Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
  • Diskusi Dokter
  • SKP Online
Patofisiologi Dry Eye Syndrome general_alomedika 2019-05-20T13:35:38+07:00 2019-05-20T13:35:38+07:00
Dry Eye Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Dry Eye Syndrome

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Dry eye syndrome (DES) memiliki patofisiologi yang kompleks, dengan inflamasi kronis sebagai salah satu bagian utama dari perjalanan penyakit. [1]

Lapisan Air Mata Normal

Lapisan air mata normal merupakan lapisan yang stabil dan homogen. Lapisan ini berfungsi sebagai lapisan yang melindungi kornea dan konjungtiva dari paparan udara terus menerus. Lapisan air mata juga memiliki fungsi memfokuskan cahaya pada mata (refraksi). [4]

Lapisan air mata terdiri dari 3 lapisan dari bagian dalam, yakni lapisan mucin yang kontak langsung dengan epitel kornea, bagian tengah berupa lapisan aqueos, dan bagian terluar lapisan lemak. Lapisan mucin diproduksi oleh sel goblet konjungtiva, lapisan aqueous disekresi oleh kelenjar lakrimal dan aksesoris, sedangkan lapisan lemak disekresi oleh kelenjar Meibom. [5]

Kelenjar lakrimal, permukaan mata (konjungtiva, kornea, kelenjar Meibom) dan kelopak mata, serta persarafan yang menghubungkan bagian-bagian tersebut membentuk suatu kesatuan yang disebut unit fungsional lakrimal. Gangguan unit fungsional lakrimal tersebut dapat menimbulkan instabilitas lapisan air mata yang kemudian memicu timbulnya dry eye syndrome. [6]

Mekanisme Dry Eye Syndrome

Instabilitas lapisan air mata diikuti dengan peningkatan osmolaritas air mata akan memicu stress signaling pathways pada permukaan mata. Stres hiperosmolar ini menimbulkan efek proinflamasi yang mengaktivasi mitogen-activated protein kinase (MAPK), merangsang sekresi sitokin proinflamasi seperti tumor necrosis factor-α, interleukin-1β, IL-6, kemokin, matrix metalloproteinase (MMP) terutama MMP-3 dan MMP-9, serta memicu timbulnya apoptosis. [6,7]

Stres hiperosmolar memicu produksi mediator proinflamasi yang menginduksi maturasi antigen-presenting cells (APC) lokal yang kemudian bermigrasi melalui limfonodus untuk mengaktivasi sel T CD4. Belum diketahui persis antigen spesifik yang diserang oleh sel T CD4 tersebut, diduga adalah sel tubuh sendiri atau antigen eksogen yang sebenarnya tidak berbahaya. Sel T CD4 di permukaan mata akan menimbulkan inflamasi dan kerusakan. [1]

Keadaan inflamasi akut umumnya ditandai dengan peningkatan refleks pengeluaran air mata (tearing) dan juga berkedip. Sedangkan, inflamasi kronis dapat menurunkan sensitivitas kornea dan menurunkan refleks pengeluaran air mata, sehingga semakin memperparah kondisi instabilitas lapisan air mata. Inflamasi yang terjadi juga dapat menyebabkan kehilangan sel goblet dan penurunan produksi mucin. [6-8]

Disfungsi kelenjar lakrimal terjadi seiring dengan pertambahan usia dan juga pada penyakit autoimun seperti Sjogren syndrome (SS). Proses penuaan berkaitan dengan infiltrasi sel T autoreaktif dan stres oksidatif yang berkaitan dengan proses inflamasi juga. Pada Sjogren syndrome associated dry eye, terdapat keterlibatan sel T CD4 dan sel B dalam patofisiologi penyakit. Pada SS terjadi gangguan pada sinyal nuclear factor kappa-light-chain enhancer pada sel B yang teraktivasi. Terjadi peningkatan sinyal NFƙB yang mengakibatkan apoptosis sel asinar kelenjar lakrimal, kemudian diikuti dengan infiltrasi limfosit.[7]

Pada kelenjar lakrimal dapat ditemukan banyak jaringan saraf. Disregulasi saraf juga berperan dalam dry eye syndrome. Beberapa teori yang sedang dipelajari berkaitan dengan gangguan atau kerusakan pada saraf parasimpatis, pelepasan sitokin mencegah pelepasan neurotransmiter, penurunan ekspresi sel asiner akibat internalisasi reseptor muskarinik akibat interaksinya dengan autoantibodi, dan stimulasi terus menerus oleh autoantibodi tersebut akan menyebabkan desensitisasi dan menurunkan fungsi sekresi. [6-8]

Referensi

1. Lollet IV, Galor A. Dry eye syndrome: developments and lifitegrast in perspective. Clin Ophthalmol. 2018;12:125-139. doi:10.2147/OPTH.S126668
5. Aggarwal S, Galor A. What's new in dry eye disease diagnosis? Current advances and challenges. F1000 Research. 2018;7:1952. https://doi.org/10.12688/f1000research.16468.1.
6. Bhavsar AS, Bhavsar SG, Jain SM. A review on recent advances in dry eye: Pathogenesis and management. Oman J Ophthalmol. 2011;4(2);50-56. doi: 10.4103/0974-620X.83653.
7. Pflugfelder SC, de Paiva CS. The pathophysiology of dry eye disease: What we know and future directions for research. AAO. Ophtalmology. 2017;124:S4-S13. http://dx.doi.org/10.1016/j.ophtha.2017.07.010
8. Perry HD. Dry eye disease: pathophysiology, classification, and diagnosis. Am J Manag Care. 2008;14:S79-S87. https://www.ajmc.com/journals/supplement/2008/2008-04-vol14-n3suppl/apr08-3141ps079-s087

Pendahuluan Dry Eye Syndrome
Etiologi Dry Eye Syndrome

Artikel Terkait

  • Migraine dan Risiko Dry Eye Syndrome
    Migraine dan Risiko Dry Eye Syndrome
  • Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
    Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
  • Bukti Ilmiah Pemberian Air Mata Buatan untuk Sindrom Mata Kering
    Bukti Ilmiah Pemberian Air Mata Buatan untuk Sindrom Mata Kering
  • Vitamin D untuk Manajemen Dry Eye Syndrome di Masa Pandemi COVID-19
    Vitamin D untuk Manajemen Dry Eye Syndrome di Masa Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
dr.Nailla Fariq Alfiani
23 Maret 2022
Pasien wanita usia 32 tahun dengan mata berair saat lelah - Mata Ask The Expert
Oleh: dr.Nailla Fariq Alfiani
3 Balasan
Selamat siang Dr. M. Syauqie, Sp. M, izin bertanya: wanita 32 th, pekerjaan admin olshop melakukan pemeriksaan mata, keluhan mata berair kalau lelah. Tidak...
Anonymous
21 Maret 2022
Pasien perempuan usia 26 tahun dengan Kelopak Mata gatal dan kering
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Mohon ijin utk diskusi. Perempuan 26 th, mengeluh gatal dan kering dan perih di area kelopak mata kanan sejak 2 bln. Sekret bening (+). Mata merah (-), tdk...
dr. Ajeng Paramita
08 Oktober 2021
Obat tetes mata yangdijual bebas apakah aman untuk lansia dengan mata kering - Mata Ask The Expert
Oleh: dr. Ajeng Paramita
1 Balasan
Alo dr. Adisti, Sp.M, ijin bertanya pada lansia dengan diagnosa ke arah mata kering/dry eye. Seberapa aman pemberian obat tetes untuk mata kering yang bisa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.