Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Protein-Losing Enteropathy general_alomedika 2024-12-12T11:11:04+07:00 2024-12-12T11:11:04+07:00
Protein-Losing Enteropathy
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Protein-Losing Enteropathy

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Patofisiologi terjadinya protein-losing enteropathy (PLE) adalah melalui hilangnya protein melalui saluran pencernaan dalam jumlah besar, yang melebihi kapasitas produksi protein oleh hepar. Normalnya hampir semua protein yang masuk ke usus akan didegradasi menjadi asam amino dan direabsorbsi kembali ke dalam sirkulasi portal. Normalnya, saluran pencernaan tidak berperan dalam katabolisme protein, dan hanya berperan sebesar 10% dalam proses pemecahan albumin dan gamma globulin.[1–3]

Secara garis besar, mekanisme kebocoran protein plasma dikelompokkan kedalam 3 bagian, yaitu proses inflamasi, peningkatan permeabilitas mukosa dan kehilangan cairan limfe.

Proses Inflamasi

Kerusakan mukosa akan menyebabkan terjadinya eksudasi protein plasma melalui celah epitel yang rusak. Jumlah protein plasma yang hilang berhubungan dengan derajat kerusakan mukosa tersebut.

Peningkatan Permeabilitas Mukosa

Rusaknya keutuhan mukosa lambung, usus halus, dan kolon oleh proses inflamasi, infiltrasi, dan genetik, dapat menyebabkan kebocoran protein ke dalam lumen pencernaan.

Kehilangan Cairan Limfe Pada Saluran Pencernaan

Obstruksi limfe, kelainan kongenital sistem limfatik, atau peningkatan tekanan vena sentral (misalnya gagal jantung kongestif atau perikarditis konstriktif) akan menyebabkan peningkatan tekanan pada saluran limfe, selanjutnya diikuti kebocoran dari limfe yang kaya akan protein.[1–4]

Menurut Bode et al, PLE dapat disebabkan oleh kehilangan protein heparan sulfate dimana protein tersebut normalnya terdapat pada permukaan sel epitel usus.Heparan sulfate proteoglikan memiliki peran sebagai barier usus karena memiliki daerah ekstraseluler yang mengikat membrane plasma, yang dikenal syndecans, atau berikatan dengan membrane glycolipid yang disebut glypican.

Syndecans memiliki peran penting untuk mempertahankan intercellular tight junctions. Pada mukosa usus yang memiliki kekurangan syndecans atau protein heparan sulfate lainnya, akan memiliki kelainan pada barrier tight intercellular dan menyebabkan kebocoran protein via paracellular pathway ke lumen intestinal. Selain itu, adanya sitokin proinflammatory seperti TNF-α atau interferon-γ menyebabkan kerusakan intercellular junction dan meningkatkan kebocoran protein.[1-4]

 

Direvisi oleh: dr. Qanita Andari

Referensi

1. Greenwald DA. Protein losing gastroenteropathy. In: Feldman M, Friedman LS, Brandt LJ, eds. Sleisenger and Fordtran's Gastrointestinal and Liver Disease. 11th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2021: chap 31.
2. Nagra N, Dang S. Protein Losing Enteropathy. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542283/
3. Aslam N. Protein-Losing Enteropathy Workup: Laboratory Studies, Imaging Studies, Other Tests. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/182565-workup#showall
4. Brownell J, Piccoli D. Protein-Losing Gastroenteropathy. Uptodate. 2024. https://www.uptodate.com/contents/protein-losing-gastroenteropathy

Pendahuluan Protein-Losing Enter...
Etiologi Protein-Losing Enteropathy

Artikel Terkait

  • Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
    Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Memantau Faltering Growth
    Memantau Faltering Growth
  • Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
    Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
  • Vaksinasi pada Anak dengan Gizi Buruk
    Vaksinasi pada Anak dengan Gizi Buruk

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Januari 2025, 00:49
Intervensi gizi pada balita usia 1 tahun dengan berat badan hanya 4 kg
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin konsul dan mohon sharingnya.Ada pasien sy. Balita kembar 3. Riwayat lahir cukup bulan.Saat ini usianya 1 tahun, BB ketiganya hanya...
Anonymous
Dibalas 15 Desember 2022, 15:55
Kapan pemeriksaan mikronutrien harus dilakukan untuk balita yang sulit makan - Gizi Kinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dia, Sp. GK, pada anak balita yang sulit makan/picky eater yang menu makanannya terbatas, hanya yang manis2, makanan instan seperti sosis dan mie,...
Anonymous
Dibalas 01 Desember 2022, 17:41
Intervensi untuk anak yang underweight - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Yoke Kinanthi, Sp.AIzin bertanya dok. Untuk anak-anak usia 6 tahun yang sudah diberikan makanan dalam jumlah cukup setiap harinya (3 kali sehari,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.