Diagnosis Berat Badan Lahir Rendah
Diagnosis berat badan lahir rendah cukup sederhana, yakni dengan menimbang berat badan bayi dalam satu jam pasca kelahiran. Anamnesis dilakukan hanya untuk mendukung pemeriksaan fisik sekaligus mencari etiologi di balik terjadinya BBLR pada bayi. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan sesuai indikasi, terutama pada bayi BBLR yang kurang bulan.
Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan untuk mendiagnosis bayi dengan BBLR lebih difokuskan kepada ibu yang mengandung. Pertanyaan yang dapat ditanyakan tentunya terkait dengan faktor risiko yang menjadi latar belakang terjadinya BBLR pada bayi. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan atau informasi yang perlu diketahui oleh dokter untuk mencari tahu faktor risiko terjadinya BBLR pada bayi.
Usia Ibu
Menurut sebuah studi, prevalensi tertinggi bayi dengan BBLR lahir dari ibu yang berusia di bawah 18 tahun dan di atas 35 tahun.
Hari Pertama Haid Terakhir
Hari pertama haid terakhir (HPHT) perlu ditanyakan agar dokter dapat mengetahui dengan jelas usia kehamilan bayi, apakah masuk ke dalam kategori kurang bulan atau cukup bulan (di bawah usia 37 minggu). Mengetahui HPHT juga dapat membantu dokter untuk mengetahui hari perkiraan lahir.
Riwayat Kehamilan Sebelumnya
Riwayat kehamilan sebelumnya perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah terdapat komplikasi selama masa kehamilan, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebelumnya, riwayat penyakit yang diderita selama masa kehamilan sebelumnya (seperti hipertensi, diabetes, anemia), dan riwayat keguguran.
Sebuah studi menyatakan bahwa jumlah paritas tidak ada hubungan dengan BBLR, namun wanita primipara lebih sering melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Status Nutrisi Ibu selama Masa Kehamilan
Status nutrisi ibu selama masa kehamilan sangat penting untuk ditanyakan, terutama terkait peningkatan berat badan selama kehamilan dan pola makan ibu. Peningkatan berat badan yang direkomendasikan oleh WHO dan Institute of Medicine pada ibu hamil dengan indeks massa tubuh normal (18,5-24,9 kg/m2) 11-15 kg selama masa kehamilan.
Peningkatan berat badan yang tidak tercapai selama masa kehamilan, atau kurang dari rekomendasi dapat meningkatkan risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Aktivitas atau Gaya Hidup Ibu
Merokok dan penggunaan obat-obatan (obat-obatan terlarang, antidepresan) selama masa kehamilan meningkatkan risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Ibu yang merokok menurunkan rata-rata berat badan bayi sebanyak 150-200 gram. Ibu yang sering kelelahan dalam bekerja atau memiliki riwayat trauma fisik memiliki risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.[3,17-19]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis BBLR yaitu dengan menimbang berat badan bayi dalam satu jam pasca kelahiran. Setelah itu berat badan bayi dapat dibagi dalam klasifikasi berikut:
- Berat Badan Lahir Rendah / BBLR : Berat badan kurang dari 2500 gram
- Berat Badan Lahir Sangat Rendah / BBLSR : Berat badan kurang dari 1500 gram
- Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah / BBLASR : Berat badan kurang dari 1000 gram.
Setelah mengukur berat badan bayi, perlu dilakukan pemeriksaan fisik lainnya untuk mengetahui apakah bayi masuk ke dalam kategori cukup bulan atau kurang bulan. Hal ini dikarenakan tidak semua bayi yang terlahir dengan BBLR pasti bayi prematur atau kurang bulan.
Sehingga BBLR dapat terbagi lagi menjadi dua klasifikasi berdasarkan usia gestasi yaitu bayi cukup bulan (37 – 42 minggu) dan bayi kurang bulan atau prematur (di bawah 37 minggu). Berikut ini adalah pemeriksaan fisik tambahan untuk menentukan apakah bayi masuk ke dalam kategori cukup bulan atau kurang bulan.[2,20]
Tanda-tanda Prematuritas
Tanda prematuritas dapat ditemui melalui pemeriksaan fisik dasar pada bayi, yakni meliputi pemeriksaan pada telinga, telapak kaki, payudara, dan alat genital. Telinga bayi prematur memiliki bentuk pina yang mendatar, lentur, dan memiliki kartilago yang rendah. Telapak kaki pada bayi prematur hanya memiliki garis-garis pada sisi anterior saja, atau cenderung halus.
Bayi prematur tidak memiliki jaringan payudara dan areola tidak terlalu tampak. Sedangkan pada alat genital, pada laki-laki diperhatikan pada bagian skrotum dan testis, sedangkan pada perempuan diperhatikan bagian klitoris dan labia mayor maupun minor. Pada bayi prematur laki-laki, memiliki skrotum yang mendatar dan tidak ada rugae, sedangkan pada bayi perempuan klitoris tampak besar dan labia datar atau kecil.
Skor Ballard
Skor Ballard digunakan untuk menilai atau menentukan usia gestasi bayi baru lahir. Ada dua hal yang perlu dinilai dalam skor Ballard, yakni maturitas dari fisik bayi dan maturitas dari neuromuskular. Pada pemeriksaan maturitas dari fisik bayi, komponen-komponen yang perlu dilihat yakni kulit, lanugo, permukaan plantar, dada atau payudara, telinga, genital.
Sedangkan pada pemeriksaan maturitas dari neuromuskular bayi, komponen yang perlu dinilai yakni postur bayi, perlu dilakukan gerakan pada pergelangan tangan untuk menilai square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign, dan gerakan tumit ke telinga. Setelah melakukan seluruh pemeriksaan, akan didapatkan skor dengan rentang -10 hingga 50. Skor akan dicocokkan dengan usia bayi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang mutlak dilakukan apabila bayi dengan berat badan lahir rendah juga merupakan bayi kurang bulan atau prematur. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tes kocok atau gastric shake test, foto rontgen toraks, USG kepala (bayi di bawah usia 35 minggu).
Tes Kocok
Tes kocok atau gastric shake test bertujuan untuk menilai surfaktan yang ada pada paru-paru bayi atau secara garis besar menilai tingkat kematangan paru pada bayi. Tes ini memiliki sensitivitas sebesar 100% dan spesifisitas sebesar 92%.
Cara melakukan tes ini yakni dengan mengambil sebanyak 0,5 cc cairan lambung 20 menit setelah bayi lahir, kemudian cairan lambung dicampurkan ke dalam 0,5 cc cairan normal salin selama 15 detik, dan 1 cc etanol 95%, campuran ketiga cairan tersebut akan teragitasi selama 15 detik.
Setelah 15 menit, amati apakah muncul gelembung. Jika ada gelembung, maka tes dinyatakan positif (kadar surfaktan dalam paru bayi cukup). Namun, jika tidak ada gelembung maka hasil tes menjadi negatif (kadar surfaktan paru sangat minimal). Kadar surfaktan yang kurang pada bayi berkaitan dengan penyakit Hyaline Membrane Disease (HMD).
Foto Rontgen Toraks
Pemeriksaan foto rontgen toraks dilakukan untuk menilai parenkim paru dan bentuk atau ukuran jantung pada bayi yang dicurigai mengalami gangguan pernapasan. Gambaran radiologi yang biasanya ditemukan berupa corakan retikulogranular dengan air bronchogram.
USG Kepala
Pemeriksaan USG kepala dilakukan terutama pada bayi di bawah usia 35 minggu untuk mendeteksi adanya perdarahan intrakranial pada bayi prematur.[20-23]