Epidemiologi Melasma
Secara epidemiologi, melasma merupakan salah satu penyakit kulit yang cukup sering ditemukan dalam praktik sehari-hari. Melasma paling sering terjadi pada wanita (wanita hamil dan usia reproduktif) dan pada populasi yang sering terpapar dengan sinar matahari atau bekerja di luar ruangan.
Global
Melasma cukup sering ditemui terutama pada wilayah dengan paparan sinar matahari (sinar ultraviolet) yang tinggi. Secara umum, kondisi melasma lebih sering terjadi pada populasi dengan tipe kulit yang berwarna gelap atau cokelat muda, seperti pada orang Latin dan Asia. Selain itu, melasma juga lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki (rasio 9:1), terutama pada perempuan pada usia reproduktif.
Menurut sebuah penelitian di India, dari 2.000 wanita hamil terdapat 50,8% di antaranya yang mengalami melasma. Secara global, jumlah kasus melasma sendiri sangat bervariasi. Di Amerika Serikat, diduga sebanyak 5.000.000 orang yang mengalami melasma. Sedangkan menurut sebuah studi yang dilakukan di Arab Saudi, dari 3.298 orang terdapat 2,9% orang yang mengalami melasma.[5-8]
Indonesia
Data epidemiologi melasma di Indonesia masih sangat terbatas. Namun, beberapa penelitian yang dilakukan di beberapa Universitas di Indonesia membantu memberikan sedikit gambaran mengenai jumlah kasus melasma yang ada di Indonesia.
Sebuah studi retrospektif oleh Asditya et al yang dilakukan di Divisi Kosmetik Medik Unit Rawat Jalan RSUD Dr. Soetomo Surabaya (dari tahun 2012–2014) melaporkan ada 896 dari 17.525 pasien yang datang ke Unit Rawat Jalan Kulit dan Kelamin yang mengalami melasma, dan 98,6% di antaranya adalah wanita.
Sedangkan menurut studi retrospektif oleh Setyawati et al yang dilakukan di Poli Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar (periode Januari 2014–Desember 2014), didapatkan ada 54 pasien yang mengalami melasma dan 39 pasien di antaranya memiliki riwayat paparan sinar matahari yang berlebihan.[9,10]
Mortalitas
Hingga saat ini tidak ada data mengenai kejadian mortalitas yang berkaitan dengan melasma. Tidak ditemukan adanya kasus melasma yang berubah menjadi kasus keganasan atau kanker kulit seperti melanoma.[3]