Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Otosklerosis general_alomedika 2022-10-19T08:55:53+07:00 2022-10-19T08:55:53+07:00
Otosklerosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Otosklerosis

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Patofisiologi otosklerosis sebenarnya belum diketahui dengan jelas. Namun, diperkirakan berhubungan dengan inflamasi kronis yang berakhir pada remodeling abnormal tulang yang menyebabkan tuli konduktif, dan dapat berlanjut menjadi tuli campuran.

Otosklerosis ditandai dengan pertumbuhan tulang abnormal yang menyebabkan stapes menjadi “terpaku” pada kakinya yang menempel dengan tingkap oval, sehingga sulit mentransmisikan getaran suara. Hal ini yang menyebabkan terjadinya tuli.[6,11,14,15]

Fissula ante fenestram secara anatomis terletak sebelum tingkap oval (oval window) dekat dengan kaki stapes, bagian ini merupakan tempat predileksi otosklerosis. Bagian lain yang sering menjadi fokus otosklerosis antara lain adalah kaki stapes, tingkap bulat (oval window), area perikoklear, dan kanalis auditorius internus.[15,16]

Fisiologi Mendengar

Proses mendengar dimulai dari masuknya gelombang suara dari telinga luar. Gelombang suara kemudian akan menggetarkan membran timpani. Getaran ini kemudian akan ditransmisikan melewati telinga tengah melalui malleus, incus dan stapes (tulang-tulang pendengaran).[17]

Getaran kemudian ditransmisikan dari stapes ke tingkap oval untuk selanjutnya ditransmisikan ke koklea. Hal ini akan menyebabkan terjadinya transmisi getaran ke cairan yang berada di dalam koklea. Getaran cairan ini akan menyebabkan membrana basilar dan sel rambut bergerak.[17]

Pergerakan membrana basilar menyebabkan sel rambut bergerak ke kanan dan membuka kanal kalium (K+), kemudian K+ masuk ke dalam sel dan menyebabkan depolarisasi. Depolarisasi menstimulasi terbentuknya impuls yang kemudian dikirimkan ke otak lewat nervus auditorius, kemudian diproses oleh korteks auditori, sehingga seseorang dapat menginterpretasikan suara.[17]

Apabila terjadi gangguan pada salah satu dari berbagai organ yang berperan dalam menghantarkan getaran serta impuls getaran, maka akan menyebabkan tuli konduktif, sensorineural, atau gabungan keduanya.[17]

Patofisiologi Otosklerosis

Patofisiologi otosklerosis menurut histopatologinya dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase otospongiosis (fase awal), fase transisional, dan otosklerosis (fase lanjut).

Fase Otospongiosis

Fase otospongiosis merupakan fase awal dimana terjadi proses spongiosis (hipervaskularisasi). Pada fase ini terjadi peningkatan aktivitas osteosit, osteoblas, dan histiosit. Semakin lama, semakin banyak osteoblas yang terlibat dan menyebabkan area tersebut kaya dengan zat amorf dan defisiensi kolagen matur, sehingga membentuk tulang yang spongy (seperti sponge).[18]

Pada pewarnaan hematoksilin-eosin, tulang yang baru terbentuk ini terlihat padat berwarna kebiruan dan dikenal dengan mantles of Manesse. Pada fase aktif, dapat ditemukan adanya Schwarte sign pada area promontorium membran timpani. Tanda ini dapat membantu memberikan petunjuk diagnosis otosklerosis. Area tersebut merupakan fokus otospongiosis pada otosklerosis.[3,18]

Fase Transisional

Pada fase ini, osteoklas yang ada secara perlahan diganti oleh osteoblas sehingga mulai terjadi sklerosis pada tempat-tempat yang mengalami spongiosis. Apabila proses ini terjadi di tingkap oval, dekat kaki stapes, maka kaki stapes akan menjadi kaku dan menyebabkan tuli konduksi, karena suara tidak dapat dihantarkan dari liang telinga luar ke telinga dalam.[19]

Fase Otosklerosis (Fase Lanjut)

Pada fase lanjut, tuli konduktif dapat berlanjut menjadi tuli campuran (konduktif dan sensorineural). Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada koklea dan ligamentum spirale, atau outer hair cell karena adanya pelepasan enzim hidrolitik pada cairan perilymph dari lesi spongiosis. Enzim ini merupakan bahan metabolik yang dapat menyebabkan degenerasi elemen sensorineural di koklea dan menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural.[2,16,20]

