Prognosis Ventricular Extrasystole
Prognosis ventricular extrasystole tergantung pada frekuensi VES, penyakit jantung penyerta, serta gejala yang ditimbulkan oleh VES.
Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan baik, VES frekuensi sering dapat mengakibatkan komplikasi sebagai berikut:
- Disfungsi ventrikel kiri
- Kardiomiopati dilatasi
-
Sustained ventricular tachycardia
- Kematian jantung mendadak[7,13]
Prognosis
Pasien sehat dengan episode ventricular extrasystole memiliki prognosis yang kurang lebih sama dengan populasi umum. Pasien asimtomatik dengan penurunan ejeksi fraksi <40% memiliki insidensi sebesar 3,5% untuk mengalami sustained ventricular tachycardia dan kematian jantung mendadak. Pasien dengan frekuensi VES yang sering (1000 kali/hari) berasosiasi dengan berkembangnya kardiomiopati yang disebabkan oleh aktivitas elektrik jantung yang abnormal.[2,15]
VES frekuensi sering atau kompleks berasosiasi dengan prognosis yang lebih buruk pada pasien-pasien yang sebelumnya mengalami infark miokard. Frekuensi VES berhubungan juga dengan derajat dilatasi ventrikel kiri dan disfungsi sistolik.
Agarwal et al menyebutkan bahwa VES dapat meningkatkan risiko gagal jantung sistolik sebanyak 2 kali lipat. Pada studi ARIC, pasien yang pada awal penelitian tidak memiliki riwayat penyakit gagal jantung atau penyakit jantung koroner mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gagal jantung insidental jika terdapat VES pada pemeriksaan EKG baseline.[1,10,16]
Exercise induced ventricular extrasystole berkorelasi dengan risiko kematian atau kejadian kardiovaskular jangka panjang yang lebih tinggi. VES yang terjadi selama periode olahraga memiliki prognosis yang berbeda-beda, tergantung pada kapan VES itu terjadi. Jika terjadi selama fase pemulihan olahraga dan bukan selama olahraga, risiko kematian jangka panjang meningkat jika dibandingkan dengan populasi umum.[17]