Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Leukorrhea general_alomedika 2025-06-04T14:47:24+07:00 2025-06-04T14:47:24+07:00
Leukorrhea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Leukorrhea

Oleh :
dr. Nathania S. Sutisna
Share To Social Media:

Penatalaksanaan leukorrhea harus disesuaikan dengan etiologi penyakitnya dan mencakup tidak hanya medikamentosa, tetapi juga edukasi untuk efektivitas dari pengobatan dan pencegahan rekurensi.

Pada leukorrhea fisiologis, pasien harus diedukasi dan diyakinkan bahwa cairan yang keluar merupakan cairan normal, dan pasien tidak perlu melakukan douche vagina.

Persiapan Rujukan

Pada kasus tanpa komplikasi, leukorrhea dapat ditangani di faskes primer. Rujukan ke spesialis dipertimbangkan bila terdapat kondisi:

  • Keputihan berulang
  • Kehamilan
  • Komplikasi[1]

Medikamentosa

Antimikroba untuk leukorrhea dipilih berdasarkan penyebab yang mendasari.

Bakterial Vaginosis

Pilihan pengobatan untuk bakterial vaginosis adalah metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari. Pilihan pengobatan lain antara lain dengan gel metronidazole 0.75% sehari sekali selama 5 hari (intravagina) atau krim klindamisin 2% sehari sekali di malam hari selama 7 hari.

Klindamisin oral 2 x 300 mg dapat diberikan selama 7 hari sebagai alternatif dari metronidazol.[25]

Kandidiasis

Kandidiasis tanpa komplikasi dapat diberikan antifungal golongan azol lokal (intravaginal) seperti klotrimazol, butokonazol dan mikonazol dalam 2–3 hari, atau pemberian flukonazol oral dosis tunggal 150 mg. Pada kasus yang berat dan akut dapat diberikan flukonazol 150 mg setiap 72 jam dengan total 2–3 dosis.[5,26]

Penggunaan golongan azol tidak efektif pada infeksi candida yang bukan Candida albicans. Pilihan obat yang dapat digunakan pada infeksi akibat Candidiasis glabrata adalah nystatin supositoria intravagina dengan dosis 100.000 unit per hari selama 14 hari. Pada kondisi kandidiasis vulvovaginitis yang berulang, setelah dilakukan induksi dengan flukonazol topikal atau oral, dapat diteruskan dengan flukonazol 150 mg setiap minggu selama 6 bulan. Perlu diingat bahwa flukonazole oral dikontraindikasikan pada kehamilan.[5,26]

Hubungan seksual sebaiknya dihindari dalam masa pengobatan hingga 7 hari pasca selesai regimen.

Klamidia

Pengobatan yang direkomendasikan oleh CDC untuk infeksi klamidia adalah azythromycin 1 gram dosis tunggal atau doxycycline 2 x 100 mg selama 7 hari. Alternatif yang lain adalah eritromisin 4 x 500mg selama 7 hari, atau levofloxacin 1 x 500 mg selama 7 hari. Perlu diperhatikan juga bahwa sebagai infeksi menular seksual, pada kasus klamidiasis pasangan seksual dari pasien juga direkomendasikan untuk dilakukan evaluasi dan pemeriksaan.[27]

Gonorrhea

Pengobatan yang direkomendasikan oleh CDC untuk infeksi gonorrhea adalah ceftriaxone 250mg IM dosis tunggal atau cefixime 400 mg per oral dosis tunggal. Alternatif yang lain adalah doxycycline 1 x 100 mg selama 7 hari. Pasangan seksual juga disarankan untuk dilakukan evaluasi dan pemeriksaan.[27]

Trikomoniasis

Pengobatan yang direkomendasikan CDC untuk trikomoniasis adalah metronidazole 2 gram dosis tunggal atau 2 x 500 mg selama 7 hari. Perlu diingat bahwa pada penggunaan metronidazole, konsumsi alkohol harus dihindari selama 24 jam setelah selesai dosis terakhir. Pasangan seksual juga perlu dilakukan evaluasi seperti pada penyakit infeksi menular seksual lainnya.[27]

Terapi Nonmedikamentosa

Edukasi pentingnya higenitas dan gaya hidup perlu dilakukan untuk mencegah kekambuhan dan transmisi penyakit yang menyebabkan leukorrhea. Edukasi tersebut ditujukan untuk:

  • Pasien menjaga kebersihan daerah kelamin (self-hygiene)
  • Mengurangi penggunaan hal-hal yang bersifat iritatif seperti sabun. Penggunaan sabun kewanitaan perlu diwaspadai karena dapat mengganggu flora normal vagina
  • Bilas vagina (vaginal douching) tidak disarankan
  • Pasien tidak melakukan hubungan seksual selama masa pengobatan hingga 7 hari setelah selesai pengobatan dan tidak melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 1 orang untuk menghindari transmisi infeksi menular seksual
  • Pemeriksaan dan evaluasi untuk pasangan yang melakukan hubungan seksual dalam jangka waktu 60 hari dengan pasien pada infeksi menular seksual[1,27]

Referensi

1. Spence D, Melville C. Vaginal discharge. BMJ, 2007;335(7630):1147-1151.
5. Dovnik A, Golle A, Novak D, et al. Treatment of vulvovaginal candidiasis: a review of the literature. Acta Dermatovenerologica, 2015;24:5 – 7.
25. CDC. Bacterial Vaginosis. 2015. Available from: https://www.cdc.gov/std/tg2015/bv.htm
26. Pappas PG, Kauffman CA, Andes DR, et al. Clinical practice guideline for the management of candidiasis: 2016 update by the infectious diseases society of America. Clinical Infectious Diseases, 2016;62(4):e1-e50
27. CDC. Sexually transmitted diseases treatment guideline, 2010. Available from: https://www.cdc.gov/mmwr/pdf/rr/rr5912.pdf

Diagnosis Leukorrhea
Prognosis Leukorrhea

Artikel Terkait

  • Obati Pasangan Pasien untuk Mencegah Bakterial Vaginosis Berulang – Telaah Jurnal Alomedika
    Obati Pasangan Pasien untuk Mencegah Bakterial Vaginosis Berulang – Telaah Jurnal Alomedika
  • Pemberian Probiotik pada Bacterial Vaginosis
    Pemberian Probiotik pada Bacterial Vaginosis
  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
  • Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
    Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
  • Hindari Pemberian Antibiotik Berikut pada Pasien Hamil
    Hindari Pemberian Antibiotik Berikut pada Pasien Hamil

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Juni 2025, 19:27
Candidosis Vulvovaginalis dari PERDOSKI
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Maaf saya izin buka diskusi saja, Saya Melihat dari PERDOSKI terbaru bahwa candidosis Vulvovaginalis masuk dalam kategori Infeksi menular seksual dan terapi...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 11:11
Efektivitas tatalaksana candidiasis oral pasien HIV
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter mau tanya. Pasien hiv dgn candidiasis oral lebih efektif mana pake obat nistatin tab atau nistatin suspensi yaa ts ? Mohon pencerahannya
Andini Innayah
Dibalas 30 Mei 2024, 14:25
Perbedaan dermatitis intertriginosa dengan kandidiasis intertriginosa
Oleh: Andini Innayah
2 Balasan
Selamat malam Dokter-Dokter, Kakak abang dan teman-teman. Izin bertanya, boleh dijelaskan apa yang membedakan Dermatitis Intertriginosa dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.