Epidemiologi Berat Badan Lahir Rendah
Menurut data epidemiologi, prevalensi berat badan lahir rendah diperkirakan sebesar 15-20% dari seluruh kelahiran di dunia.
Global
Menurut data WHO, prevalensi BBLR diperkirakan sekitar 15-20% dari seluruh kelahiran di dunia, sebanyak lebih dari 20 juta bayi mengalami BBLR. Hampir 95% kasus bayi dengan BBLR terjadi di negara dengan pendapatan rendah hingga menengah atau negara berkembang, dan 6%-nya terdapat di Asia Timur dan Pasifik, 13% di Afrika Sub-Sahara, dan 28% di Asia Selatan.[13]
Indonesia
Indonesia menduduki peringkat ke-6 dari 7 negara di Asia Tenggara dengan prevalensi BBLR tertinggi yakni sebesar 7%. Sedangkan menurut data dari Riskesdas tahun 2013, prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 10,2%, dengan angka tertinggi yakni di Sulawesi Tengah sebesar 16,9%.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari, et al. di RSUP Dr. Mohammad Hoesin di Palembang menyatakan bahwa prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah yakni sebesar 19,6 %. Angka tersebut jika dibandingkan dengan rata-rata prevalensi secara global, cukup tinggi atau bahkan hampir melebihi.[14,15]
Mortalitas
Berat badan lahir rendah merupakan penyebab kematian pada 70% bayi baru lahir di negara berkembang.[3] Risiko kematian bayi dengan BBLR 20 kali lipat lebih besar dibandingkan bayi dengan berat badan normal. BBLR merupakan penyebab kematian paling sering (40% dari seluruh kematian) pada anak-anak di bawah 5 tahun, terutama pada bayi baru lahir.[16] Risiko kematian janin juga dapat terjadi pada kasus VBAC (Vaginal Birth After Caesarean Section).