Penatalaksanaan Leukorrhea
Penatalaksanaan leukorrhea atau keputihan didasarkan pada identifikasi penyebab yang mendasari, dengan terapi kausal spesifik seperti antibiotik pada bakterial vaginosis atau antijamur pada kandidiasis vulvovaginal. Pada leukorrhea fisiologis, tidak diperlukan terapi farmakologis dan cukup dilakukan reassurance bahwa cairan yang keluar merupakan cairan normal, dan pasien tidak perlu melakukan douche vagina.[1,25-27]
Persiapan Rujukan
Pada kasus tanpa komplikasi, leukorrhea dapat ditangani di faskes primer. Rujukan ke spesialis dipertimbangkan bila terdapat kondisi:
- Keputihan berulang
- Kehamilan[1]
Medikamentosa
Antimikroba untuk leukorrhea dipilih berdasarkan penyebab yang mendasari.
Bakterial Vaginosis
Pilihan pengobatan untuk bakterial vaginosis adalah metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari. Pilihan pengobatan lain antara lain dengan gel metronidazole 0.75% sehari sekali selama 5 hari (intravagina) atau krim klindamisin 2% sehari sekali di malam hari selama 7 hari.
Klindamisin oral 2 x 300 mg dapat diberikan selama 7 hari sebagai alternatif dari metronidazole.[25]
Kandidiasis
Kandidiasis tanpa komplikasi dapat diberikan antifungal golongan azol lokal (intravaginal) seperti klotrimazol, butokonazol dan mikonazol dalam 2–3 hari, atau pemberian flukonazol oral dosis tunggal 150 mg. Pada kasus yang berat dan akut dapat diberikan flukonazol 150 mg setiap 72 jam dengan total 2–3 dosis.[5,26]
Penggunaan golongan azol tidak efektif pada infeksi kandida yang bukan Candida albicans. Pilihan obat yang dapat digunakan pada infeksi akibat Candidiasis glabrata adalah nystatin supositoria intravagina dengan dosis 100.000 unit per hari selama 14 hari.
Pada kondisi kandidiasis vulvovaginitis yang berulang, setelah dilakukan induksi dengan flukonazol topikal atau oral, dapat diteruskan dengan flukonazol 150 mg setiap minggu selama 6 bulan. Perlu diingat bahwa flukonazol oral dikontraindikasikan pada kehamilan.[5,26]
Klamidia
Pengobatan yang direkomendasikan oleh CDC untuk infeksi klamidia adalah doxycycline 2 x 100 mg per oral selama 7 hari. Alternatif yang lain adalah azithromycin 1 g per oral sebagai dosis tunggal, atau levofloxacin 500 mg sekali sehari per oral selama 7 hari. Perlu diperhatikan juga bahwa sebagai infeksi menular seksual, pada kasus klamidiasis pasangan seksual dari pasien juga direkomendasikan untuk diperiksa.[27]
Gonorrhea
Pengobatan yang direkomendasikan oleh CDC untuk infeksi gonorrhea adalah ceftriaxone 500 mg IM dosis tunggal. Jika berat badan pasien ≥150 kg, maka dosis yang digunakan adalah ceftriaxone 1 g. Pasangan seksual pasien juga disarankan untuk diperiksa.[27]
Trikomoniasis
Pengobatan yang direkomendasikan CDC untuk trikomoniasis adalah metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari. Perlu diingat bahwa pada penggunaan metronidazole, konsumsi alkohol harus dihindari selama 24 jam setelah selesai dosis terakhir. Pasangan seksual juga perlu dilakukan evaluasi seperti pada penyakit infeksi menular seksual lainnya.[27]
Terapi Nonmedikamentosa
Edukasi pentingnya higenitas dan gaya hidup perlu dilakukan untuk mencegah kekambuhan dan transmisi penyakit yang menyebabkan leukorrhea. Edukasi tersebut ditujukan untuk:
- Pasien menjaga kebersihan daerah kelamin (self-hygiene)
- Mengurangi penggunaan hal-hal yang bersifat iritatif seperti sabun. Penggunaan sabun kewanitaan perlu diwaspadai karena dapat mengganggu flora normal vagina
- Pasien tidak melakukan hubungan seksual selama masa pengobatan hingga 7 hari setelah selesai pengobatan. Lakukan edukasi mengenai praktik hubungan seksual yang aman, termasuk pentingnya penggunaan kondom, untuk mengurangi risiko infeksi menular seksual di masa depan.
- Pemeriksaan dan evaluasi untuk pasangan yang melakukan hubungan seksual dalam jangka waktu 60 hari dengan pasien pada infeksi menular seksual.[1,27]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha