Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Cacar Monyet general_alomedika 2022-05-24T07:59:52+07:00 2022-05-24T07:59:52+07:00
Cacar Monyet
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Cacar Monyet

Oleh :
dr. Katharina Listyaningrum Prastiwi
Share To Social Media:

Penatalaksanaan definitif untuk cacar monyet atau monkeypox pada manusia masih belum ditetapkan karena terbatasnya bukti. Manajemen utama adalah isolasi dan terapi suportif untuk meringankan keluhan, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan dehidrasi. Beberapa obat antiviral untuk smallpox diduga bermanfaat sebagai terapi cacar monyet tetapi masih memiliki bukti yang terbatas.

Isolasi dan Terapi Suportif

Sebagian besar pasien cacar monyet memiliki gejala ringan dan akan membaik dengan sendirinya (self-limiting) dalam waktu 2–4 minggu. Terapi suportif berupa pemberian cairan, obat antipiretik, atau obat analgesik seperti paracetamol dapat dilakukan untuk meringankan keluhan, seperti demam, dehidrasi, sakit kepala, dan sakit otot.[1,2]

Pasien disarankan untuk menjalani bedrest, tetapi umumnya tidak membutuhkan rawat inap di rumah sakit kecuali bila gejalanya berat. Selama berada di rumah, pasien perlu menjalani isolasi untuk menghindari transmisi airborne maupun transmisi melalui kontak lesi secara langsung dengan keluarga. Isolasi dilakukan hingga krusta terakhir telah terlepas (fall off) dan lapisan kulit baru telah terbentuk.[1,2,9]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa yang spesifik dan efektif untuk penyakit cacar monyet sampai saat ini belum ditemukan. Beberapa obat antiviral yang diduga bermanfaat untuk terapi cacar monyet adalah cidofovir, brincidofovir, dan tecovirimat, yang merupakan antiviral untuk smallpox.[1,9]

Cidofovir

Cidofovir terbukti efektif untuk menangani poxviruses dalam penelitian in vitro dan penelitian pada hewan percobaan. Namun, data penelitian terhadap manusia masih terbatas dan pemberian terapi ini pada manusia masih menjadi kontroversi karena efek samping nefrotoksik yang ditimbulkan. Obat ini belum tersedia di Indonesia.[9,12,18]

Brincidofovir

Brincidofovir juga terbukti efektif untuk menangani poxviruses pada studi in vitro dan studi hewan percobaan. Namun, data studi pada manusia masih terbatas. Brincidofovir diduga bersifat lebih aman daripada cidofovir karena tidak menimbulkan nefrotoksisitas serius seperti cidofovir pada studi yang ada. Obat ini belum tersedia di Indonesia.[9,18]

Tecovirimat

Studi pada hewan percobaan menunjukkan bahwa tecovirimat efektif untuk mengatasi infeksi orthopoxvirus. Selain itu, obat ini juga dikatakan dapat ditoleransi dengan baik oleh manusia dan tidak berkaitan dengan efek samping serius. Namun, data studi tentang efektivitasnya pada kasus monkeypox manusia sebenarnya masih terbatas.[9]

Amerika Serikat telah menggunakan tecovirimat sebagai salah satu terapi untuk cacar (smallpox). Obat ini terbukti efektif melindungi primata dari infeksi cacar monyet derajat berat dan diduga mungkin bersifat efektif pada manusia.[12,13]

Pada bulan Mei 2022, European Medical Association (EMA) mengeluarkan lisensi untuk menggunakan obat ini pada kasus monkeypox yang terjadi di beberapa negara Eropa nonendemik, seperti Italia, Spanyol, Belanda, Jerman, dan Prancis. Namun, obat ini belum tersedia secara luas dan juga belum tersedia di Indonesia.[1,18]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

 

Referensi

1. WHO. Monkeypox. 2022. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/monkeypox
2. Graham MB. Monkeypox. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1134714-overview#a6
9. CDC. Monkeypox. 2022. https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/index.html
12. Baker RO, Bray M, Huggins JW. Potential antiviral therapeutics for smallpox, monkeypox and other orthopoxvirus infections. Antiviral Res. 2003;57:13-23.
13. Grosenbach DW, Honeychurch K, Rose EA, et al. Oral tecovirimat for the treatment of smallpox. N Engl J Med. 2018;379(1):44-53.
18. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Cek Produk BPOM. May 2022. https://cekbpom.pom.go.id/

Diagnosis Cacar Monyet
Prognosis Cacar Monyet
Diskusi Terkait
dr.Margaretha Agapia Febriani
12 Mei 2019
Bagaimana penularan monkey pox?
Oleh: dr.Margaretha Agapia Febriani
16 Balasan
selamat malam dokter, saya mendapat pertanyaan dari user mengenai monkey pox atau cacar monyet. untuk penularannya apakah sama dengan varicella dok? dan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.