker - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. Sekti Sp. THT-KL(K), izin bertanya dokter, apakah memang terdapat hubungan antara infeksi HPV dengan kejadian Ca pada bidang THT terutama pada pasien...
dr. Hudiyati Agustini
16 November 2021
Kissing disease mononukleosis - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. Sekti SpTHT(K), apakah benar mononukleosis risiko tinggi menyebabkan kanker nasofaring? berapa besar prevalensinya? apakah ada faktor yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.