Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Tumor Ganas Kavitas Nasal general_alomedika 2023-02-27T14:54:38+07:00 2023-02-27T14:54:38+07:00
Tumor Ganas Kavitas Nasal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Tumor Ganas Kavitas Nasal

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Penatalaksanaan pada tumor ganas kavitas nasal adalah pembedahan yang dikombinasi dengan terapi lainnya, seperti radiasi dan kemoterapi sebagai ajuvan yang  juga memiliki peran paliatif dan sitoreduksi.[3,4,22]

Terapi Pembedahan

Reseksi bedah pada tumor ganas dilakukan untuk tujuan kuratif. Biasanya, reseksi bedah dilakukan secara en bloc disertai eksenterasi. Jenis reseksi dan pendekatan bedah yang digunakan bergantung pada ukuran tumor dan perluasannya. Tumor yang terbatas pada rongga hidung dapat dinilai melalui endoskopi transnasal, sublabial, rinotomi lateral, atau kombinasi endoskopi dengan pembedahan terbuka. Tumor ganas dengan perluasan memerlukan eksenterasi orbital, maksilektomi parsial atau total, atau reseksi dasar kranial anterior.

Kontraindikasi absolut untuk reseksi bedah adalah pasien yang memiliki penyakit penyerta  atau  gangguan nutrisi, adanya metastasis jauh, invasi tumor ke fasia prevertebralis atau sinus kavernosus, invasi  bilateral ke nervus optikus, serta adanya keterlibatan tumor pada arteri karotis. Kontraindikasi relatif reseksi bedah tumor ganas kavitas nasal adalah invasi tumor ke otak dan keterlibatan intracranial atau struktur nervus kranialis oleh karsinoma kistik adenoid.[3,4]

Terapi Radiasi

Radiasi dapat digunakan sebagai modalitas tunggal, sebagai terapi tambahan pada pembedahan, atau sebagai terapi paliatif.  Terapi radiasi merupakan terapi utama untuk tumor limforetikular atau tumor yang tidak dapat dilakukan reseksi bedah. Radiasi praoperasi diberikan pada kasus tumor dengan ukuran besar untuk mereduksi volume tumor, sehingga mengurangi morbiditas yang berat akibat tindakan reseksi. Terapi radiasi pasca operasi bertujuan untuk mengeliminasi lesi tumor yang tersisa serta mengurangi rekurensi lokal dari tumor.[3,23]

Pada esthesioneuroblastoma, radioterapi adjuvan diindikasikan untuk tumor pada kavitas nasal yang telah meluas ke sinus paranasal, atau tumor yang sudah menginvasi rongga orbit, intrakranial, serta metastasis ke servikal maupun pulmonal. Radioterapi akan diberikan langsung pada bagian tumor dan ekstensi tumor secara rutin dengan dosis radioterapi bervariasi dari 50 sampai 60 Gy. Pemberian dosis radioterapi yang lebih tinggi memiliki risiko toksisitas neuron jangka panjang. Namun, kemajuan teknologi intensity modulated radiotherapy (IMRT) melalui teknik meminimalkan dosis yang diberikan ke struktur vital yang dekat dengan tumor, menyebabkan efek samping dari radiasi dosis tinggi menurun dan kualitas hidup pasien meningkat tanpa mengorbankan luaran klinis.[2,23]

Kemoterapi

Kemoterapi bermanfaat sebagai terapi tumor ganas pada kavitas nasal dan sinonasal. Kemoterapi neoadjuvan dapat diberikan sebelum reseksi bedah atau radioterapi. Kemoterapi paliatif berperan sebagai sitoreduksi, meredakan nyeri, gejala obstruksi, dan menghilangkan lesi eksternal yang masif.[3,22]

Sebuah studi melaporkan bahwa kemoterapi efektif untuk karsinoma sel skuamosa pada kavitas nasal dan sinonasal stadium III dan IV. Sebagian besar pasien dalam penelitian tersebut menggunakan kemoterapi dengan agen platinum dan taxanes, yang seringkali dikombinasikan dengan obat lain seperti 5-fluorouracil, ifosfamide, atau cetuximab. Sebanyak 71 dari 123 pasien penelitian (57,7%) memberikan respon yang positif pada kemoterapi.[24]

