Etiologi Gangguan Kepribadian Narsisistik
Seperti gangguan kepribadian lainnya, etiologi gangguan kepribadian narsisistik belum diketahui secara pasti. Namun, etiologinya diperkirakan bersifat multifaktorial mulai dari predisposisi genetik, faktor psikososial terutama saat masa kanak-kanak, dan faktor lingkungan lainnya. Interaksi psikososial yang tidak baik dengan orang tua merupakan salah satu etiologi utama gangguan ini.
Model yang sering digunakan untuk menjelaskan perkembangan gangguan kepribadian narsisistik adalah model dari Otto Kernberg dan dari Heinz Kohut. Menurut Kernberg, gangguan ini terjadi akibat tokoh ibu yang terlalu kritis, dingin, dan kurang menghargai anak. Sedangkan menurut Kohut, kondisi ini terjadi karena berhentinya perkembangan psikologi normal anak yang seharusnya sadar bahwa dirinya bukan lagi pusat perhatian seiring bertambahnya usia.[1,2]
Faktor Risiko
Faktor risiko gangguan kepribadian narsisistik meliputi faktor genetik dan psikososial. Namun, penelitian terkait predisposisi genetik pada kondisi ini masih terbatas dan masih terus dipelajari lebih lanjut. Saat ini, literatur-literatur yang ada lebih mengarah pada faktor risiko psikososial.
Gangguan kepribadian narsisistik dilaporkan lebih sering terjadi pada laki-laki, terutama yang berusia muda dan belum menikah. Riwayat masalah saat masa perkembangan kanak-kanak atau remaja, riwayat penolakan sebagai anak, dan ego yang rapuh pada masa kanak-kanak merupakan faktor risiko gangguan kepribadian ini. Namun, pujian yang berlebihan pada anak juga menjadi faktor risiko.[3-5]