Selain itu, tuli sensorineural juga dapat terjadi karena penurunan vaskularisasi dan menyebarnya proses sklerosis ke telinga dalam yang menyebabkan perubahan elektrolit dan biomekanik membrana basilar. Ketika otosklerosis sudah menyebar sampai ke telinga bagian dalam, maka tuli sensorineural dapat terjadi, sehingga gangguan pendengaran menjadi tuli campuran (konduktif dan sensorineural).[2,3,16,20]

Gejala vestibular dapat terjadi karena adanya perubahan biokimia pada cairan telinga dalam yang dapat menyebabkan disfungsi sel-sel rambut. Pada keadaan ini, keluhan gangguan keseimbangan dan rasa pusing juga dapat dialami.[2,3,16,20]

Referensi

2. Sharma VS, Tez SP, Rao MVS, et al. Audiological Analysis of 62 Patients with Otosclerosis Undergoing Stapedotomy with Slow-speed Microdrill. 2019;7(1):4.
3. Wiatr A, Składzień J, Strek P, et al. Carhart Notch—A Prognostic Factor in Surgery for Otosclerosis: Ear Nose Throat J. 2019 Sep 26. https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0145561319864571
6. Wang S, Hao W, Xu C, et al. A Study of Wideband Energy Reflectance in Patients with Otosclerosis: Data from a Chinese Population. BioMed Res Int . 2019 Aug 14; 2019. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6710738/
11. Kang K, Kim SK, Lim S,et al. A Case of Otosclerosis Treated with One Shot Laser-Assisted Stapes Surgery. Med Lasers. 2015 Dec 30;4(2):81–5.
14. Rudic M, Keogh I, Wagner R, et al. The pathophysiology of otosclerosis: Review of current research. Hear Res. 2015 Dec;330:51–6.
15. Wiyadi H. Diagnosis dan Penatalaksanaan Otosklerosis. Jurnal THT - KL UNAIR. 2008 Sep;1(3):29–37.
16. Zhang J, Tian J, Ta N, et al. Finite element analysis of round-window stimulation of the cochlea in patients with stapedial otosclerosis. J Acoust Soc Am. 2019 Dec;146(6):4122–30.
17. Santhanam R, Madasamy P, Nandhan R, Panicker A, Kameswaran M. Genetic Research in Otosclerosis: A New Frontier in Otology. Otolaryngol (Sunnyvale). 2019 Jun 27 ;9(3). https://www.omicsonline.org/open-access/genetic-research-in-otosclerosis-a-new-frontier-in-otology-109133.html
18. Priyadarshi S, Ray CS, Biswal NC, et al. Genetic Association and Altered Gene Expression of Osteoprotegerin in Otosclerosis Patients: Role of Osteoprotegerin in Otosclerosis. Ann Hum Genet. 2015 Jul;79(4):225–37.
19. Rekha S, Ramalingam R, Parani M. Pedigree Analysis and Audiological Investigations of Otosclerosis: An Extended Family Based Study. J Audiol Otol. 2018 Jun 14;22(4):223–8.
20. Liao S, Lu S, Li G, et al. Increased maternal serum placental growth hormone variant in pregnancies complicated by otosclerosis. Clin Otolaryngol. 2019 Sep;44(5):757–61.

Pendahuluan Otosklerosis
Etiologi Otosklerosis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 15:01
Cara untuk mengetahui keberhasilan terapi bell's palsy
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Ijin bertanya untuk mengetahui keberhasilan terapi bell's palsy bagaimana ya dok? Kapan diputuskan perlu dilakukan fisioterapi?Terima kasih.
Anonymous
Kemarin, 10:59
Mengapa OAT diminum setiap hari pada pasien TB anak fase lanjutan?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok.Izin bertanya.Mengapa OAT diminum setiap hari pada pasien TB anak fase lanjutan, sedangkan pada dewasa fase lanjutan diminum 3x seminggu ?Terimakasih
Anonymous
Kemarin, 08:47
Tremor sepanjang hari saat dalam pengobatan obat psikiatrik
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo, DokterMohon pendapatnya dok, Pasien datang ke faskes tingkat 1 dengan keluhan tremor sepanjang hari dan intensitasnya meningkat ketika sedang kelelahan....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.