Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Dakriosistitis general_alomedika 2023-02-06T09:00:38+07:00 2023-02-06T09:00:38+07:00
Dakriosistitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Dakriosistitis

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Diagnosis dakriosistitis ditegakkan secara klinis berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu penegakan diagnosis misalnya tes Anel, tes Jones, dan dakriosistogram.[4]

Anamnesis

Anamnesis dapat membedakan dakriosistitis akut dengan dakriosistitis kronis. Pada kasus dakriosistitis akut, gejala peradangan muncul dan memberat dalam hitungan jam atau hari. Di kasus dakriosistitis kronis, gejala yang paling sering dikeluhkan pasien adalah mata berair (epifora).

Pasien dapat mengeluhkan mata merah, perih, dan bengkak di bagian inferiomedial ligamentum palpebra. Pasien juga bisa mengeluhkan nyeri yang timbul karena ada distensi pada sakus nasolakrimal.

Infeksi dapat menyebar dan menimbulkan selulitis palpebra dan orbita, atau menimbulkan abses. Jika dilakukan penekanan pada sakus lakrimal, bisa tampak discar mukopurulen yang refluks melalui kanalikulus.[1,4]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada dakriosistitis akut menunjukkan tanda inflamasi berupa edema, eritema, dan area indurasi yang nyeri dengan onset cepat pada area sakus lakrimalis tepat di bawah ligamen kantus medial. Tanda inflamasi tersebut dapat meluas hingga bagian pangkal hidung (nose bridge). Pada beberapa kasus dapat terbentuk fistula atau ruptur pada kulit di permukaan sakus lakrimalis. Pada bagian mata dapat ditemukan injeksi konjungtiva.

Penekanan pada area inferior kantus medial dapat mengeluarkan sekret mukopurulen dari pungtum lakrimalis. Eritema yang melibatkan seluruh regio orbita harus dicurigai sebagai diagnosis lain selain dakriosistitis. Nyeri pada pergerakan bola mata juga harus dicurigai sebagai diagnosis lain.

Pada pemeriksaan fisik dakriosistitis kronis, dapat ditemukan epifora persisten dan kotoran mata yang berlebih. Akibat genangan lapisan air mata tersebut dapat timbul injeksi konjungtiva dan juga penurunan visus yang ringan. Penurunan visus yang berat merupakan tanda bahaya pada pasien dakriosistitis.[1,6,10]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding dakriosistitis perlu dipertimbangkan, misalnya selulitis orbita dan dacyocele.

Selulitis Orbita

Selulitis orbita merupakan peradangan pada jaringan ikat longgar intraorbita di area posterior septum orbita. Selulitis orbita dapat memberikan gambaran eritema dan edema pada daerah yang sama dengan dakriosistitis namun umumnya selulitis orbita mencakup area yang lebih luas, sering disertai dengan proptosis, nyeri yang timbul saat menggerakkan bola mata, dan penurunan tajam penglihatan bila sudah terjadi neuritis. Jika kantus medial ditekan, tidak ada sekret mukopurulen yang keluar dari pungtum lakrimalis seperti pada kasus dakriosistitis.[11]

Dacryocele

Dacryocele umum ditemukan pada neonatus akibat obstruksi sistem nasolakrimal. Dacryocele merupakan kondisi steril. Gambaran klinis berupa massa kistik di inferior kantus medial, berwarna merah kebiruan. Bila ditekan dapat memberikan hasil yang sama dengan dakriosistitis, yakni pengeluaran sekret mukropurulen atau air mata dari pungtum lakrimalis. Dacryocele memberikan respon baik terhadap terapi konservatif pijat Crigler dan kompres hangat. Dacryocele yang tidak ditangani dapat menjadi dakriosistitis.[12]

Nasal Glioma

Pada pemeriksaan nasal glioma dapat ditemukan lesi nodular yang menyerupai manifestasi dakriosistitis akut. Namun, letak nasal glioma biasanya di bagian hidung yang lebih inferior (root of nose), sedangkan dakrisosistitis di sekitar nose bridge.[4,5]

Pseudodakriosistitis

Pseudodakriosistitis adalah peradangan pada sinus etmoid anterior yang dapat memberikan gambaran klinis mirip dakriosistitis. Tes anel pada pasien ini biasanya memberikan hasil sistem drainase yang paten. Pada pemeriksaan penunjang pencitraan umumnya didapatkan gambaran sinusitis yakni air cell pada ethmoid dan erosi tulang.[13]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis dakriosistitis dapat dengan mudah ditegakkan secara klinis. Namun, beberapa pemeriksaan penunjang dapat membantu diagnosis, misalnya tes Anel, tes Jones, dan dakriosistogram.

