Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Dakriosistitis general_alomedika 2022-10-10T10:24:08+07:00 2022-10-10T10:24:08+07:00
Dakriosistitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Dakriosistitis

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan dakriosistitis dapat menggunakan terapi konservatif, medikamentosa, maupun terapi invasif. Contoh terapi invasif adalah probing, insisi drainse, dacryoplasty, serta tindakan bedah definitif dacryocystorhinostomy.

Terapi Konservatif

Terapi konservatif dakriosistitis berupa kompres hangat pada daerah kantus medial untuk membantu melancarkan aliran air mata. Pemijatan dengan metode Crigler juga dapat membantu, namun sulit dilakukan pada kondisi akut dikarenakan nyeri yang dialami pasien. Terapi konservatif merupakan penatalaksanaan lini pertama bagi kasus dakriosistitis kongenital.[4]

Medikamentosa

Antibiotik oral yang dapat diberikan pada dakriosistitis adalah amoxicillin/klavulanat, cephalexin, atau azithromycin.

Antibiotik topikal dapat ditambahkan untuk kasus dakriosistitis, namun tidak menjadi terapi tunggal. Antibiotik topikal kurang efektif untuk dakriosistitis dikarenakan obstruksi pada sistem lakrimalis sehingga obat tidak dapat mencapai jaringan target.[2,4,7]

Pada kasus dakriosistitis dengan komplikasi seperti selulitis orbita, antibiotik empiris spektrum luas harus diberikan secara intravena. Pilihan antibiotik intravena adalah ampicillin/sulbactam, ceftriaxone, moxifloxacin, dan vancomycin.[4] Sebuah uji sensitivitas antibiotik di Iran pada kasus dakriosistitis menunjukkan antibiotik ciprofloxacin dan ceftriaxone merupakan antibiotik paling sensitif diikuti oleh vancomycin, chloramphenicol, gentamicin, dan erythromycin.[7]

Dakriosistitis dengan etiologi jamur dapat diberikan itraconazole oral 100 mg/hari atau 5 mg/kg/hari untuk anak-anak dengan dengan berat badan <20 kg. Terapi lain yang dapat diberikan adalah voriconazole dengan dosis pemberian 2 kali 200 mg/hari.[3]

Obat analgetik seperti paracetamol dan ibuprofen juga dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri pada kasus dakriosistitis akut.[2]

Terapi Invasif

Terapi invasif diperlukan pada sebagain besar kasus dakriosistitis terutama dakriosistitis kronis. Pembedahan definitif perlu dipertimbangkan pada kasus infeksi rekuren atau dakriosistitis kronis yang tidak mengalami perubahan gejala setelah terapi invasif lainnya.

Probing

Probing sistem nasolakrimalis dapat dilakukan di klinik untuk pasien rawat jalan, sebagai penatalaksanaan lini pertama untuk kasus dakriosistitis kronis. Tindakan probing lakrimalis sebaiknya tidak dilakukan pada fase infeksi akut. Hasil probing hanya bersifat sementara dan harus dilanjutkan dengan pembedahan lain untuk hasil yang permanen.Tindakan probing nasolarimal sukses pada >70% kasus dakriosistitis, tetapi pada beberapa kasus terjadi rekurensi yang membutuhkan terapi invasif lain.[4]

Insisi dan Drainase

Insisi dan drainase dilakukan sebagai terapi komplikasi abses sistem nasolakrimal. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi infeksi.[5]

Balloon Dacryoplasty atau Stenting Nasolakrimal

Balloon dacryoplasty atau stenting nasoklarimal dapat dijadikan pilihan penatalaksanaan bedah untuk dakriosistitis yang tidak mengalami perbaikan setelah tindakan probing. Tindakan ini tergolong invasif minimal dan sesuai untuk menangani obstruksi duktus nasolakrimalis kongenital yang menyebabkan dakriosistitis.[4]

Dacryocystorhinostomy

Dacryocystorhinostomy merupakan penatalaksanaan bedah definitif untuk obstruksi duktus nasolakrimal yang menjadi salah satu penyebab dakriosistitis. Indikasi dilakukannya dacryocystorhinostomy adalah dakriosistitis rekuren atau kasus refrakter setelah tindakan probing atau balloon dacryoplasty.

Dacryocystorhinostomy dapat dilakukan melalui pendekatan perkutaneus atau endonasal. Selain pendekatan perkutaneus dan endonasal, pendekatan transkanalikular dapat digunakan pada kasus dakriosistitis anak-anak. Kegagalan tindakan dacryocystorhinostomy dapat ditemukan hingga 10% untuk kasus anak-anak yang biasanya disebabkan karena pembentukan sikatriks pada osteotomi.[4,5] 

Referensi

2. Gililand GD. Dacryocystitis. https://emedicine.medscape.com/article/1210688-clinical#b5
3. Li GG, Guo JM, Liu R, Hu WK, Xu LJ, Wang J, et al. Lacrimal duct occlusion is associated with infectious keratitis. Int J Med Sci. 2016;13(10):800-805.
4. Taylor RS, Ashurst JV. Dacryocystitis. In:StatPearls (Internet). Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470565/
5. Ali MJ. Pediatric acute dacryocystitis. Ophthalmic Plastic and Reconstructive Surgery. 2015;31(5):341-347.
7. Eslami F, Basir HG, Moradi A, Farah SH. Microbiology study of dacryocystitis in northwest of Iran. Clinical Ophthalmology. 2018;12:1859-1864.

Diagnosis Dakriosistitis
Prognosis Dakriosistitis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 Januari 2024, 15:18
Dokter spesialis untuk merujuk kasus benjolan di palpebra
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Benjolan di palpebra, Rujuk ke mna ya dok bagus nya spM dan sbB???
Anonymous
Dibalas 04 November 2022, 11:39
Pasien laki-laki usia 30 tahun dengan benjolan di saluran mata dan hidung - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokIzin bertanyaSaya ada pasien laki2 usia 30 tahun, dengan keluhan mata kanan keluar air mata berlebihan, Sdh 1 mg iniDan timbul benjolan di antara mata...
Anonymous
Dibalas 01 Maret 2021, 08:58
Penanganan yang tepat terhadap keluhan mata bengkak dan terasa seperti cenut-cenut
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, Mohon masukannya dokter sekalian, saya sejak senin kemarin merasakan sebelah mata cenut2 dan hari ini setelah diperhatikan tampaknya mata bagian...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.