Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Indikasi dan Dosis Serum Antirabies general_alomedika 2019-05-27T13:29:26+07:00 2019-05-27T13:29:26+07:00
Serum Antirabies
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Serum Antirabies

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Menurut WHO, indikasi pemberian serum antirabies (SAR) adalah pada kontak kategori 3. Kontak kategori 3 terdiri dari:

  • Luka gigitan atau cakaran tunggal atau multipel oleh hewan yang dicurigai menderita rabies (hewan tidak pernah divaksin, tampak sakit, gigitan terjadi tanpa provokasi)
  • Paparan air liur pada luka atau membran mukosa oleh hewan tersangka rabies

  • Kontak langsung dengan kelelawar [14]

Bila ketersediaan SAR terbatas, maka SAR harus diprioritaskan pada kasus-kasus berikut:

  • Luka gigitan multipel
  • Luka gigitan yang dalam
  • Luka gigitan pada area tubuh yang banyak serabut saraf seperti tangan, leher, dan kepala
  • Pasien dengan kondisi imunodefisiensi berat
  • Hewan yang menggigit terkonfirmasi menderita rabies
  • Luka gigitan, cakaran, atau pajanan apapun terhadap lapisan mukosa oleh kelelawar [15]

Dibutuhkan waktu sekitar 7-10 hari bagi tubuh untuk membentuk cukup antibodi setelah pemberian vaksin antirabies. Sehingga pada saat kontak terjadi, pasien harus diberikan SAR sebagai imunisasi pasif.

SAR paling efektif bila diberikan dalam 24 jam pertama setelah pajanan. Pemberian SAR setelah hari ke-7 kurang bermanfaat karena kemungkinan virus sudah masuk ke sistem saraf. Namun, bila luka gigitan dicurigai sangat berisiko rabies, maka SAR tetap diinjeksikan di sekitar bekas luka. [12,14,15]

Dosis

Dosis yang digunakan pada anak sama dengan dewasa. Dosis SAR dari serum manusia adalah 20 IU/kgBB dan dosis SAR dari serum kuda adalah 40 IU/kgBB.[12-15]

Tidak ada ketentuan khusus berapa volume SAR yang harus disuntikkan secara infiltrasi di area luka. Penyuntikkan seluruh dosis secara infiltrasi di sekitar luka lebih bermanfaat mencegah mortalitas dibandingkan penyuntikkan secara intramuskular. [16] Namun, bila ada kendala anatomis, dokter diharapkan menyesuaikan. Misalnya, bila luka gigitan ada di ujung jari maka volume SAR yang diinfiltrasi di sekitar luka tidak terlalu banyak karena ada risiko kompresi jaringan. Sisa SAR yang belum disuntikkan dapat diberikan secara intramuskular pada deltoid (dewasa dan anak) atau bagian anterolateral paha (anak yang lebih kecil). [14,15]

Referensi

12. Petersen BW, Wallace RM, Shlim DR. Rabies. https://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2018/infectious-diseases-related-to-travel/rabies
13. WHO. Guide for rabies pre and post exposure prophylaxis in humans. https://www.who.int/rabies/PEP_Prophylaxis_guideline_15_12_2014.pdf
14. WHO. Rabies. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rabies
15. WHO. Rabies vaccines and immunoglobulins: WHO position april 2018. https://www.who.int/immunization/policy/position_papers/pp_rabies_summary_2018.pdf
16. Bharti OK, Madhusudana SN, Wilde H. Injecting rabies immunoglobulin (RIG) into wounds only: a significant saving of lives and costly RIG. Hum Vaccin Immunother. 2017;13(4):762-765. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5404375/

Formulasi Serum Antirabies
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Protokol Profilaksis Rabies
    Protokol Profilaksis Rabies
Diskusi Terkait
dr.Ciho Olfriani
28 September 2021
Dosis kedua vaksin rabies terlambat, apakah perlu diulang - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr.Ciho Olfriani
1 Balasan
ALO, dr. Hendra Gunawan, Sp.PD..Bila pemberian dosis kedua vaksin rabies terlambat, misalnya 1 hari, apakah perlu diulang, Dok? Atau tetap dapat diangggap...
Anonymous
28 September 2021
Kontraindikasi vaksin rabies - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Hendra, Sp.PDIzin bertanya dok, apakah ada kontraindikasi tertentu untuk vaksin rabies? Mohon informasinya ya dok. Terima kasih
Anonymous
28 September 2021
Penanganan lain jika tidak terdapat vaksin rabies - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Hendra Gunawan, Sp. PD, izin bertanya dok, bagaimana penanganannya jika seseorang yg habis terkena gigitan anjing liar tapi di faskes daerah dia...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.