Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Human Papillomavirus (HPV) general_alomedika 2022-02-18T12:41:29+07:00 2022-02-18T12:41:29+07:00
Human Papillomavirus (HPV)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Human Papillomavirus (HPV)

Oleh :
dr. Inge Nandya H
Share To Social Media:

Patofisiologi human papillomavirus (HPV) dimulai dari infeksi virus ke dalam mukosa atau keratinosit basal epidermis akibat adanya defek pada kulit atau permukaan mukosa. Di lokasi ini, virus tetap laten di dalam sel sebagai episom melingkar dalam jumlah salinan rendah.[1]

Proses Infeksi Human Papillomavirus (HPV)

Tipe HPV yang paling banyak diidentifikasi adalah 16, 18, dan 31. Mekanisme infeksi diantara masing-masing tipe sama meskipun setiap tipe HPV memiliki variabilitas genetik berbeda-beda.

Virus ini hanya menginfeksi sel-sel lapisan dalam yang tidak berdiferensiasi pada kulit atau selaput lendir yang disebut sel epitel basal. Virus dapat mencapai sel target hanya melalui mikrolesi akibat adanya trauma pada permukaan luar kulit atau mukosa.

Pada siklus sel normal, epitel basal terbagi asimetris untuk memperbaharui lapisan basal, kutan dan epitel mukosa. Jumlah pembelahan yang terjadi selama diferensiasi bergabung secara terbatas membentuk epitel apikal. Pada HPV risiko tinggi (HR-HPV), infeksi menyebabkan pembelahan sel terjadi. Hal tersebut didukung oleh adanya ekspresi berlebihan dari protein E6 dan E7. Ekspresi kedua protein onkogenik tersebut membuat integrasi genome virus kepada inang, sehingga memicu terjadinya kanker yang berhubungan dengan infeksi HPV. Secara klinis, manifestasi pasca infeksi primer seringkali tidak terlihat sehingga dokumentasi kejadian infeksi akut HPV cenderung rendah.[7]

Fitur Virus

Partikel HPV memiliki struktur ikosahedral yang tidak berselubung dengan diameter 50-60 nm. Genom HPV terdiri dari lingkaran beruntai ganda (episom) dari sekitar 8000 pasangan basa, yang berisi delapan atau sembilan ORF (open reading frame).

Lapisan virus HPV mengandung 360 molekul protein L1 yang tersusun menjadi 72 kapsomer, masing-masing terdiri dari molekul 5 L1, yang memiliki inti beta-jellyroll seperti virus ikosahedral lainnya. Interaksi antara kapsomer membutuhkan ekor terminal-C dari protein L1 yang memanjang ke arah kapsomer yang berdekatan dan menghubungkannya pada dasarnya melalui ikatan disulfida.[9]

Genom HPV terdiri dari 8 kb untai ganda, DNA yang melingkar dengan 8 gen penyandi protein. Protein L1 dan L2 mengkode protein kapsid; sementara protein E1, E2, E4, E5, E6 dan E7 mengkode protein yang terlibat dalam replikasi, transkripsi dan transformasi.

Kapsid HPV terbuat dari 2 protein struktural, yaitu protein dasar utama (L1) dan protein dasar kecil (L2). Setiap kapsid mengandung 72 kapsomer pentamerik, masing-masing tersusun dari 5 protein L1 dan L2. Perakitan virus terjadi di inti sel, dimana protein L1 merakit diri menjadi partikel mirip virus, sementara L2 memiliki peran yang kurang diketahui namun diduga terlibat dengan produksi virion.

Ekspresi protein E6 dan E7 dikaitkan dengan integrasi DNA virus ke dalam genom inang, transformasi ganas, dan perkembangan menjadi kanker. Tiga onkoprotein virus utama (E5, E6, dan E7) berkontribusi pada inisiasi dan perkembangan kanker dengan mengubah regulasi siklus sel dan pemeliharaan telomer, menginduksi kerusakan DNA, menginduksi ketidakstabilan genom, serta memblokir jalur supresor tumor dan apoptosis.[3]

Perkembangan Lesi Kanker

Pada neoplasia yang terkait infeksi HPV, ditemukan gangguan ekspresi produk gen. Pada infeksi di serviks, terjadi peningkatan ekspresi protein E6 dan E7.

Peningkatan protein E6 dan E7 pada infeksi HPV risiko tinggi diperkirakan mendasari fenotipe CIN2+ yang menjadi predisposisi sel terhadap akumulasi kesalahan genetik. Hal ini yang akhirnya mengarah pada perkembangan kanker.[9]

Referensi

1. Gearhart PA, Randall TC, Buckley RM, Higgins RV. Human papillomavirus (HPV). Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/219110-overview#a1.
3. Brianti P, De Flammineis E, Mercuri SR. Review of HPV-related diseases and cancers. New Microbiol. 2017 Apr;40(2):80-85. Epub 2017 Apr 3. PMID: 28368072.
7. Kombe AJK, Li B, Zahid A, Mengist HM, Bounda GA, Zhou Y, et al. Epidemiology and burden of human papillomavirus and related diseases, molecular pathogenesis, and vaccine evaluation. Front Public Health. 2021; 8:552028.
9. Doorbar J, Egawa N, Griffin H, Kranjec C, Murakami I. Human papillomavirus molecular biology and disease association. Rev Med Virol. 2015;25 Suppl 1(Suppl Suppl 1):2-23. doi:10.1002/rmv.1822

Pendahuluan Human Papillomavirus...
Etiologi Human Papillomavirus (HPV)

Artikel Terkait

  • Jadwal Vaksinasi HPV: Cukup Dua Kali
    Jadwal Vaksinasi HPV: Cukup Dua Kali
  • Tes HPV DNA Lebih Direkomendasikan untuk Skrining Kanker Serviks
    Tes HPV DNA Lebih Direkomendasikan untuk Skrining Kanker Serviks
  • Vaksin HPV Nonavalent vs Quadrivalent pada Dewasa Muda
    Vaksin HPV Nonavalent vs Quadrivalent pada Dewasa Muda
  • Red Flag Postcoital Bleeding
    Red Flag Postcoital Bleeding
  • Red Flag Perdarahan Intermenstrual
    Red Flag Perdarahan Intermenstrual

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
29 November 2022
Risiko kanker serviks jika berhubungan badan sebelum vaksin HPV dosis keenam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mau bertanya tentang Penggunaan vaksin HPV. Setahu saya Vaksin HPV dilakukan dengan urutan 0, 1, 6. Pertanyaan saya apakah individu yang sudah...
dr. Hudiyati Agustini
15 September 2022
Penggunaan Darah Menstruasi pada Pembalut untuk Skrining Kanker Serviks - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Beberapa studi menunjukkan darah menstruasi patut dipertimbangkan sebagai sampel tes HPV sebagai skrining kanker serviks, karena memiliki...
Anonymous
30 Agustus 2022
Konsul psikiater untuk kesehatan reproduksi pada pasien kanker serviks - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang, dr. Soeklola Muliady, Sp.KJ, MSi,   izin bertanya, Dok. Untuk pasien-pasien perempuan dengan kanker serviks post kemo dan radioterapi, apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.