Patofisiologi Hepatitis A
Patofisiologi hepatitis A (HA) menyebabkan peradangan hati akut atau hepatitis. HA dapat menyebabkan tanda-tanda kambuh dan gejala tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis.
Virus HA, secara klasik, masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi virus tersebut. Virus akan mencapai epitelium intestinal, lalu beredar melalui vena mesenterika ke hati. Virus memasuki sel-sel hati, dan bereplikasi secara ekslusif didalam sitoplasma melalui polymerase RNA-dependent. Mekanisme pasti masih belum diketahui, namun bukti ilmiah menunjukkan bahwa adanya peran respon imun sel mediator, yaitu HLA, HAV-spesifik CD8 + T-limfosit, dan sel natural killer (NK). Selain itu, juga terdapat peran interferon gamma yang turut serta membersihkan sel-sel hati yang terinfeksi virus HA.
Virus HA ini tidak secara langsung sitopatik terhadap sel-sel hepar, kerusakan hepatosit merupakan dampak yang sekunder dari respon imun tubuh host terhadap virus HA. Terjadinya infeksi akut HA disertai respon imunitas tubuh host yang berlebihan untuk membasmi virus, diasosiasikan dengan keadaan hepatitis berat.
Timbulnya Ikterus
Adanya gangguan intra hepatik akan berdampak pada ekskresi bilirubin yang telah terkonyugasi ini kedalam usus. Bilirubin terkonjugasi akan kembali ke dalam peredaran darah, dan bila sudah mencapai kadar >2,5 mg/dL, mulai memunculkan gejala ikterus pada kulit dan sklera mata. Ikterus akan tampak lebih jelas secara klinis apabila kadar bilirubin >3 mg/dL. Selanjutnya, bilirubin terkonjugasi akan dialirkan ke ginjal dan diekskresikan melalui urine, sehingga tampak urine berwarna coklat gelap. Bilirubin terkonjugasi dan cairan empedu yang gagal disalurkan ke usus, menjadikan feses berwarna pucat.
Ekskresi Virus HA
Selanjutnya, virus HA akan dibuang dari sel-sel hati ke sinusoid-sinusoid dan kanal-kanal kecil empedu, kemudian mengalir kedalam usus halus bersama dengan pengeluaran empedu, dan dikeluarkan bersama feses. Ekskresi virus HA di feses mencapai puncaknya sebelum timbulnya gejala atau kenaikan enzim hati. Ekskresi virus ini dapat berlangsung lama hingga berbulan-bulan kemudian.
Masa Infeksius dan Masa Inkubasi
Penderita berada dalam masa infeksius mulai dari 14-21 hari sebelum onset fase ikterik hingga 7-8 hari setelah ikterus hilang. Masa inkubasi biasanya 2-6 minggu, hal ini berhubungan dengan banyaknya inokulasi virus yang masuk. Viremia terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah terpapar virus HA, dan menetap hingga terjadi kenaikan enzim hati. Virus HA dapat berada di urine, serum, dan saliva pada sebagian besar penderita. [1-6]