Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Orchitis Mumps general_alomedika 2020-10-16T16:37:05+07:00 2020-10-16T16:37:05+07:00
Orchitis Mumps
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Orchitis Mumps

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Diagnosis orchitis mumps dapat ditegakkan secara klinis. Riwayat paparan terhadap virus mumps, adanya gejala konstitusional, dan pembengkakan kelenjar parotis penting untuk digali. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk diagnosis, dan umumnya hanya dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding.[1,4,5]

Anamnesis

Penderita orchitis biasanya datang dengan keluhan nyeri dan bengkak pada testis. Orchitis mumps umumnya muncul sebagai komplikasi gondongan. Orchitis mumps lebih sering terjadi pada pasien laki-laki usia pubertas dan pascapubertas. Awalnya, infeksi muncul dengan gejala konstitusional seperti demam, sakit kepala, malaise, menggigil, dan diikuti oleh pembengkakan kelenjar parotis unilateral atau bilateral. Gejala dapat berkembang selama 2-3 hari, dan kemudian menetap selama 1 minggu. Resolusi spontan biasanya terjadi dalam 1-2 minggu setelah demam turun.

Pembengkakan dan nyeri testis mulai muncul 10 hari hingga 6 minggu setelah onset parotitis. Nyeri testis dapat bertahan lebih dari 2 minggu pada 20% kasus. Nyeri yang dirasakan pada testis bervariasi mulai dari rasa tidak nyaman hingga nyeri akut yang berat. Keluhan awalnya mungkin hanya melibatkan satu testis dan kemudian menyebar ke seluruh skrotum. Orchitis bilateral ditemukan pada 15-30% pasien.[1,3,5,6]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:

  • Pembesaran testis unilateral atau bilateral
  • Nyeri tekan pada testis
  • Edema skrotum
  • Eritema pada skrotum
  • Refleks kremaster normal
  • Dapat ditemukan epididimitis[1,5]

Diagnosis Banding

Nyeri dan pembengkakan pada skrotum dapat muncul pada diagnosis lain seperti torsio testis dan epididimitis.

Torsio Testis

Torsio testis merupakan kondisi emergensi yang membutuhkan eksplorasi segera. Pasien biasanya datang dengan nyeri testis yang akut dan berat. Testis yang mengalami torsio posisinya lebih tinggi (high riding testis). Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri pada elevasi testis dan refleks kremaster yang abnormal.[2,5]

Epididimitis

Gejala epididimitis adalah nyeri pada testis yang meningkat secara bertahap dan biasanya menjalar ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri tekan pada epididimis, hingga bengkak dan nyeri tekan pada testis. Terdapat penurunan nyeri dengan elevasi testis (Prehn sign positif) dan refleks kremaster normal.[2]

Orchitis Bakterial

Infeksi menular seksual merupakan penyebab paling umum terjadinya epididimo-orchitis. Kondisi ini biasanya dimulai dengan epididimitis dan diikuti oleh orchitis. Swab uretra dan sampel urin dapat diambil untuk menyingkirkan infeksi saluran kemih dan mendiagnosis infeksi menular seksual sebagai sumbernya.[5,13]

Pemeriksaan Penunjang

Umumnya, diagnosis orchitis mumps cukup ditegakkan dengan pemeriksaan klinis saja. Namun, beberapa pemeriksaan penunjang yang dijabarkan di bawah ini dapat dilakukan jika ada indikasi.

Orchidometry

Ochidometer Prader dapat digunakan untuk mengukur pembesaran testis dan menilai atrofi testis. Namun, hasil yang didapat tidak begitu teliti jika dibandingkan dengan ultrasonografi. Subjektivitas pemeriksa dan jaringan sekitar testis dapat mempengaruhi hasil pengukuran dengan orchidometer.[3]

Ultrasonografi

Temuan khas ultrasonografi (USG) pada orchitis meliputi hipervaskularisasi difus dan peningkatan volume testis dan epididimis. Secara keseluruhan, testis akan tampak hipoekoik. Temuan tersebut dapat disertai dengan pembengkakan epididimis dan pembentukan hidrokel.[1,3,5]

Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap pada orchitis mumps biasanya menunjukkan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit dalam batas normal. Pada beberapa kasus ditemukan leukositosis ataupun leukopenia. Ditemukan peningkatan CRP (C-reactive protein) di atas 0,8 mg/dL pada 90% kasus.[1,3]

Pemeriksaan Lainnya

Pemeriksaan penunjang sebaiknya mencakup analisis urin, dengan kultur dan sensitivitas. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menyingkirkan infeksi bakteri dan infeksi menular seksual.[1,5]

Virus dapat diisolasi dari saliva, urin, darah, swab nasofaring dan cairan semen dalam waktu satu minggu setelah timbulnya gejala. RT-PCR real time merupakan teknik diagnostik yang cepat, sensitif dan spesifik.[1]

Referensi

1. Davis NF, McGuire BB, Mahon JA, Smyth AE, O’Malley KJ, Fitzpatrick JM. The increasing incidence of mumps orchitis: a comprehensive review. BJU International. 2010;105(8):1060-1065. https://bjui-journals.onlinelibrary.wiley.com/doi/pdfdirect/10.1111/j.1464-410X.2009.09148.x
2. Trojian T, Lishnak TS, Heiman DL. Epididymitis and orchitis: an overview. American family physician. 2009;79(7):583-587. https://www.aafp.org/afp/2009/0401/afp20090401p583.pdf
3. Ternavasio-de la Vega HG, Boronat M, Ojeda A, García-Delgado Y, Angel-Moreno A, Carranza-Rodríguez C, et al. Mumps orchitis in the post-vaccine era (1967-2009): a single-center series of 67 patients and review of clinical outcome and trends. Medicine. 2010;89(2):96-116. https://pdfs.journals.lww.com/md-journal/2010/03000/Mumps_Orchitis_in_the_Post_Vaccine_Era.4.pdf
4. Masarani M, Wazait H, Dinneen M. Mumps orchitis. Journal of the Royal Society of Medicine. 2006; 99(11):573-575. https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/014107680609901116
5. Azmat CE, Vaitla P. Orchitis. In: StatPearls. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL); 2020. https://europepmc.org/article/med/31985958
6. Terry N. Orchitis. Medscape, 2017. https://emedicine.medscape.com/article/777456-overview
13. Banyra O, Nikitin O, Ventskivska I. Acute epididymo-orchitis: relevance of local classification and partner's follow-up. Cent European J Urol. 2019;72(3):324-329. doi: 10.5173/ceju.2019.1973.

Epidemiologi Orchitis Mumps
Penatalaksanaan Orchitis Mumps
Diskusi Terkait
dr.karina daniel
18 Februari 2020
Hubungan struma nodosa non toksis dengan fertilitas
Oleh: dr.karina daniel
3 Balasan
Allo dokter izin bertanya..apakah ada hubungan langsung dari struma nodusa non toksis dengan kesuburan?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.