Epidemiologi Gangguan Gait
Secara epidemiologi, gangguan gait lebih sering ditemukan pada kelompok lansia dan jumlahnya meningkat seiring bertambahnya usia.[5]
Global
Suatu penelitian dengan 488 subyek lansia (60–97 tahun) menyatakan prevalensi gangguan gait sebesar 32%. Prevalensi ini dipengaruhi oleh usia, pada usia 60–69 tahun prevalensi 10%, usia 70–74 tahun 25%, dan >80 tahun lebih dari 62%.[3,5]
Indonesia
Prevalensi gangguan gait secara keseluruhan di Indonesia masih belum diketahui dengan baik. Data yang tersedia saat ini berdasarkan etiologi gangguan gait. Sebagai contoh, penelitian pada tahun 2010 menyatakan prevalensi parkinson di Indonesia mencapai 876.665 orang. Penelitian lainnya menyatakan bahwa 59,17% lansia berusia >55 tahun menderita osteoartritis.[6,7]
Mortalitas
Prevalensi jatuh pada populasi >65 tahun sebesar 30%. Sekitar 17% dari keseluruhan kejadian jatuh disebabkan oleh gangguan gait. Pada populasi >85 tahun, kematian terkait cedera akibat jatuh adalah 100 per 100.000 individu. Penelitian lainnya menyatakan bahwa kecepatan berjalan mempengaruhi survival rate pada 34.000 subyek berusia >65 tahun.[8]