Prognosis Dry Eye Syndrome
Prognosis dry eye syndrome (DES) bervariasi tergantung pada derajat keparahan kondisi dan ada tidaknya komplikasi. Sebagian besar pasien membutuhkan terapi jangka panjang untuk dapat beraktivitas tanpa gejala. [22]
Komplikasi
Dry eye syndrome yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut:
- Abrasi kornea
- Ulkus kornea
- Perforasi kornea
- Neovaskularisasi kornea
Komplikasi berat pada dry eye syndrome jarang terjadi, biasanya ditemukan pada kondisi yang berkaitan dengan Sjogren syndrome, xeroftalmia, sindroma Stevens-Johnson, dan ichthyosis. Gangguan penglihatan hingga kebutaan dapat terjadi pada kondisi-kondisi tersebut. [10,11]
Prognosis
Prognosis dry eye syndrome tergantung pada derajat keparahan penyakit. Pasien dengan derajat 1-2 dapat mengalami perbaikan gejala dengan pemberian terapi artificial tears. Namun, pada kondisi tertentu dengan komplikasi pada kornea, maka prognosis penglihatan akan memburuk. Pasien dengan dry eye syndrome umumnya membutuhkan pemeriksaan berkala ke dokter spesialis mata, minimal 1-2 kali per tahun atau lebih sering. Beberapa pasien dapat beraktivitas normal tanpa gejala sama sekali dengan pengobatan yang teratur. [4,22]