Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Gigitan Ular general_alomedika 2022-12-12T15:43:27+07:00 2022-12-12T15:43:27+07:00
Gigitan Ular
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Gigitan Ular

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Di Indonesia, etiologi gigitan ular atau snake bite yang paling sering adalah gigitan dari ular famili Elapidae dan Viperidae. Beberapa jenis ular berbisa yang ada di Indonesia dapat dibagi berdasarkan wilayah, yaitu wilayah Indonesia Barat dan Tengah serta wilayah Maluku dan Papua.[3]

Jenis Ular di Indonesia

Ular berbisa yang ada di Indonesia terdiri dari famili taksonomi Elapidae dan Viperidae.

Elapidae

Elapidae mempunyai ukuran yang panjang, tipis, dan biasanya memiliki satu warna dan ukuran kepala yang lebih besar, seperti kobra. Elapidae yang banyak di Indonesia antara lain kobra (Naja), krait/ular belang (Bungarus), death adder dan ular coklat-hitam Papua (Acanthophis, Oxyuranus, Pseudonaja), serta ular laut.[3]

Viperidae

Viperidae atau viper dibagi menjadi typical viper dan pit-viper. Viper memiliki ukuran pendek, badan tebal, ekor pendek, dengan garis pola tertentu di kepala dan badan. Viper yang ada di Indonesia antara lain Malayan pit-viper (Calloselasma), Russell’s viper (Daboia), dan green pit-viper (Trimeresurus).[3]

Penyebaran Ular Berdasarkan Wilayah

Penyebaran ular di Indonesia bisa dibagi menjadi ular di wilayah  Indonesia Barat dan Tengah serta wilayah Maluku dan Papua. Spesies ular yang berbisa dan penting diketahui secara medis, yang ada di >18.000 pulau di Indonesia, antara lain B. Candidus, N. Sputatrix, N. Sumatrana, C. Rhodostoma, T. albolabris, D. Siamensis dan di papua barat dan maluku, Acanthophis laevis.[3]

Oleh karena itu, sediaan anti bisa ular di Indonesia juga tersedia dalam dua kandungan, yaitu kandungan untuk bisa ular wilayah barat dan tengah serta untuk bisa ular wilayah timur.

Wilayah Indonesia Barat dan Tengah

Di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, jenis ular sama dengan penyebaran ular di Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Gambar 1 Kobra Naja siamensis (Source : Haplochromis, Wikimedia commons, 2006) Gambar 1 Kobra Naja siamensis (Source : Haplochromis, Wikimedia commons, 2006)

Gambar 2 Ular belang Bungarus candidus (Source : Wagler Johann, Wikimedia commons, 2015) Gambar 2 Ular belang Bungarus candidus (Source : Wagler Johann, Wikimedia commons, 2015)

Gambar 3 Russell viper Daboia siamensis (source:Tontan, Wikimedia commons, 2016) Gambar 3 Russell viper Daboia siamensis (source:Tontan, Wikimedia commons, 2016)

Gambar 4 Malabar rock pit-viper (Trimeresurus craspedocephalus malabaricus) (Source : L Shyamal Wynaad, Wikimedia commons, 2006) Gambar 4 Malabar rock pit-viper (Trimeresurus craspedocephalus malabaricus) (Source : L Shyamal Wynaad, Wikimedia commons, 2006)

Wilayah Maluku dan Papua

Ular yang berada di Maluku dan Papua Barat mengikuti jenis ular yang berada di Australia.

Gambar 5 Death adder (Acanthopis) (source: Figaro, Wikimedia Commons, 2009) Gambar 5 Death adder (Acanthopis) (source: Figaro, Wikimedia Commons, 2009)

Faktor Risiko

Pekerjaan yang berisiko tinggi terkena gigitan ular antara lain petani, pekerja perkebunan (karet, kopi, kakao, kelapa sawit), penggembala ternak, pemburu, nelayan, dan peternak ikan.

Selain itu, orang yang berprofesi sebagai pemegang ular (penjinak ular, pekerja restoran ular, pengobatan tradisional Cina) serta penangkap ular laut juga berisiko mengalami kondisi gigitan ular.[3,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

3. WHO. Guidelines for Management of Snake-bites, 2nd Edition. World Health Organization, 2016.
4. Alcoba G, Sharma SK. Snakebite epidemiology in humans and domestic animals across the Terai region in Nepal: a multicluster random survey. Lancet Glob Health. 2022 Mar;10(3):e398-e408. doi: 10.1016/S2214-109X(22)00028-6. PMID: 35180421.

Patofisiologi Gigitan Ular
Epidemiologi Gigitan Ular
Diskusi Terkait
Anonymous
05 Oktober 2022
Luka gigitan ular - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
ALO dr. Sonny SpB, pasien gigitan ular yang diduga berbisa, apakah bermanfaat jika luka dirobek dengan pisau dan mengeluarkan darah di area luka gigitan?...
dr. Hudiyati Agustini
29 Agustus 2022
Pertolongan Pertama dan Penanganan Pre-Hospital Gigitan Ular - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pertolongan pertama kasus gigitan ular sering kali menjadi perdebatan. Beberapa literatur mengatakan bahwa pressure immobilization bandages perlu...
Anonymous
21 November 2021
Pasien wanita usia 50 tahun dengan luka bekas gigitan ular 7 bulan yang lalu di lutut kanan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi, pasien wanita 50 th digigit ular 7 bln lalu di lutut kanan dan hanya berobat tradisional. Keluhan dirasakan selama 7 bln ini nyeri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.