Diagnosis Penyakit Meniere
Diagnosis penyakit Meniere dapat ditegakkan menggunakan kriteria diagnosis oleh The Classification Committee of the Bárány Society (CCBS). Menurut kriteria ini, penyakit Meniere dapat dibagi menjadi ‘Definite’ dan ‘Probable’.
Berikut adalah kriteria untuk definite Meniere’s disease:
- ≥ 2 episode vertigo spontan yang masing-masing berlangsung antara 20 menit sampai 12 jam
- Gangguan pendengaran sensorineural frekuensi rendah sampai sedang, berdasarkan audiometri, setidaknya satu kali, baik sebelum, selama, ataupun setelah episode vertigo pertama
- Gejala aural yang berfluktuasi pada telinga yang terkena
- Tidak termasuk pada diagnosis vestibular lainnya
Kriteria probable Meniere’s Disease adalah:
- ≥ 2 episode vertigo atau pusing dengan durasi 20 menit sampai 24 jam
- Gejala aural yang berfluktuasi pada telinga yang terkena
- Tidak termasuk pada diagnosis vestibular lainnya[4,7]
Anamnesis
Pasien dapat ditemui di ruang instalasi gawat darurat ataupun poliklinik. Keluhan tersering yang membawa pasien memeriksakan diri adalah vertigo. Pada saat pasien mengeluhkan vertigo, dokter harus membedakan antara vertigo sentral, perifer, dan kardiovaskuler. Tanda bahaya vertigo sentral adalah manifestasi neurologis, tuli mendadak, awitan atau tipe baru nyeri kepala, dan adanya nistagmus. Jika penyakit Meniere dicurigai, tanyakan karakteristik vertigo, gangguan pendengaran, dan riwayat episode yang sama sebelumnya.[2]
Setelah serangan akut, pada umumnya pasien akan mengeluhkan lelah, tidak stabil, dan mual yang dapat berlangsung hingga hitungan hari. Waktu dan frekuensi terjadinya serangan pada tiap individu sangatlah bervariasi. Ada pasien yang dapat memprediksi terjadinya serangan, ada pula yang mengeluhkan serangan terjadi secara tiba-tiba dengan waktu yang tidak dapat diprediksi. Serangan bisa dipicu oleh makanan atau minuman, siklus menstruasi, atau stres psikologis.[1,6]
Keluhan penyerta dapat berupa tinitus, sensasi penuh pada telinga, mual, muntah, berkeringat, dan diare. Gali juga faktor herediter, riwayat alergi, adanya penyakit autoimun, penyakit dahulu, serta riwayat trauma. [1,2,6]
Pemeriksaan Fisik
Pada fase remisi, temuan pemeriksaan fisik umumnya normal, terutama jika pasien bebas gejala. Pada fase serangan akut, akan didapatkan perubahan tanda vital, seperti meningkatnya tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan. Tanda dehidrasi bisa ada pada pasien yang mengalami muntah hebat.[1,2,6]
Uji Dix-Hallpike
Uji Dix-Hallpike, atau pemeriksaan Nylen–Bárány, bisa didapatkan nistagmus dengan latensi 2–5 detik.[2,6]
Uji Romberg
Uji Romberg menunjukkan ketidakstabilan yang signifikan dan memburuk pada saat serangan akut. Hasil dikatakan positif apabila pasien tidak dapat mempertahankan posisinya atau terjatuh ketika diminta berdiri sambil memejamkan mata.[2,6]
Stepping Test
Stepping test atau Fukuda test juga dapat dilakukan untuk memeriksa adanya vertigo. Dilakukan dengan cara meminta pasien berjalan di tempat dengan mata tertutup. Hasil dikatakan positif apabila terjadi deviasi ke salah satu sisi melebihi 30 derajat.[1,2,6]
Gangguan Pendengaran
Pemeriksaan fisik terkait gangguan pendengaran, yaitu:
- Pemeriksaan otoskopi umumnya normal
- Tes penala Rinne dan Weber pada pemeriksaan garpu tala akan menunjukkan tuli sensorineural pada penyakit Meniere yang akut atau sudah lanjut[2]
Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap juga dibutuhkan untuk membedakan penyakit Meniere dengan kondisi lain. Vertigo awitan baru bisa merupakan tanda awal dari serangan stroke atau kompresi batang otak yang memerlukan perawatan segera.[1,3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding penyakit Meniere adalah Benign Positional Paroxysmal Vertigo (BPPV) yang merupakan penyebab tersering vertigo perifer, serta neuritis vestibular.
Benign Positional Paroxysmal Vertigo (BPPV)
Pada Benign Positional Paroxysmal Vertigo (BPPV), vertigo berhubungan dengan gerakan kepala, berlangsung beberapa detik hingga menit dan tidak ada gejala aura. [2]
Neuritis Vestibular
Pada kasus neuritis vestibular, vertigo berlangsung selama beberapa hari. Akan didapatkan tanda lesi sentral, seperti nistagmus multi arah. Selain itu, bisa ditemukan defisit saraf kranial lain, peradangan membran timpani, demam tinggi, nyeri mastoid, dan ataksia trunkal.[2,6]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengidentifikasi gangguan pendengaran dan menyingkirkan diagnosis banding.
Audiometri
Pemeriksaan ini membantu menilai gangguan tajam pendengaran yang sudah terjadi dan dapat mendeteksi perubahan di masa mendatang. Hasil yang ditemukan pada penyakit Meniere umumnya adalah tuli sensorineural nada rendah yang fluktuatif.[2]
Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium spesifik untuk penegakan diagnosis penyakit Meniere. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
- Pemeriksaan kadar gula darah untuk mengidentifikasi adanya diabetes mellitus.
- Pemeriksaan antinuclear antibody (ANA) dan erythrocyte sedimentation rate (ESR) untuk mengidentifikasi penyakit autoimun
- Hitung darah lengkap dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan darah, seperti anemia atau leukemia
- Pemeriksaan kadar elektrolit untuk menilai adanya ketidakseimbangan elektrolit
Venereal disease research laboratory (VDRL) dan fluorescent treponemal antibody (FTA-ABS) untuk mengidentifikasi adanya sifilis dan penyakit Lyme[1,6]
MRI dan CT Scan
MRI dan CT scan dapat dilakukan pada episode pertama penyakit Meniere guna mengidentifikasi atau menyingkirkan penyebab sentral, seperti stroke , kelainan anatomi, atau neuroma akustik[1,5,6,7]
Electrocochleography (ECOG)
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan elektrofisiologi yang dapat mendeteksi peningkatan tekanan telinga bagian dalam dan secara spesifik mendeteksi distensi membran basilar dari telinga bagian dalam. Pada penyakit Meniere, dapat ditemukan peningkatan tekanan endolimfe yang berhubungan dengan hidrops endolimfe.[1]
Electronystagmography (ENG)
Electronystagmography (ENG) merupakan tes fungsi telinga bagian dalam, utamanya kanalis semisirkularis. Pemeriksaan dilakukan dengan menentukan respon telinga bagian dalam terhadap gerakan dan stimulasi kalori. Hidrops endolimfatik akan menyebabkan berkurangnya respon vestibular pada telinga yang terkena.[1]