Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Anti Bisa Ular general_alomedika 2018-07-04T14:17:23+07:00 2018-07-04T14:17:23+07:00
Anti Bisa Ular
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Anti Bisa Ular

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Aspek penting dari farmakologi Serum Anti Bisa Ular (ABU) adalah mekanisme kerja yang menetralkan racun akibat gigitan ular berbisa.

Farmakodinamik

Serum Anti Bisa Ular (ABU) produksi Bio Farma mengandung F(ab’) atau antigen-binding fragment dalam jumlah yang signifikan, serta  agregat protein dan albumin sebagai kontaminan. [3]

Bila dibandingkan dengan NPAV, neuro antivenom bisa ular polivalen, buatan Thailand, maka aktivitas ikatan imunologis ABU terhadap antigen dari 3 venom, lemah terhadap N. sputatrix, sebanding menetralkan bisa ular B. fasciatus, dan efektif terhadap C. rhodsotoma

Bisa ular yang telah masuk kedalam darah korbannya, akan memblokade tempat reseptor jaringan tubuh, sehingga akan menghalangi dan mengganggu proses biokimiawi dan fisiologis tubuh, seperti pernapasan, hemodinamik, dan pergerakan otot.

ABU bekerja dengan menetralkan bisa ular, menyebabkan racun tersebut terlepas dari tempat reseptor sehingga jaringan tubuh dapat bebas untuk berinteraksi dengan molekul asetilkolin.

Komposisi anti venom dapat diklasifikasikan menjadi:

  • IgG utuh : Produk antibodi keseluruhannya mengandung molekul antibodi
  • IgG fragmen : Berasal dari proses cerna IgG utuh menjadi Fab (monomeric binding), atau F(ab’)2 (dimeric binding). Fragment antigen binding, atau Fab, adalah regio selektif dari antigen binding. Fragmen Fab adalah suatu regio pada suatu antibodi yang terikat dengan antigen, contohnya venom-venom. Ukuran molekuler Fab adalah sekitar 50kDa, dimana ukuran tersebut lebih kecil daripada F(ab’)2, yang ukurannya 110kDa. Karenanya, perbedaan ukuran tersebut berdampak besar pada distribusi jaringan dan kecepatan eliminasi

Anti venom memiliki kemampuan netralisasi silang, hal ini sebagai kemampuan proteksi silang terhadap berbagai bisa ular dari family, atau genera yang sama.  Sebagai contohnya adalah Antivipmyn, yang terbuat dari bisa ular Crotalus durissus dan bisa ular Bothrops asper [15].  Antivipmyn telah terbukti mampu menetralkan venom-venom ular berbisa jenis pit vipers yang hidup di alam benua Amerika Utara.  Dengan adanya netralisasi silang ini, maka memungkinkan bagi beberapa manufaktur, untuk melakukan hiperimunisasi dengan tipe-tipe venom yang jauh lebih sedikit jumlahnya, untuk memproduksi anti venom-anti venom yang sesuai secara geografis.   

Farmakokinetik

Venom dari C.rhodostoma bersifat prokoagulan dan hemotoksik, sedangkan venom dari Naja sp dan Bungarus sp bersifat neurotoksik, yang menyebabkan paralisis neuromuskular, gagal napas dan kematian dalam hitungan menit hingga jam [2, 16, 17]

Dalam waktu 15‒30 menit setelah pemberian ABU ini, biasanya perdarahan akan terhenti, namun proses normalisasi gangguan koagulasi memerlukan waktu hingga 6 jam. Dalam waktu 30 menit, pasien akan mengalami perbaikan terhadap efek neurotoksik racun ular, dimana untuk pemulihan secara total perlu waktu sekitar 24 hingga 48 jam.

Ekskresi kedalam air susu ibu belum ada cukup bukti ilmiah, hanya diperkirakan bahwa tidak ada degradasi produk toksin kedalam air susu ibu.

Eliminasi ABU jenis fragmen Fab adalah cepat, karenanya, pasien perlu diberikan injeksi ABU untuk dosis berikutnya.  Rute primer eliminasi venom dan antivenom, serta produk degradasinya adalah melalui urine.

Referensi

2. David A. Warrel. WHO Guidelines for the Management of Snake-bites. 2010 Retrived on 08 January 2018; Available from: http://apps.searo.who.int/PDS_DOCS/B4508.pdf.
16. Isbister, G.K., et al., Population Pharmacokinetics of an Indian F(ab')2 Snake Antivenom in Patients with Russell's Viper (Daboia russelii) Bites. PLoS Negl Trop Dis, 2015. 9(7): p. e0003873.
17. Maung Maung, T., et al., Kinetics of envenomation with Russell's viper (Vipera russelli) venom and of antivenom use in mice. Toxicon, 1988. 26(4): p. 373-8.

Pendahuluan Anti Bisa Ular
Formulasi Anti Bisa Ular

Artikel Terkait

  • Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
    Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
  • Tinjauan Ulang Golden Period pada Torsio Testis
    Tinjauan Ulang Golden Period pada Torsio Testis
  • Penggunaan Emergency Severity Index untuk Triase di IGD
    Penggunaan Emergency Severity Index untuk Triase di IGD
Diskusi Terkait
Anonymous
05 Oktober 2022
Luka gigitan ular - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
ALO dr. Sonny SpB, pasien gigitan ular yang diduga berbisa, apakah bermanfaat jika luka dirobek dengan pisau dan mengeluarkan darah di area luka gigitan?...
dr. Hudiyati Agustini
29 Agustus 2022
Pertolongan Pertama dan Penanganan Pre-Hospital Gigitan Ular - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pertolongan pertama kasus gigitan ular sering kali menjadi perdebatan. Beberapa literatur mengatakan bahwa pressure immobilization bandages perlu...
Anonymous
21 November 2021
Pasien wanita usia 50 tahun dengan luka bekas gigitan ular 7 bulan yang lalu di lutut kanan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi, pasien wanita 50 th digigit ular 7 bln lalu di lutut kanan dan hanya berobat tradisional. Keluhan dirasakan selama 7 bln ini nyeri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.