Penatalaksanaan Gangguan Gait
Penatalaksanaan gangguan gait dibedakan menjadi dua, yaitu memperbaiki gangguan gait dan mengobati etiologinya. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai tata laksana untuk memperbaiki gangguan gait.
Tata laksana utama untuk memperbaiki gait adalah fisioterapi. Fisioterapi yang disarankan adalah jenis endurance, baik sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan jenis fisioterapi lainnya. Tata laksana farmakologis disesuaikan dengan kondisi pasien serta etiologinya. Jenis obat yang sering dipakai adalah, dopaminergik, antispastisitas, ansiolitik, dan analgesik.[2,11]
Farmakologi
Obat-obatan yang diberikan biasanya bertujuan untuk mengatasi penyebab gangguan gait, meliputi:
- Antispastisitas (baklofen, dantrolen, tizanidin, benzodiazepin) untuk otot hipertonus. Untuk spastisitas fokal, dapat diberikan injeksi neurotoksin botulinum
-
Untuk distonia atau chorea, dapat diberikan antidiskinesia
- Dopaminergik untuk mengatasi hipokinesia pada parkinsonism
-
Ansiolitik diberikan pada pasien dengan cautious gait
-
Analgesik untuk mengurangi rasa nyeri pada antalgic gait
-
Psikostimulan (misal metilfenidat) digunakan untuk mengatasi freezing, kelemahan, serta penurunan atensi dan kognitif[11]
Nonfarmakologi
Fisioterapi merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki gangguan gait. Berikut adalah jenis-jenis fisioterapi yang umum dilakukan:
Latihan Fleksibilitas
Latihan fleksibilitas bertujuan untuk memperbaiki range of motion (ROM) sendi. Saat ini, hasil penelitian hanya menunjukkan sedikit perbaikan pada gait, bahkan sebagian penelitian menunjukkan tidak adanya perbaikan yang bermakna.
Latihan Endurance
Selain memperbaiki gait, latihan endurance juga bermanfaat untuk keseimbangan. Weight bearing merupakan salah satu metode latihan endurance yang alami, tetapi memerlukan postur tubuh yang stabil dan keseimbangan yang baik.
Pasien stroke yang menjalani treadmill 20 menit, 4 hari/minggu selama 6 minggu mengalami perbaikan keseimbangan, motorik, kecepatan berjalan, dan endurance berjalan secara signifikan. Treadmill yang dapat dilakukan adalah tipe weight bearing atau non-weight bearing, disesuaikan dengan kondisi pasien.
Latihan Resistance
Kekuatan/strength otot memiliki hubungan kurvilinear dengan gait. Artinya, tidak seluruh peningkatan atau penurunan kekuatan memengaruhi gait. Jika penurunan atau peningkatan kekuatan melewati threshold tertentu, barulah terjadi perubahan signifikan dengan kemampuan berjalan. Namun, hubungan antara kekuatan otot dan gait masih berbeda-beda antar penelitian. Diduga, faktor fisiologi otot yang lainya juga berperan dalam proses berjalan
Kombinasi
Dari ketiga jenis latihan di atas (fleksibilitas, endurance, dan resistance), hanya latihan endurance yang secara konsisten dan signifikan mampu memperbaiki gait. Walau demikian, jika latihan endurance dikombinasikan dengan latihan fleksibilitas dan resistance, kombinasi ketiganya terbukti lebih memperbaiki gait pasien. Suatu penelitian yang mengombinasikan ketiga latihan di atas selama 12 minggu menunjukkan perbaikan kekuatan, kondisi kesehatan secara umum, kecepatan berjalan, serta mengurangi risiko jatuh.[8,12]