Tes Anel

Tes Anel dapat menilai fungsi ekskresi air mata melalui sistem drainase nasolakrimal. Tes Anel dilakukan dengan memasukkan cairan garam fisiologis ke dalam kanalikuli lakrimalis melalui pungtum lakrimalis inferior. Hasil positif bila pasien merasakan sensasi asin dan tampak reaksi menelan yang menunjukkan patensi sistem drainase nasolakrimalis. Bila terjadi regurgitasi cairan garam fisiologis beserta sekret mukoid dari pungtum lakrimalis superior dan teraba pembesaran sakus lakrimalis, kemungkinan ada obstruksi total pada duktus nasolakrimal.[14,15]

Dye Disappearance Test (DDT)

Dye disappearance test (DDT) bertujuan untuk menilai ekskresi air mata yang adekuat. Pemeriksaan DDT dilakukan dengan meneteskan cairan fluoresen pada konjungtiva forniks kemudian dievaluasi menggunakan slit lamp dengan filter biru cobalt. Jumlah fluoresen yang persisten setelah 5 menit dapat meningkatkan kecurigaan adanya obstruksi pada sistem nasolakrimal. Pemeriksaan DDT berguna pada anak-anak karena pemeriksaan anel, probing, atau Jones sulit dilakukan tanpa sedasi.[2,15]

Tes Jones

Tes Jones pada awalnya merupakan pemeriksaan penunjang untuk mengevaluasi gejala epifora. Tes Jones terbagi menjadi tes Jones I dan II. Tes Jones I dilakukan dengan meneteskan fluoresen pada konjungtiva forniks, kemudian wire dengan ujung kapas dimasukkan melalui meatus nasal inferior selama 2-5 menit. Hasil negatif (tidak ada pewarnaan pada kapas) menunjukkan adanya obstruksi secara anatomis ataupun gangguan fungsi sistem lakrimal.

Tes Jones II dilakukan dengan mengirigasi residu fluoresen dari pemeriksaan Jones I menggunakan kanula dan salin normal melalui pungtum dan kanalikuli lakrimalis inferior (seperti tes Anel). Hasil positif bila keluar fluoresen melalui hidung tanpa regurgitasi. Hasil negatif, ketika tidak ada cairan pewarna yang keluar dari hidung, yang menunjukkan obstruksi total sistem nasolakrimal. Jika cairan irigasi hanya berwarna jernih, kemungkinan terdapat obstruksi pada pungtum atau kanalikuli lakrimal. Bila terdapat regurgitasi fluoresen di sekitar kanula, kemungkinan terdapat obstruksi pada kanalikuli lakrimal.[2,15]

Nasal Endoscopy

Nasal endoscopy digunakan untuk mengetahui penyebab obstruksi pada sistem drainase nasolakrimal, misalnya tumor, papiloma, hipertrofi turbinasi inferior, atau deviasi septum nasal.[2]

Dakriosistogram

Pemeriksaan rontgen substracting dakriosistogram yang dilakukan oleh radiografer terlatih dapat memberikan gambaran kelainan anatomi pada pasien dakriosistitis. Pemeriksaan ini sudah jarang dilakukan.[4,15]

Pewarnaan Gram dan Kultur

Pewarnaan Gram dan kultur dapat dilakukan pada sampel kotoran mata dari pungtum lakrimal setelah melakukan pemijatan Crigler.[4]

Histopatologi

Hasil histopatologi dakriosistitis kronis biasanya menunjukkan gambaran fibrosis dan inflamasi nongranulomatosa. Hasil histopatologi lain berupa gambaran papiloma, limfoma atau sarkoidosis dapat juga ditemukan.[4]

Coherence Tomography Scan

Pemeriksaan Coherence Tomography scan diperlukan untuk mengeksklusi adanya perluasan infeksi atau selulitis orbita. [3] Pada dakriosistitis tanpa komplikasi, temuan dapat berupa pelebaran sakus lakrimalis atau adanya benda asing atau massa di regio tersebut. Pemeriksaan ini juga disarankan pada dakriosistitis dengan riwayat trauma atau pada kasus yang dicurigai sebagai neoplasma. Neoplasma pada sakus lakrimalis memberikan gambaran massa orbita dengan atau tanpa invasi ke tulang.[2,9]

Laboratorium Darah

Pemeriksaan laboratorium darah dapat dipertimbangkan untuk dilakukan pada pasien dakriosistitis dengan keadaan umum yang berat disertai demam dan perubahan visus yang berat. Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan leukositosis.[4]

Tes Serologi

Tes serologi disarankan pada kasus dakriosistitis akut bila dicurigai adanya penyakit sistemik yang mendasari. Pemeriksaan antibodi sitoplasmik antineutrofilik dapat dilakukan bila dicurigai menderita granulomatosis Wegener. Pemeriksaan lain seperti antibodi antinuklear dapat dilakukan bila ada kecurigaan ke arah lupus eritematosus sistemik.[4]

Referensi

1. Janson B, Idrees S. Dacryocystitis. Enc Opht, 2013. DOI 10.1007/978-3-642-35951-4_723-1
2. Gililand GD. Dacryocystitis. https://emedicine.medscape.com/article/1210688-clinical#b5
4. Taylor RS, Ashurst JV. Dacryocystitis. In:StatPearls (Internet). Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470565/
5. Ali MJ. Pediatric acute dacryocystitis. Ophthalmic Plastic and Reconstructive Surgery. 2015;31(5):341-347.
6. Freitas DFS, Lima IAR, Curi CL, Jordao L, Oliveira RMZ, do Valle ACF, et al. Acute dacryocystitis: another clinical manifestation of sporotrichosis. Mem Inst Oswaldo Cruz. 2014;109(2):262-264. doi: 10.1590/0074-0276130304
9. Pal S, Fisus AD, Pop D, Pakucs A, Benedek I, Horvath K. Dacryocystitis caused by lymphoproliferative infiltration in the course of lymphocytic lymphoma: case report. Journal of Interdisciplinary Medicine. 2018;3(2):106-109.
10. Dahlan MR, Boesoirie K, Kartiwa A, Boesoirie SF, Puspitasari H. Karakteristik penderita dakriosistitis di pusat mata nasional rumah sakit mata Cicendo. MKB. 2017;49(4):281-286.
11. Harrington JN. Orbital cellulitis. https://emedicine.medscape.com/article/1217858-overview
12. Hain M, Bawnik Y, Warman M, et al. Neonatal dacryocele with endonasal cyst: revisiting the management. American Journal of Otolaryngology, 2011. 32(2): 152–155. doi:10.1016/j.amjoto.2009.11.009
13. Mohite A, Jenyon T, Manoj B, Sandramouli S, Foster K, Oates A, et al. Pseudodacryocystitis: paediatric case series of infected atypical ehtmoid air cells masquerading as recurrent dacryocystitis. Eye. 2017;31:657-660.
14. Raswita NEA, Himayani R. Dakriosistitis kronis post abses sakus lakrimalis dengan fistula sakus lakrimalis. J Medula Unila. 2017;7(3):57-61.
15. AAO. Diagnostic tests. https://www.aao.org/bcscsnippetdetail.aspx?id=78f9774f-1515-4b00-9ab2-bdce57fd14d3

Epidemiologi Dakriosistitis
Penatalaksanaan Dakriosistitis
Diskusi Terkait
Anonymous
04 November 2022
Pasien laki-laki usia 30 tahun dengan benjolan di saluran mata dan hidung - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokIzin bertanyaSaya ada pasien laki2 usia 30 tahun, dengan keluhan mata kanan keluar air mata berlebihan, Sdh 1 mg iniDan timbul benjolan di antara mata...
Anonymous
26 Februari 2021
Penanganan yang tepat terhadap keluhan mata bengkak dan terasa seperti cenut-cenut
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, Mohon masukannya dokter sekalian, saya sejak senin kemarin merasakan sebelah mata cenut2 dan hari ini setelah diperhatikan tampaknya mata bagian...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.