Rekonstruksi dan Rehabilitasi

Pasien tumor ganas kavitas nasal dengan perluasan tumor maksila dengan erosi tulang sesudah menjalani maksilektomi total, akan memerlukan pemasangan protesis maksila sebagai tindakan rekonstruksi dan rehabilitasi. Hal tersebut dilakukan supaya pasien dapat melakukan fungsi berbicara dan menelan dengan baik. Pasien juga disarankan untuk mendapatkan rekonstruksi wajah melalui operasi bedah plastik.[3,4]

Pemantauan

Pada sebagian besar kasus tumor ganas kavitas nasal, pemantauan setiap 3 bulan selama 2 tahun pertama setelah terapi kuratif umumnya diperlukan karena risiko rekurensi sangat tinggi pada periode ini. Apabila diperlukan, pemantauan mungkin diperpanjang hingga 5 tahun.

Pada pemantauan, perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta evaluasi endoskopi. Pemeriksaan CT scan dan MRI dapat dipertimbangkan dilakukan pada 3-4 bulan setelah terapi selesai.

Apabila dianggap perlu, lakukan pemantauan periodik terkait oftalmologi, audiometri, neuroendokrin, dan neurokognitif.[26]

Referensi

2. Czapiewski P, Kunc M, Haybaeck J. Genetic and molecular alterations in olfactory neuroblastoma: implications for pathogenesis, prognosis and treatment. Oncotarget. 2016;7(32): 52584-96
3. Carrau RL. Malignant Tumors of the Nasal Cavity. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/846995-overview
4. Becker C, Kayser G, Pfeiffer J. Squamous cell cancer of the nasal cavity: New insights and implications for diagnosis and treatment. Head & Neck. 2016;0(0): 2112-17 DOI 10.1002/HED
22. Ock CY, Keam B, Kim TM, et al. Induction chemotherapy in head and neck squamous cell carcinoma of the paranasal sinus and nasal cavity: a role in organ preservation. Korean J Intern Med 2016;31:570-578 http://dx.doi.org/10.3904/kjim.2015.020
23. Kumar R. Esthesioneuroblastoma: Multimodal management and review of literature. World J Clin Cases. 2015; 3(9): 774-778 DOI: http://dx.doi.org/10.12998/wjcc.v3.i9.774
24. Abdelmeguid AS, Teeramatwanich W, Roberts DB, Amit M, Ferraroto R, Glisson BS, Kupferman ME, Su SY, Phan J, Garden AS, Raza SM, DeMonte F, Hanna EY. Neoadjuvant chemotherapy for locoregionally advanced squamous cell carcinoma of the paranasal sinuses. Cancer. 2021 Jun 1;127(11):1788-1795. doi: 10.1002/cncr.33452. Epub 2021 Feb 10. PMID: 33567468.
26. Dagan R. Tumors of the nasal cavity. Uptodate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/tumors-of-the-nasal-cavity

Diagnosis Tumor Ganas Kavitas Nasal
Prognosis Tumor Ganas Kavitas Nasal

Artikel Terkait

  • Vaksinasi HPV Sebagai Pencegahan Kanker Orofaring
    Vaksinasi HPV Sebagai Pencegahan Kanker Orofaring
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
04 Februari 2022
Pengaruh siklus radioterapi terlambat pada pengobatan KNF - Onkologi Radiasi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Steven, Sp.Onk.Rad, izin bertanya dokter.Bagaimana pengaruhnya jika terjadi keterlambatan menjalani siklus radioterapi pada pasien dengan kanker...
dr. Reren Ramanda
16 November 2021
Hubungan infeksi HPV pada kejadian kanker - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. Sekti Sp. THT-KL(K), izin bertanya dokter, apakah memang terdapat hubungan antara infeksi HPV dengan kejadian Ca pada bidang THT terutama pada pasien...
dr. Hudiyati Agustini
16 November 2021
Kissing disease mononukleosis - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. Sekti SpTHT(K), apakah benar mononukleosis risiko tinggi menyebabkan kanker nasofaring? berapa besar prevalensinya? apakah ada faktor yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.