Epidemiologi Gangguan Kepribadian Narsisistik
Data epidemiologi menunjukkan bahwa gangguan kepribadian narsisistik lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Kondisi ini dilaporkan sering didiagnosis pada orang dewasa muda (usia 20-an) dan dapat memburuk seiring pertambahan usia.
Global
Gangguan kepribadian narsisistik lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita (75% kasus adalah pria). Gangguan ini bersifat kronik dan dapat memburuk seiring usia karena adanya penyakit (keterbatasan fisik) atau berkurangnya penampilan penderita ketika penderita semakin tua.
Di Amerika Serikat, gangguan kepribadian ini secara umum dapat ditemukan pada 0,5% populasi. Namun, gangguan ini ditemukan pada 2–16% pasien yang berkunjung ke psikiater. Angka prevalensi mungkin tampak lebih rendah dari kondisi sebenarnya karena gangguan kepribadian ini sulit didiagnosis dan penderitanya jarang mencari pertolongan karena merasa dirinya tidak memiliki masalah.
Penderita juga sering mengalami masalah psikologis lain seperti depresi, kecemasan, penyalahgunaan zat, gangguan bipolar, gangguan kepribadian histrionik, gangguan kepribadian antisosial, dan gangguan kepribadian ambang.[1,2,8]
Indonesia
Prevalensi gangguan kepribadian narsisistik di Indonesia belum ketahui. Hingga saat ini belum ada data epidemiologi mengenai distribusi usia, jenis kelamin, dan predileksi lainnya di Indonesia.
Mortalitas
Data mortalitas gangguan kepribadian narsisistik hingga saat ini belum tersedia karena kondisi ini umumnya tidak menyebabkan mortalitas. Namun, penderita gangguan kepribadian narsisistik dilaporkan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri, terutama bila mengalami kegagalan atau memiliki komorbiditas psikologis lain seperti depresi dan/atau penyalahgunaan zat.[1,2]