Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ileus Paralitik general_alomedika 2022-10-06T10:31:44+07:00 2022-10-06T10:31:44+07:00
Ileus Paralitik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ileus Paralitik

Oleh :
Graciella N T Wahjoepramono
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ileus paralitik harus disesuaikan dengan penyebabnya. Pada penyebab terseringnya, yakni ileus pasca operasi, ileus seringkali bersifat reversibel dan tidak memerlukan tatalaksana tertentu.[2,3]

Pada ileus paralisis yang disebabkan oleh konsumsi obat, obat dapat dihentikan dan diganti dengan obat lain, atau pasien dapat diberikan obat penghambat reseptor opioid periferal sebagai tambahan. Ileus paralitik jarang memerlukan tatalaksana pembedahan.[2,3]

Tatalaksana Awal

Tatalaksana awal ileus adalah mengoreksi kondisi medis yang mendasari seperti hiperglikemia, hipoglikemia, konsumsi obat, gangguan keseimbangan elektrolit seperti hipokalemia, atau gangguan keseimbangan asam-basa. Pasien diminta puasa, diberikan terapi cairan intravena, Penggunaan nasogastric tube akan membantu mengurangi tekanan intra abdomen.[1,3,4]

Obat-obatan yang menyebabkan ileus seperti opioid sebaiknya segera dihentikan. Pada pasien pasca operasi, penggunaan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) dapat membantu memberikan efek analgesik dan mengurangi inflamasi lokal.[3]

Medikamentosa

Terdapat beberapa terapi farmakologi untuk penatalaksanaan ileus paralitik tetapi efikasinya masih belum didukung dengan bukti ilmiah yang cukup.

Ileus Pasca Operasi

Kombinasi prokinetik 5-HT3 reseptor antagonis dan deksametasone dilaporkan efektif dalam mencegah ileus pasca operasi. Namun, perannya sebagai modalitas terapeutik untuk ileus paralitik masih belum dapat dibuktikan. Penggunaan metoclopramide dan eritromisin juga tidak terbukti efektif dalam mencegah ataupun mengobati ileus paralitik.

Mosapride, sebuah obat prokinetik dari golongan 5-HT4 reseptor antagonis, dilaporkan cukup efektif dalam mencegah ileus paralitik. Namun, obat ini belum tersedia di Indonesia.[4]

Ileus Akibat Konsumsi Obat

Pada ileus paralitik akibat konsumsi obat, pasien dapat diberikan tambahan obat penghambat reseptor opioid di perifer seperti methylnaltrexone dan alvimopan. Naloxone banyak tersedia dan sering digunakan, tetapi penggunaannya terbatas karena mudah diserap, menyeberangi blood-brain barrier dan dapat mempengaruhi fungsi opioid di sistem saraf pusat, serta mencetuskan opioid withdrawal.[6]

Pseudo Obstruksi

Pada sindrom Ogilvie, pasien dapat diberikan acetylcholinesterase inhibitor seperti neostigmin dan piridostigmine yang dapat meningkatkan aktivitas parasimpatik. Pengobatan ini dapat diberikan setelah obstruksi mekanis di saluran cerna sudah disingkirkan. Pada pasien yang respon terhadap tata laksana tersebut, flatus dan defekasi dapat timbul 10 menit setelah pemberian obat via intravena.[1]

Pembedahan

Terapi pembedahan yang dapat dilakukan pada pasien ileus pasca operasi adalah open reversal Hartmann procedure atau operasi yang sama namun melalui laparoskopi. Sebuah penelitian melaporkan bahwa tindakan pembedahan melalui laparoskopi lebih aman dan efektif, juga memiliki waktu penyembuhan yang lebih cepat dan komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan pembedahan terbuka.[3]

Pembedahan juga dapat dipertimbangkan pada sindrom Ogilvie, indikasi absolut untuk operasi adalah bila pasien menunjukkan tanda-tanda perforasi atau iskemia yang imminens, atau dilatasi kolon > 12cm yang persisten. Namun tindakan ini harus dipertimbangkan dengan baik karena angka mortalitasnya adalah 25-31%.[1,2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Jacobs D. Acute Intestinal Obstruction. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th ed. McGraw-Hill; 2015. p. 1981–5.
2. Vilz TO, Stoffels B, Straßburg C, Schild HH, Kalff JC. Ileus in Adults. Dtsch Arztebl Int. 2017;114(29–30):508–17.
3. Cagir B. Postoperative Ileus . Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/2242141-overview
4. Bragg, D., El-Sharkawy, A. M., Psaltis, E., Maxwell-Armstrong, C. A., & Lobo, D. N. (2015). Postoperative ileus: Recent developments in pathophysiology and management. Clinical Nutrition, 34(3), 367–376. doi:10.1016/j.clnu.2015.01.016
6. Kurz A, Sessler DI. Opioid-induced bowel dysfunction: Pathophysiology and potential new therapies. Drugs. 2003;63(7):649–71.

Diagnosis Ileus Paralitik
Prognosis Ileus Paralitik

Artikel Terkait

  • Jangan Tunda Pemberian Analgesik pada Akut Abdomen
    Jangan Tunda Pemberian Analgesik pada Akut Abdomen
  • Mengunyah Permen Karet Dapat Meningkatkan Fungsi Gastrointestinal Pascabedah Abdomen
    Mengunyah Permen Karet Dapat Meningkatkan Fungsi Gastrointestinal Pascabedah Abdomen
Diskusi Terkait
Anonymous
09 Januari 2023
Tata laksana pasien suspek ileus paralitik dengan penurunan kesadaran
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok, sy dapat px usia 70th dgn keluhan tdk bisa bab dan flatus, demam sj 3 hari yll, baru diperiksakan di hr ke 3, rpd disangkal, datang ke faskes 1 dgn...
dr. Renate Parlene Marsaulina
25 Mei 2021
Apakah gambaran ini termasuk Ileus - Radiologi Ask The Expert
Oleh: dr. Renate Parlene Marsaulina
1 Balasan
Alo dr. Yuki Mulyani, SpRad, Mau bertanya. Saya mendapatkan pasien dengan nyeri perut, tidak bisa flatus dan bising usus tidak terdengar, Saati itu saya...
dr. Irene Cindy Sunur
03 Februari 2021
SKP Artikel Alomedika - Mengunyah Permen Karet Meningkatkan Fungsi Gastrointestinal Pascabedah Abdomen
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
Alo Dokter!Ileus adalah gangguan motilitas gastrointestinal yang sering terjadi pascabedah abdomen. Kondisi ini dapat mengganggu proses penyembuhan dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.