Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Torus Palatinus dan Torus Mandibularis general_alomedika 2023-01-12T09:45:33+07:00 2023-01-12T09:45:33+07:00
Torus Palatinus dan Torus Mandibularis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Torus Palatinus dan Torus Mandibularis

Oleh :
Drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Torus merupakan tonjolan tulang benigna di mulut yang biasanya terjadi pada area palatal, disebut juga torus palatinus, dan area lingual mandibula, disebut juga torus mandibularis.  Torus tersusun atas tulang kortikal padat dengan sejumlah minimal sumsum tulang dan tertutup oleh mukosa yang tipis dengan vaskularisasi yang terbatas. Torus adalah kondisi yang sangat umum, dengan prevalensi 20-40% pada populasi. Pertumbuhan torus dimulai pada masa kanak-kanak dan mulai terlihat jelas pada dekade kedua dan ketiga kehidupan. Torus umumnya asimptomatik dan ditemukan secara insidental saat pemeriksaan fisik oleh dokter gigi.

Berdasarkan bentuknya, torus palatinus dapat diklasifikasikan menjadi bentuk datar, gelendong, nodular, dan lobular. Sementara, torus mandibularis dapat diklasifikasikan menjadi bentuk soliter unilateral dan bilateral, multipel unilatelar dan bilateral, serta gabungan bilateral.

Torus Palatinus dan Torus Mandibularis-min

Etiologi torus palatinus dan mandibularis belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, torus dianggap merupakan kondisi multifaktorial yang dipengaruhi terutama oleh faktor genetik dan lingkungan. Beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan torus adalah trauma, konsumsi obat-obatan, infeksi, traumatik oklusi, dan asupan nutrisi.[1]

Diagnosis torus palatinus dan mandibularis dapat ditegakkan secara klinis melalui metode inspeksi. Namun demikian, pemeriksaan penunjang berupa radiografi dan analisis patologis dapat dilakukan jika dokter gigi curiga keadaan pasien mengarah kepada kondisi maligna.[2]

Penatalaksanaan torus palatinus dan mandibularis adalah observasi, karena seringkali pasien tidak merasakan gejala apapun. Namun, jika ukuran torus palatinus dan mandibularis besar dan mengganggu, dokter gigi dapat menyarankan kepada pasien untuk melakukan pembedahan.[3]

Referensi

1. AlZarea BK. Prevalence and pattern of torus palatinus and torus mandibularis among edentulous patients of Saudi Arabia. Clin Interv Aging. 2016;11:209–13.
2. Mishra N, Hiremath V, Husein A. Prevalence of torus palatinus and torus mandibularis among Malay population. J Int Soc Prev Community Dent. 2011;1(2):60.
3. Madhavan AA, McDonald RJ, Diehn FE, Carr CM, Verdoorn JT. Giant torus mandibularis causing submandibular duct obstruction and sialadenitis. Neuroradiol J. 2021;34(3):249–52.

Patofisiologi Torus Palatinus da...
Diskusi Terbaru
dr.Dizi Bellari Putri
Kemarin, 17:16
Cara Memberi Obat Sirup pada Anak - Video ALOMEDIKA
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
2 Balasan
ALO Dokter! Tahukah Dok, pemberian obat sirup menggunakan sendok memiliki risiko dosis yang diberi menjadi tidak akurat? Pemberiannya juga rawan tumpah...
Anonymous
Kemarin, 12:50
Perlukah injeksi TT pada ibu hamil trimester ketiga jika sudah pernah dilakukan saat menikah?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, perlukah injeksi TT pada ibu hamil trimester ketiga jika sudah pernah dilakukan injeksi TT sekitar 1,5 tahun yang lalu saat pasien menikah....
Anonymous
Kemarin, 12:47
Skrining streptococcus beta hemoloticus pada ibu hamil trimester ketiga
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, perlukah skrining streptococcus Beta hemoloticus pada ibu hamil trimester ketiga di atas 36 Minggu? Jika bakteri positif, kapan diberi antibiotik?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.