Epidemiologi Keracunan Sianida
Secara epidemiologi, keracunan sianida banyak ditemukan pada paparan asap kebakaran pada negara industri. Kejadian bunuh diri dan paparan sianida di industri lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki usia dewasa.[2]
Global
Pada data Toxic Exposure Surveillance System dari tahun 1993-2002, terdapat 3.165 paparan sianida kepada manusia, dengan 2,5% diantaranya mematikan. American Association of Poison Control Centers tahun 2018 melaporkan 185 paparan terhadap sianida dengan 17 kasus paparan yang disengaja. Studi oleh Bebarta et al tahun 2011 menunjukkan bahwa 9% dari kasus keracunan sianida mengalami henti jantung namun berhasil diselamatkan. Sebanyak 75% kasus diantaranya tidak mendapatkan antidot sianida. Kasus lebih banyak terjadi melalui rute ingesti (84,3%) dibandingkan dengan inhalasi (7,8%).[1,5,7,13]
Indonesia
Hingga saat ini belum ada data pasti mengenai keracunan sianida di Indonesia.
Mortalitas
Keracunan sianida dapat menyebabkan kondisi yang fatal dalam hitungan detik hingga menit pada paparan secara inhalasi atau intravena, dalam hitungan menit untuk paparan secara ingesti, dan dalam hitungan menit hingga jam untuk paparan melalui kulit.[1]
Sianida diduga berperan dalam morbiditas dan mortalitas akibat inhalasi asap. Data dari Polandia tahun 2017 menunjukkan sekitar 35% korban kebakaran terdeteksi memiliki kadar sianida yang toksik dalam darah. Di Korea Selatan, ada 255 kematian akibat kasus keracunan sianida dari tahun 2005-2010, dengan predominan kasus bunuh diri.[1,7,12]