Farmakologi Digoxin
Farmakologi digoxin sebagai antiaritmia yang bekerja melalui tiga proses: peningkatan kadar kalsium intraselular, reduksi reuptake katekolamin di ujung terminal saraf, serta mempengaruhi aktivitas listrik jantung.
Farmakodinamik
Digoxin adalah glikosida jantung yang digunakan untuk tata laksana gagal jantung, aritmia supraventrikuler dan mengontrol laju ventrikel pada fibrilasi atrial kronis [7].
Peningkatan Kontraktilitas Miosit Jantung melalui Peningkatan Kadar Kalsium Intraselular
Farmakodinamik digoxin adalah melalui menghambat enzim Na-K-ATPase sehingga meningkatkan jumlah natrium di dalam sel. Natrium calcium exchanger kemudian mencoba untuk mengeluarkan natrium dan membawa masuk kalsium. Konsentrasi tinggi kalsium di dalam sel dapat mengaktivasikan protein contractile seperti aktin dan myosin, sehingga meningkatkan inotropi dan automaticity dan mengurangi kecepatan konduksi [7,8].
Inhibisi Konduksi Atrioventrikular
Digoxin juga menghambat beberapa konduksi atrioventrikular yang melindungi ventrikel dari rangsangan berlebih saat atrium sedang mengalami aritmia.
Reduksi Reuptake Katekolamin
Digoxin mengurangi reuptake katekolamin di ujung terminal saraf, sehingga pembuluh darah lebih sensitif terhadap katekolamin endogen atau eksogen [8].
Mempengaruhi Aktivitas Listrik Jantung
Digoxin juga mempengaruhi aktivitas listrik jantung dalam meningkatkan kemiringan (slope) depolarisasi fase 4, memendekkan waktu action potential dan mengurangi potential diastolik maksimal [7].
Efek Digoxin dengan Konsentrasi yang Lebih Tinggi
Pada konsentrasi digoxin yang lebih tinggi, digoxin dapat mempengaruhi sistem saraf pusat melalui penghambatan enzim Na-K-ATPase [8,9]. Aktivitas nervus vagus meningkat sehingga mengurangi laju sinoatrial dan mengurangi kecepatan konduksi atrioventrikular [9]. Stimulasi area postrema juga menyebabkan mual dan muntah, serta gangguan penglihatan warna. Hal ini merupakan gejala dari toksisitas digoksin.
Farmakokinetik
Farmakokinetik digoxin berupa aspek absorbsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasinya.
Absorbsi
Onset awal digoxin dicapai dalam 0,5-2 jam untuk sediaan oral dan 5-30 menit untuk sediaan intravena. Efek maksimal tercapai dalam 2-6 jam untuk sediaan oral dan 1,5-4 jam untuk sediaan intravena.[8]
Distribusi
Bioavailabilitas digoxin tablet sebesar 60-80%. 20-25% digoxin akan terikat oleh protein. Waktu paruh digoxin selama 3,5-5 hari.[7,8]
Metabolisme
Metabolisme digoxin terjadi di hepar yang menghasilkan metabolit akhir 3 b-digoxigenin dan 3-keto-digoxigenin [7].
Eliminasi
Sekitar 50-70% dosis digoxin akan diekskresikan melalui urin.