Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Gangguan Bipolar general_alomedika 2023-03-01T07:24:48+07:00 2023-03-01T07:24:48+07:00
Gangguan Bipolar
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Gangguan Bipolar

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Etiologi gangguan bipolar, baik bipolar I maupun II, masih belum diketahui, tetapi diperkirakan sebagai kombinasi dari kerentanan genetik, perubahan biologis, dan stressor psikososial.

Faktor Biologis

Kembar monozigot lebih berisiko 2–4 kali lipat mengalami bipolar dibanding kembar dizigot. Pada kembar monozigot persentase kemungkinannya mencapai 70–80%.[1,6]

Terdapat 5 lokus genetik yang dilaporkan kuat berhubungan dengan gangguan bipolar sebagai salah satu bentuk gangguan mood, yaitu lokus untuk gen BDNF, COMT, NRG1, DAOA, dan DISC1. Gen lain yang juga diperkirakan terlibat adalah SERT, DAT, TPH, dan mtDNA.[1,6,7]

Infeksi prenatal dan perinatal dilaporkan juga berhubungan dengan timbulnya gangguan bipolar. Paparan rokok selama masa kehamilan dan stress selama masa kehamilan juga menjadi faktor risiko. Akan tetapi, bukti hubungan antara masalah prenatal dan perinatal dengan gangguan bipolar relatif lemah.[8]

Faktor Psikososial

Penelitian menunjukkan bahwa perempuan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan bipolar II (episode depresi dan hipomanik). Akan tetapi, pada kasus manik unipolar, kasus bipolar dimana pasien tidak pernah mengalami episode depresi, laki–laki mempunyai risiko lebih tinggi.[1]

Stress psikososial dan sistem coping yang maladaptif juga merupakan faktor risiko munculnya gangguan bipolar, misalnya kehilangan pasangan, kehilangan orang tua, kehilangan pekerjaan (pengangguran), atau riwayat menjadi korban kekerasan.[1,6,8]

Riwayat trauma atau kekerasan pada masa kanak–kanak juga menjadi faktor risiko gangguan bipolar. Gangguan bipolar juga lebih banyak ditemukan pada mereka yang tidak menikah, bercerai, atau terpisah dari pasangannya.[1,5,6,8]

Interaksi Faktor Biologis dan Psikososial

Orang tua yang mengalami gangguan bipolar umumnya sering mengalami konflik pernikahan, bahkan sampai perceraian. Anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini berisiko mengalami gangguan afektif atau gangguan mood dengan onset lebih awal dan gejala lebih berat.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Phillips ML, Kupfer DJ. Bipolar disorder diagnosis: challenges and future directions. Lancet. 2013;381(9878):1663-1671. doi:10.1016/S0140-6736(13)60989-7
5. Hilty DM, Leamon MH, Lim RF, Kelly RH, Hales RE. A review of bipolar disorder in adults. Psychiatry (Edgmont). 2006;3(9):43-55.
6. Ayano G. Bipolar Disorder: A Concise Overview of Etiology, Epidemiology Diagnosis and Management: Review of Literatures. SOJP 2016;1–8.
7. Sigitova E, Fišar Z, Hroudová J, Cikánková T, Raboch J. Biological hypotheses and biomarkers of bipolar disorder. Psychiatry Clin Neurosci. 2017;71(2):77-103. doi:10.1111/pcn.12476
8. Rowland TA, Marwaha S. Epidemiology and risk factors for bipolar disorder. Ther Adv Psychopharmacol. 2018;8(9):251-269. 2018 Apr 26. doi:10.1177/2045125318769235

Patofisiologi Gangguan Bipolar
Epidemiologi Gangguan Bipolar

Artikel Terkait

  • Hendaya Kognitif pada Gangguan Mood
    Hendaya Kognitif pada Gangguan Mood
  • Peran Artificial Intelligence dalam Prediksi Psikosis
    Peran Artificial Intelligence dalam Prediksi Psikosis
  • Risiko Stroke pada Penggunaan Mood Stabilizer untuk Gangguan Bipolar
    Risiko Stroke pada Penggunaan Mood Stabilizer untuk Gangguan Bipolar
Diskusi Terkait
Anonymous
30 Agustus 2022
Kapan bisa menentukan pasien bipolar sudah terkontrol? - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Soeklola, SpKJ, MSiIjin bertanya dokSaya pernah mendapat pasien bipolar dengan konsumsi obat rutin lithium tapi pasien lupa dosisnya. Gejala psikotik...
dr.Dhiya Azzahra Ferasa Prawira Kusuma
04 Agustus 2022
Lamotrigine dan Gangguan Bipolar - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr.Dhiya Azzahra Ferasa Prawira Kusuma
2 Balasan
ALO Dokter! Gangguan bipolar merupakan suatu kelainan psikiatri yang melibatkan episode depresi dan/atau mania. Untuk menangani kelainan tersebut, salah...
Anonymous
31 Mei 2022
Personality Disorder - Kedokteran Jiwa Ask the Exper
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok ijin bertanya, bagaimana mengkomunikasikan pada pasien dan keluarga bahwa pasien memiliki gangguan kepribadian ya Dok? Karena biasanya masyarakat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.