Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Lumbar Spinal Stenosis annisa-meidina 2023-08-14T09:53:13+07:00 2023-08-14T09:53:13+07:00
Lumbar Spinal Stenosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Lumbar Spinal Stenosis

Oleh :
dr.Christian Permana
Share To Social Media:

Penatalaksanaan lumbar spinal stenosis adalah terapi nonoperatif, manajemen nyeri, atau operatif. Pemilihan terapi tergantung dari derajat keluhan pasien dan juga lama keluhan. Manajemen nyeri dapat menjadi pilihan  di antara terapi nonoperatif dan operatif.[1,6]

Terapi Nonoperatif

Terapi lumbar spinal stenosis dengan gejala ringan dapat dengan nonoperatif, yaitu medikamentosa dan tirah baring.

Medikamentosa

Pilihan terapi awal pada lumbar spinal stenosis dengan gejala ringan adalah pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau natrium diklofenak, sistemik kortikosteroid seperti dexamethasone, pelemas otot seperti eperisone, antikonvulsan seperti gabapentin atau pregabalin, dan golongan opioid seperti tramadol.[1,3,9]

Medikamentosa dapat diberikan hingga 3 bulan, untuk kemudian dievaluasi kembali. Jika keluhan tidak membaik atau bertambah berat, perlu dipertimbangkan untuk terapi operatif.[1,3,9]

Tirah Baring dan Fisioterapi

Selain pemberian medikamentosa, pilihan terapi nonoperatif lumbar spinal stenosis adalah tirah baring jangka pendek sekitar 1 minggu, penggunaan orthosis/korset, dan latihan fisik untuk menguatkan otot-otot inti tubuh (core muscle). Modifikasi gaya hidup juga dianjurkan untuk kesehatan tulang belakang, dengan cara menjaga berat badan ideal, diet yang seimbang, dan tidak merokok.

Beberapa modalitas fisioterapi adalah terapi termal, terapi ultrasound, stimulasi elektrik, dan terapi traksi. Sama seperti pada terapi medikamentosa, jika keluhan tidak membaik dalam waktu 3 bulan atau bertambah berat saat menjalankan modalitas terapi nonoperatif maka perlu dipertimbangkan tindakan operatif.[1,3,9]

Terapi Manajemen Nyeri

Terapi manajemen nyeri (pain intervention) dapat menjadi salah satu pilihan terapi di antara terapi nonoperatif dan operatif. Stenosis pada spinal dapat menyebabkan edema saraf akibat penekanan secara fisik dan inflamasi saraf akibat iskemia karena kongestif pembuluh darah vena di sekitar saraf.[1,6]

Manajemen nyeri yang dimaksud di sini adalah pemberian kortikosteroid langsung ke epidural (epidural steroid injection). Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi gejala inflamasi pada saraf. Beberapa hasil studi epidural steroid injection memberikan hasil keluhan lumbar spinal stenosis membaik, pada 50‒87% pasien, untuk jangka waktu pendek +3 minggu.[1,6]

Terapi Operatif

Operasi pada lumbar spinal stenosis adalah operasi tersering pada pasien berusia >65 tahun dengan masalah tulang belakang. Terapi operatif disarankan jika keluhan lumbar spinal stenosis menetap dan tidak membaik dengan terapi nonoperatif selama 2‒3 bulan.

Tujuan utama terapi operatif adalah dekompresi yang cukup pada struktur saraf yang tertekan. Sekitar 30% pasien dengan lumbar spinal stenosis yang dilakukan terapi awal dengan  terapi nonoperatif akan memerlukan terapi operatif.[1,3]

Operasi Lumbar Spinal Stenosis Tanpa Instability

Operasi laminektomi dekompresi tanpa fusi merupakan tindakan standar emas pada pasien lumbar spinal stenosis tanpa disertai instability. Operasi dekompresi dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti:

  • Laminectomy konvensional: luka operasi besar dan seluruh lamina akan diangkat untuk memberikan dekompresi yang luas pada saraf

