Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Tinea Kapitis general_alomedika 2023-02-01T14:19:22+07:00 2023-02-01T14:19:22+07:00
Tinea Kapitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription Alomedika

Penatalaksanaan Tinea Kapitis

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Penatalaksanaan pada kasus tinea kapitis secara definitif adalah antifungal dengan lini utama griseovulvin per oral, antifungal topikal tidak direkomendasikan sebagai lini pertama dan hanya untuk adjuvan. Penatalaksanaan harus dapat mengurangi keluhan, mencegah terbentuknya jaringan parut, dan mengurangi risiko penularan ke orang lain.[4]

Terapi farmakologis untuk tinea kapitis idealnya diberikan setelah ada konfirmasi keberadaan jamur, baik melalui pemeriksaan mikroskopis langsung atau hasil kultur. Akan tetapi, pada populasi yang memiliki risiko tinggi dan pada area yang memerlukan waktu lama untuk mendapatkan hasil pemeriksaan, terapi dapat diberikan bila gejala klinis mengarah ke tinea kapitis.[1-4]

Antifungal Oral

Protokol terapi antifungal oral disesuaikan dengan pola epidemiologi setempat. Pilihan terapi antifungal oral lini pertama adalah griseofulvin. Bila terdapat hal-hal yang menghambat keberhasilan terapi lini pertama, alternatif lain adalah terbinafine, itraconazole, fluconazole, dan ketoconazole.[4]

Griseofulvin

Griseofulvin merupakan obat fungistatik yang menginhibisi sintesis asam nukleat, menahan pembelahan sel pada metafase, dan menghambat pembentukan dinding sel. Obat ini biasanya diberikan selama 4–6 minggu dan dilaporkan bekerja lebih efektif pada spesies Microsporum.

Dosis untuk dewasa adalah 500 mg/hari (microsize). Data penggunaan pada anak di bawah usia 2 tahun masih terbatas, tetapi dosis pada anak berusia lebih dari 2 tahun adalah 20–25 mg/kgBB/hari (microsize) atau 15–20 mg/kgBB/hari (ultramicrosize).[3,4]

Terbinafine

Terbinafine merupakan allylamine yang bekerja pada membran sel dan bersifat fungisidal. Terbinafine umum diberikan sebagai alternatif griseofulvin dan dilaporkan bekerja lebih baik pada spesies Trichophyton daripada Microsporum.

Dosis diberikan selama 2–8 minggu, yakni 250 mg/hari untuk orang dewasa. Dosis untuk anak-anak dengan berat di bawah 25 kg adalah 125 mg/hari, sedangkan dosis untuk anak dengan berat 25–35 kg adalah 187,5 mg/hari dan dosis untuk anak dengan berat di atas 35 kg adalah 250 mg/hari.[2,4]

Itraconazole

Itraconazole memiliki sifat fungisidal dan fungistatik, tergantung pada konsentrasi obat di jaringan. Aksi utamanya adalah penipisan ergosterol pada membran sel yang kemudian mengganggu permeabilitas membran.

Akan tetapi, itraconazole tidak menjadi terapi lini pertama karena risiko efek samping gagal jantung. Pengecualian dapat diberikan kepada kasus infeksi M. canis yang serius, di mana terbinafine biasanya tidak efektif atau di mana griseofulvin tidak tersedia.[2-4]

Fluconazole

Fluconazole dapat digunakan sebagai alternatif terbinafine, tetapi penggunaannya terbatas karena risiko efek sampingnya.[2,4]

Ketoconazole

Efikasi ketoconazole untuk tinea kapitis dilaporkan lebih lambat bila dibandingkan dengan griseofulvin. Selain itu, risiko hepatotoksisitas menyebabkan ketoconazole tidak menjadi pilihan terapi utama.[4]

Antifungal Topikal

Antifungal topikal pada tinea kapitis tidak direkomendasikan sebagai terapi utama. Antifungal topikal dapat diberikan sebagai adjuvan dan bertujuan untuk mengurangi transmisi spora.

Antifungal topikal biasanya tersedia dalam bentuk shampoo atau krim, contohnya:

  • Selenium sulfida 1% atau 2,5%
  • Zinc pyrithione 1% atau 2%
  • Povidone iodine 2,5%
  • Ketoconazole 2% [1,3,4]

Kortikosteroid

Kortikosteroid oral sering diberikan dengan antifungal untuk mengurangi insidensi jaringan parut, alopecia, nyeri, dan pembengkakan pada lesi tipe inflamasi. Regimen oral yang sering digunakan adalah prednison 1–2 mg/kgBB setiap pagi selama satu minggu pertama terapi.

Akan tetapi, studi melaporkan bahwa penggunaan kortikosteroid oral sebagai tambahan terapi bila dibandingkan dengan penggunaan antifungal oral saja tidak mengurangi waktu resolusi penyakit dan tidak menunjukkan keuntungan jangka panjang. British Association of Dermatologist tidak menganjurkan kortikosteroid dalam pedoman tata laksana tinea kapitis mereka.[1,4,12]

Referensi

1. Al Aboud AM, Crane JS. Tinea Capitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536909/
2. Ely JW, Rosenfeld S, Seabury Stone M. Diagnosis and management of tinea infections. Am Fam Physician. 2014;90(10):702-710.
3. Handler MZ. Tinea Capitis. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1091351-overview#a6.
4. Fuller L, Barton R, Mohd MM, et al. British Association of Dermatologists' guidelines for the management of tinea capitis 2014. British Journal Of Dermatology. 2014;171(3):454-463. https://doi.org/10.1111/bjd.13196
12. Gupta AK, Mays RR, Versteeg SG, et al. Tinea capitis in children: a systematic review of management. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology. 2018 Dec;32(12):2264-74.

Diagnosis Tinea Kapitis
Prognosis Tinea Kapitis
Diskusi Terkait
Anonymous
13 hari yang lalu
Muncul luka koreng pada anak usia 3 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dok, td saya dpt kasus an usia 3thn dgn keluhan seperti digambar disertai gatal & pernh dialami bln desember , ada jg di muka,tangan,telapak...
dr. Hudiyati Agustini
01 Desember 2022
Pengelolaan Tinea Kapitis Karier Asimptomatik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Tinea kapitis merupakan infeksi jamur dermatofita pada area kepala. Gejala klinis tinea kapitis dapat bervariasi, mulai dari asimptomatik, ringan,...
dr. Irene Cindy Sunur
12 Oktober 2021
Antifungi untuk tinea capitis anak <2 tahun - Farmakologi Klinik Ask the Expert
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
Alo, dr. Novita, Sp.FKMohon bertanya, Dok. Bila anak usia <2 tahun mengalami tinea capitis, obat apakah yang sebaiknya diberikan? Hal ini mengingat terapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.