Diagnosis Tinea Manus
Diagnosis tinea manus dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang dapat digunakan untuk mengidentifikasi organisme penyebab.
Anamnesis
Keluhan pada pasien dengan tinea manus dapat berupa kulit yang menebal atau gatal, tetapi ada juga yang asimptomatik. Biasanya infeksi terjadi unilateral, walaupun bisa juga bilateral. Apabila disertai inflamasi, pasien dapat mengeluhkan adanya rasa nyeri, gatal, dan bengkak di tangan.[14,15]
Perlu juga menanyakan faktor risiko, seperti riwayat kontak dengan orang yang memiliki keluhan serupa, riwayat kontak dengan hewan peliharaan atau ternak, dan riwayat pekerjaan.[11]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, tinea manus umumnya muncul sebagai lesi unilateral berupa plak eritematosa berskuama dengan pertumbuhan sentrifugal. Dapat pula ditemukan lesi berbentuk cincin konsentrik. Permukaan palmar biasanya tampak kering dan berskuama.[1,10,15]
Tanda klinis paling umum dikenal sebagai “two-foot, one hand syndrome” berupa plak berskuama atau xerosis difus derajat sedang hingga berat pada kedua kaki dan satu tangan. Onikomikosis dapat terjadi pada tangan yang sama atau bahkan kedua tangan pada beberapa pasien.[1,2]
Jenis Tinea Manus
Secara garis besar, terdapat 2 bentuk klinis tinea manus, yaitu dishidrotik dan hiperkeratotik. Pada bentuk dishidrotik, ditemukan lesi vesikel dengan skuama di tepi pada telapak tangan, jari tangan, dan tepi lateral tangan berbentuk segmental atau anular. Pada bentuk hiperkeratotik, ditemukan lesi vesikel mengering dan membentuk lesi sirkuler atau irregular, eritematosa dengan skuama difus. Garis-garis tangan menjadi semakin jelas.[1,10,15]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding tinea manus antara lain psoriasis dan dermatitis kontak.
Psoriasis
Pada kasus psoriasis, biasanya lesi terjadi bilateral dan hiperkeratotik dengan bagian palmar yang menebal. Terkadang dapat ditemukan adanya ungual pitting dan oil drop sign. Pada sediaan kerokan kulit, tidak akan didapatkan gambaran hifa atau bentukan dermatofita lain.[2]
Dermatitis Kontak
Pada dermatitis kontak, kondisi inflamasi dengan lesi kulit eritematosa dan gatal, dapat terjadi di area dorsal dan palmar, biasanya bilateral. Umumnya terjadi lesi kulit muncul setelah berkontak dengan substansi asing, seperti nikel.[2]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tinea manus dilakukan untuk membantu penegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan kultur, atau pemeriksaan dermoskopi.[1,15]
Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksan mikroskopik merupakan pemeriksaan yang mudah dan murah untuk menemukan adanya hifa jamur. Pengambilan spesimen dapat menggunakan swab pada lesi pustular atau lesi inflamasi yang basah, atau kerokan pada lesi kering dan berskuama. Pemeriksaan dengan nail clipping perlu dilakukan juga apabila tampak keterlibatan onikomikosis. Pengambilan sampel terbaik didapatkan di bagian tepi lesi.[1,2,15]
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi tinea manus akan memberi gambaran yang mirip dengan semua penyakit kulit akibat infeksi dermatofita. Pada pemeriksaan histopatologi melalui biopsi kulit, dapat ditemukan gambaran berupa spongiosis epidermal, parakeratosis, dan infiltrasi sel-sel inflamasi superfisial.
Gambaran hifa tidak berpigmen, regular, dan bersepta dapat tampak pada stratum korneum, paling baik terlihat melalui pewarnaan periodic acid-Schiff (PAS) atau Gomori methamine silver (GMS).[1,2,15]
Pemeriksaan Kultur
Pemeriksaan kultur dapat dilakukan dengan agar Sabouraud plus pada suhu 28 C selama 1-4 minggu.[15]
Pemeriksaan Dermoskopi
Pada pemeriksaan dermoskopi, akan ditemukan skuama putih terutama di garis-garis telapak tangan.[16]