  • Bilateral laminotomy: mengangkat sebagian lamina bagian inferior pada kedua sisi
  • Unilateral laminotomy bilateral dekompresi: pengembangan dari bilateral laminotomy dengan cara membuang sebagian lamina bagian inferior hanya pada satu sisi saja dan dapat dilakukan secara mikroskopik ataupun endoskopik
  • Facetectomy parsial: membuang sebagian facet yang mengalami hipertrofi, yang biasanya dilakukan pada spinal lumbal stenosis dominan akibat hipertrofi facet

  • Split-spinous process laminotomy/laminoplasty: membelah prosesus spinosus sehingga memberikan ruangan yang lebih luas pada kanalis spinalis[1,3,9]

Saat ini, sedang berkembang dengan teknik operasi endoskopi. Pemilihan metode operasi tergantung dari pertimbangan dan keahlian dari dokter bedah.[1,3,9]

Operasi Lumbar Spinal Stenosis Dengan Instability

Jika hasil pemeriksaan ditemukan lumbar spinal stenosis disertai dengan instability, perlu dilakukan tindakan operatif laminektomi dekompresi disertai dengan fusi. Pemilihan metode operasi dengan fusi harus dipertimbangkan dengan baik, karena angka kemungkinan operasi kembali karena adjacent segment disease pada operasi lumbal fusi mencapai 22‒27% dalam waktu 10 tahun.[3]

Referensi

1. Lee BH, et.al. Lumbal Spinal Stenosis: Pathophysiology and Treatment Principle: A Narrative Review. Asian Spine Journal. 2020;14(5):682-693.
3. Deer T, et al. A Review of Lumbal Spinal Stenosis with Intermittent Neurogenic Claudication: Disease and Diagnosis. Pain Medicine. 2019;20(S2):S32-S44.
6. Kwon J, et.al. Lumbal Spinal Stenosis: Review Update 2022. Asian Spine Journal. 2022;16(5):789-798.
9. Zileli M, et.al. Lumbal Spinal Stenosis Recommendations of World Federation of Neurosurgical Societies Spine Committee. World Neurosurgery X. 2020;7: 100080.

Diagnosis Lumbar Spinal Stenosis
Prognosis Lumbar Spinal Stenosis

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Efektif Tidaknya Pregabalin untuk Terapi Skiatika
    Efektif Tidaknya Pregabalin untuk Terapi Skiatika
  • Efektivitas Latihan Core Muscle untuk Nyeri Punggung Bawah
    Efektivitas Latihan Core Muscle untuk Nyeri Punggung Bawah
  • Red Flag Nyeri Punggung Bawah
    Red Flag Nyeri Punggung Bawah
  • Kontroversi Kombinasi Muscle Relaxant dan Antiinflamasi Non Steroid untuk Nyeri Punggung Bawah Akut
    Kontroversi Kombinasi Muscle Relaxant dan Antiinflamasi Non Steroid untuk Nyeri Punggung Bawah Akut

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Januari 2025, 08:34
Low Back Pain disertai kesemutan seperti kesetrum yang menjalar kadang ke punggung, kaki, dan bokong
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat sore dok. Mohon maaf mengganggu waktunya. Izin konsul dok. Nn. S /26 tahun S : Px datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 2 bulan yg lalu. Nyeri...
Anonymous
Dibalas 28 November 2024, 14:02
Nyeri pinggang kanan sampai belakang lutut pada perempuan 45 tahun
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin konsul pasien perempuan, usia 45 th dgn keluhan nyeri pinggang kanan menjalar sampai blkg lutut sejak 3 bln terakhir. Awalnya muncul stlh...
Anonymous
Dibalas 02 Desember 2024, 08:42
Nyeri perut bawah suspek ISK dengan hasil darah rutin dan pemeriksaan urin normal
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, mau diskusi pasien laki2 usia 60 th. Pasien dtg utk kontrol hasil lab setelah sblmnya berobat dgn dokter lain di klinik sy,, awalnya datang dgn...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.